24

7.6K 296 7
                                    

Malam menyelimuti dunia untuk memeluk kesedihan, kekecewaan dan kelelahan mereka yang telah dirasakan selama sehari penuh. Memberikan mereka kenyamanan dalam tidur lelap dan menyematkan mimpi-mimpi agar hidup terus berjalan. Harapan dan impian yang membuat semua makhluk didunia terus bertahan.

Jika malam menutup semua keresahan, maka pagi membuka harapan baru.

Arini membuka matanya. Kesadaran bahwa semalam dia bercinta dengan Leo, membuatnya tersenyum malu dan menyembunyikan wajahnya ke dalam bantal. Malu karena tak tau harus bersikap bagaimana jika dia bertemu Leo.

"Apakah kau akan terus membenamkan wajahmu di sana Arini? Bagaimana kalau nanti kau kehabisan nafas?" Leo mengatakannya sembari tersenyum geli. Arini terkejut, hingga dia memutuskan bergerak menyembunyikan dirinya di balik selimut. Masih tak ingin menatap wajah Leo karena dia pasti akan mengetahui betapa saat ini wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Arini hanya menggelemg-gelengkan kepalanya.

Tak mau kalah, Leo segera menyingkap selimut Arini. Arini yang belum siap dan tak mencengkram selimutnya dengan baik, alhasil selimut itu terbuka dan menampakkan wajah Leo yang tak kalah sumringah menatap dirinya. Arini membelalakkan matanya. Terkejut.

Leo tertawa saat melihat ekspresi Arini. Arini tidak tau jika sudah dari tadi Leo terbangun lebih dahulu dan menikmati wajahnya yang terlihat sangat cantik bahkan saat bangun tidur. Kealamian kecantikannya membuat Leo semakin mempesona.

"Aahh... Tidaakk... Jangan pandang aku seperti itu pak.." Arini merajuk malu.

"Pak? Pak? Setelah semalam kau memanggil namaku dengan penuh gairah, sekarang kau memanggilku pak? Beraninya dirimu Arini..." Leo membelalakkan matanya. Merasa kesal karena kini Arini bersikap formal. Arini merasa malu dan menyembunyikan wajahnya di balik kedua telapak tangannya. Leo kemudian menggelitik pinggang Arini karena tak terima dirinya dipanggil pak oleh Arini.

"Ahhahaha.. sudah..sudah..geli.. Leo.. gelii" Arini berusaha menghentikan tindakan Leo. Melepaskan kedua tangannya dari wajahnya dan berusaha menghentikan aksi Leo. Tak sengaja saat dirinya menghentikan aksi Leo, selimut yang sedang dipakai menutupi tubuhnya merosot ke bawah. Dan alhasil, dadanya pun tersingkap.

Leo yang melihatnya, menghentikan aksinya dan terpana menatap ke dada Arini yang membumbung sempurna. Arini yang menyadarinya tatapan lapar Leo segera menutupi dadanya dengan kedua lengannya. Leo menggeram kesal karena pemandangan indahnya tertutupi. Menggeleng-gelengkan kepalanya, Leo memindahkan kedua tangan Arini menyamping dan menggenggamnya di kedua sisi kepalanya. Mendekatkan kepalanya dan mencium puncak dada Arini. Arini mendesah merasakan gairah.

Menggenggam erat kedua telapak tangannya, membuat Arini tak bisa menyentuh rambut lebat Leo. Arini mulai menggeliat saat Leo menguasai puncak dadanya. Terus mengulum, menjilat dan menggigitnya. Arini memekik merasakan gairahnya yang semakin membesar. Dan sekali lagi untuk yang kesekian kali, mereka mencapai puncak kepuasan bersama.

---

Menatap pemandangan diluar dari pintu kaca yang berhadapan dengan balkon, membuat Arini membayangkan bagaimana nasibnya kelak. Apa yang akan terjadi dengan pekerjaannya nanti? Apakah dia harus berhenti sampai disini karena hubungan asmaranya dengan atasannya saat ini? Karena peraturan perusahaan sudah jelas jika tidak boleh ada cerita romansa pada karyawannya, tapi jika itu atasan dan pegawainya, apakah aturan itu masih berlaku?

Aarrgghhh!! Arini menggeleng-gelengkan kepalanya. Pusing melanda. Melihat Arini berdiri mematung, Leo mendekatinya dan memeluknya dari belakang. Aroma aftershave memenuhi penciumannya. Menoleh sedikit tapi terhalang oleh kepala Leo yang kini sedang menciumi lehernya dari samping. Arini memejamkan matanya. Memberikan akses lebih untuk Leo sehingga memiringkan kepalanya.

Uncle Long LegsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang