43

5.1K 257 11
                                    

Special malam ini, update double..

Arini menatap Leo marah. Merasakan dirinya tidak terima dengan pernyataan Leo baru saja. Bisa-bisanya Leo menjadikannya pelarian nafsu yang tak terwujudkan. Menjadikannya boneka untuk memuaskan hasratnya. Arini merasa terhina.

"Dan aku tak akan memberimu jalan keluar dari hukuman itu Leo. Kau dan nafsu sialanmu itu akan terus tersiksa seumur hidupmu!" Arini menyentak tangan Leo dan berdiri.

Namun Leo menangkapnya dan mendudukkannya lagi. Memeganginya hingga gadis itu tak bisa kemana-mana. Berlutut didepan Arini. Menatap Arini dengan tatapannya yang menghujam. Nafas Arini tersengal-sengal karena emosinya begitu besar. Merasa kesal dengan Leo, Arini mengalihkan pandangannya. Tak mau menatap ke kedalaman mata Leo yang tajam. Karena dia tau bahwa dirinya akan terseret dan tersesat di kedalamannya.

"Tidak Arini. Aku tidak akan membiarkanmu. Di awal aku bertemu denganmu, menatap matamu, saat itulah hasrat itu menguasaiku. Aku meyakinkan diriku untuk tak menyentuhmu. Karena entah bagaimana, dari dalam diriku mengatakan kaulah kunci segalanya. Dan bersama denganmu lah aku bisa merasakan kehidupan itu lagi. Tapi karena kau adalah pegawaiku, aku tak mau mematahkan sumpahku. Aku tak mau membawa karyawanku dalam hubungan pribadi. Tapi, aku tak kuasa. Hari itu, aku berusaha mengenyahkanmu dari pikiranku setelah sekian lama. Tapi, kau malah datang menawarkan dirimu." Leo memegang tubuh Arinid dengan kuat. Mendengar kata-kata terakhir Leo, Arini membelalakkan matanya lebar.

"Sialan kau Leo!! Apa? Aku..aku menawarkan diri? Tidak! Itu tidak benar! Aku datang karena kerjaan sialan itu!" Arini meninggikan suaranya dan balik menantang tatapan Leo. "Lepaskan aku!"

"Tidak Arini, aku melihatnya. Kau datang untuk menyenangkanku. Aku melihatnya di kedua matamu. Dalam pandanganmu, aku merasakan hasrat itu. Kau pun sama berhasratnya dengan diriku. Hanya kau terlalu malu mengakuinya." Leo menatap tajam dan mengintimidasi Arini dibawah pandangannya.

"Tidak! Itu tidak benar! Pikiranmu yang kotor yang membuatmu berfikir seperti itu! Itu hanya ada dalam hayalanmu!! Beraninya kau menuduhku seperti itu!!" Arini menggelengkan kepalanya. Berteriak di depan wajah Leo.

"Akuilah Arini. Just... Admit.it." Mengatakannya dengan tegas dan menentang pandangan Arini. Arini terus menggelengkan kepalanya. Menyangkalnya.

"Kau tak menginginkan itu, aku pun sama. Jika aku bisa memilih, aku akan memilih wanita lain dan bukan kamu Arini. Tapi, semua itu kaulah yang terpilih. Kau lah kuncinya. Kaulah hukumanku..." Leo menatap Arini dengan lembut dan semakin mendekatkan wajahnya.

Sambil berbisik di depan bibir Arini, Leo berkata "Kaulah hukumanku dan pemberi hukumannya..."

Arini memejamkan matanya dan mulai terisak. Dadanya terasa penuh dan sesak. Ciuman Leo yang lembut mencairkan segalanya.

Arini melupakan semuanya begitu saja. Ciuman Leo yang semakin dalam membutakan mata batin kesadarannya akan kenyataan. Membawa Arini menuju hasratnya yang terpendam. Bagaimana dirinya ingin selalu menyentuh dan menyentuh tiap inci tubuh Arini.

 Bagaimana dirinya ingin selalu menyentuh dan menyentuh tiap inci tubuh Arini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Uncle Long LegsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang