25

6.8K 278 8
                                    

Dua cangkir cappucino yang masih mengepul menemani 2 insan manusia yang tengah duduk berhadapan. Seorang laki-laki tampan dengan logat inggrisnya yang kental membuat banyak wanita menoleh saat mendengar suaranya yang seksi sedang memandangi perempuan berambut pirang didepannya yang sedang menyungging manis dan menggoda.

"Sedikit lagi aku mendapatkannya. Dan kau akan mendapatkan wanitanya. Karena saat aku mengunjunginya kemarin, terlihat dia sangat bahagia saat menemuiku. Kau tau... Tak ada laki-laki yang bisa menolakku bukan?" Kata si wanita cantik itu. Mengangkat cangkirnya ke depan bibirnya dan mengedipkan matanya.

"Bagus kalau begitu. Ternyata mudah menaklukkan laki-laki seperti itu. Walaupun sudah memakan korban, sifatnya tak akan pernah berubah. Setelah kau menaklukkannya, aku akan segera menandatangani kerja sama perusahaan kita. Katakan pada orangtuamu,untuk tidak mengkhawatirkan perusahaannya. Jika anaknya bisa memuluskan jalanku, aku akan memberikan kompensasi yang besar" kata laki-laki tampan itu sambil menaikkan sudut bibirnya menambah ketampanannya yang liar. Wanita itu membalasnya dengan senyum terbaiknya.

Kling!
Suara pintu cafe terbuka. Si laki-laki yang kebetulan duduknya menghadap ke pintu membelalakkan matanya melihat siapa yang datang dan masuk ke dalam tempat dia sedang bertransaksi. Matanya terus menatap ke arah orang itu, mengikuti arah orang itu berjalan. Dahinya berkerut saat dilihatnya orang itu masuk ke dalam. Dimana ruang private berada dan hanya orang yang memiliki koneksi ataupun yang mampu membayar mahal ruangan itu yang hanya bisa masuk ke dalamnya. Dan dia yakin, orang yang baru saja dilihatnya masuk tidak termasuk jejeran orang kaya maupun berpengaruh. Hanya satu jawaban yang pasti, orang itu mengenal baik si pemilik cafe yang kebetulan tadi dilihatnya masuk bersamaan. Bibirnya tersungging misterius. Suatu kebetulan yang menyenangkan.

Teman wanitanya yang berada dihadapannya mengernyitkan dahinya, karena teman laki-lakinya sedang menatap ke arah belakangnya. Dia pun mengikuti arah pandang temannya, namun tak ada siapapun yang dilihatnya.

"Siapa yang kau lihat?" Tanya wanita itu memecah lamunannya. Laki-laki itu segera mengalihkan pandangannya.

"Tidak ada. Bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang kebetulan kukenal." Laki-laki itu melanjutkan minumnya.

"Baiklah kalau begitu. Aku pulang dulu karena nanti siang aku ada janji dengan orangtuanya. Kebetulan orangtua kami berada dalam satu kumpulan pertemuan." Kata wanita itu sambil mengemas tasnya dan berdiri. Si laki-laki hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian si wanita melambaikan tangannya dan beranjak pergi. Si laki-laki hanya diam dan menghabiskan minumannya. Berfikir sejenak mengambil keputusan dan langkah berikutnya untuk seseorang.

Drrrttt... Drrrttt...
Ponselnya yang diletakkan dimeja bergetar. Tanda seseorang menghubunginya. Melihat nama yang tertera, laki-laki itu mengangkatnya.

"Ya..."

"Info sudah lengkap. Kapan mau kau ambil? Atau aku kirimkan saja via email seperti biasanya? "

"Kirim via email. Sekarang."

Tak berapa lama bunyi email masuk diterima berada di layar ponselnya. Membukanya segera dan membaca isinya. Senyumnya semakin lebar. Tertawa terbahak-bahak. Merasa lucu dengan info yang dibacanya.

Sungguh menyenangkan. Semuanya menjadi lebih mudah.

Menutup ponsel dan berdiri beranjak ke tempat kasir berada. Saat menunggu kasir memberi kembalian, laki-laki itu bertanya kepada wanita yang menjaga didepannya.

"Maaf... Perempuan yang baru saj kulihat masuk ke dalam apakah dia Arini?"

"Anda mengenalnya? Ya... Dia Arini teman baik bos kami. Apakah anda ingin menemuinya? Saya bisa memanggilkannya jika anda mau.." kata wanita itu sambil tersenyum manis pada laki-laki di depannya. Laki-laki itu pun balik tersenyum karena tebakannya betul.

Uncle Long LegsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang