Hati sakit dan kecewa saat merasakan bahwa apa yang kita inginkan tak lagi ada. Ketika kesempatan sudah di depan mata namun semuanya harus hilang karena jiwa yang terluka. Jatuh dalam kegelapan adalah kuncinya.
Bintang memasuki perusahaan dan menuju ruang kerjanya. Para asisten yang hendak melaporkan sesuatu urung setelah mendapat pelototan Rick yang berdiri di samping Bintang. Memberikan isyarat bahwa tak boleh ada yang mengganggu atasannya.
Mereka pun terdiam mengerti. Rick mendesah pelan melihat kondisi majikannya. Setelah 2 hari mengurung diri di apartemen, di ruang kerja tepatnya. Kini Bintang melangkah keluar dan melihat cahaya. Namun ternyata kondisinya tak jauh lebih baik. Dengan aura yang mematikan dan tak mengenakkan, Bintang seolah kembali dalam dunianya. Kegelapan.
Bintang tak bisa berfikir jernih ketika dunia nya terpusat pada bayangan Arini. Dan bayangan itu memenuhi tiap sudut apartemennya. Tak mampu bernafas dengan baik ketika aroma tubuh dan percintaan memenuhi kamarnya. Kemana lagi harus pergi dan berlari ketika tak ada lagi tempat bahkan di sudut terjauh tempatnya bernaung.
Bahkan ditempat ini pun bayangan gadis itu terus mengikuti. Hatinya terluka dan jiwanya telah kosong. Mendesah pelan seolah ada beban yang mengganjal dadanya, sesak.
Dirinya memang pergi ke perusahaan. Namun pikiran dan jiwanya melangkah ke rumah sakit dimana tubuh Arini berbaring. Ingin melihat wajah gadis itu dekat dan lekat. Sudah 2 hari semenjak dirinya meninggalkan kamar perawatan Arini hari itu. Dan tadi pagi mendapat kabar bahwa Arini telah sadar. Bintang memutuskan untuk menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan sebelum hatinya meronta meminta bertemu sang pujaan hati.
Bintang memasuki kantornya, sementara Rick berjaga diluar pintu. Tanpa disuruh pun Rick tahu apa yang harus dilakukan.
Bintang menuang minuman keras dan menenggaknya dalam sekali teguk. Rasa panas menyeruak menyerang tenggorokan dan tubuhnya.
Bintang menempatkan dirinya di sofa. Memejamkan mata dan berusaha mengenyahkan keinginan terdalamnya untuk pergi. Bayangan Arini menari-nari menggodanya untuk datang dan menjemput. Tapi, hati nuraninya mengatakan bahwa dirinya harus tetap menjauh.
Bintang tak sanggup lagi melihat penderitaan Arini. Terngiang di benaknya kondisi Arini saat di temukan. Hatinya menjerit dan menangis. Ingin mengoyak dadanya yang terasa sangat sakit.
"Aaaaaa!!!!" Prang!!
Bintang terengah-engah. Melemparkan dengan keras gelas kristal dalam genggamannya. Mengacak rambut dan meremasnya kuat. Seolah rasa sakit di kepalanya bisa mengeluarkan bayangan Arini dari pikirannya.
Rick mendengarkan dari luar. Menundukkan kepalanya dan memejamkan mata. Hatinya sedih melihat Bintang tidak menjadi dirinya sendiri. Bintang bangkit dari tempatnya dan membuka pintu. Melangkah keluar begitu saja. Rick yang tengah terdiam segera menyusul langkah Bintang dibelakangnya. Memasuki mobil dan menyuruhnya untuk mendatangi tempat berlatih. Rick menganggukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle Long Legs
General FictionBeberapa bab terakhir sudah mulai di un-publish ya mulai hari ini sampai e-book nya terbit. Ingin tahu lanjutannya, tunggu e-book nya dan masukin ke koleksi mu.. Terima kasih... :) Apa yang akan kau lakukan saat kau tau bahwa orang yang selama ini m...