6

8.8K 348 4
                                    

"Oh..sayang..kau sempit sekali..!!"

"Aahh... aaaahhh!!"

Menghentakkan alat vitalnya ke dalam liang kenikmatan pasangan dibawahnya dengan keras, menimbulkan suara tabrakan tubuh yang lembab. Membuat akal sehat melayang tinggi. Mengejar nafsu yang tak ada habisnya, desahan kedua insan itu yang sedang bercinta di pagi hari memenuhi ruangan.

"Oohh...Leoo..ak...akku..segera datang."
"Ki...kkita..datang..bersama..sayang.. oohhh...nikmat sekali!"
"Aahhh...aaaahhhh!!!"

Untuk kesekian kalinya nafsu itu tersalurkan. Tapi, tak ada kata puas dalam diri Leo. Semalam suntuk dia bercinta dengan gadis berambut ikal berwarna coklat. Lesung pipi yang indah terlihat saat dia tersenyum. Selesai sesi bercinta mereka yang tak kenal lelah, membuat gadis itu memutuskan untuk ke kamar mandi. Membersihkan tubuh dan menyiapkan makan pagi mereka. Karena tubuhnya sudah terlalu lelah dan butuh dimasuki makanan.

Memeluk pasangannya dari belakang, Leo mencium leher belakang gadis di depannya. Tak berapa lama, terasa sesuatu yang membesar di belakang punggungnya, gadis itu mengerang.

"Aahh...tidak lagi sayang.. aku sudah terlalu lelah. Aku butuh makanan untuk dimasukkan ke dalam perutku. Dan kurasa kau juga memerlukannya untuk menggantikan tenagamu yang ekstra besar itu.." gadis itu mencicit kegelian.

"Hah..kau benar. Kau selaluuu benar. Kita butuh makanan untuk perut selain yang dibawah sana juga selalu kelaparan akan lubang nikmatmu itu.." kata Leo sambil meremas pantat bundar didepannya. Dia pergi meninggalkan pasangannya untuk berjalan memutar dan menunggu menu sarapan mereka dihidan.gkan.

"Kau bilang hari ini ada rapat, berangkat jam berapa?" Ervina menoleh ke arah sosok tampan bak dewa yunani yang saat ini sedang memakai boxer dan kaos oblongnya. Dia tersenyum manis sambil menghidangkan nasi goreng pedas kesukaan tunangannya itu.

"Rapat..?!" Leo mengingat-ingat sesuatu. Dan saat mengingatnya, Leo berubah gugup. Dia segera mengambil sendok dipiring dn melahap nasinya.

"Ah..iya.. ra..raapat. Nan..nanti aku rapat di kantor dengan klien baru aku."
"Ada apa Leo? Ada yang tidak beres? Kenapa kau menjadi gugup seperti itu?" Ervina mengerutkan dahinya. Heran melihat perubahan sikap kekasihnya itu. Dia merasa sesuatu ada yang ditutupi Leo perihal rapatnya. Apakah rapatnya sebegitu pentingnya sehingga membuat Leo berubah? Batin Ervina.

"Ah..tidak..aku hanya memikirkan kontrak kerjanya. Aku lupa memberitahu Imelda untuk menyiapkan dokumennya. Sebentar sayang, aku akan menelponnya sebentar."

Leo bangkit dari kursinya dan mengambil ponselnya yang berada di dalam kamar. Ervina menatap punggung tunangannya yang semakin jauh. Dia mengerutkkan dahinya. Merasa aneh dengan sikap Leo.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Ervina meletakkan 2 piring nasi goreng di meja yang berada di balkon. Tak lupa 2 gelas jus jeruk dihidangkan disampingnya. Pagi terasa sejuk, dia ingin menghirup udara segar pagi ini ditemani sepiring nasi goreng.

Merasa Leo terlalu lama berada didalam kamar, Ervina menyusul Leo untuk memanggilnya.

Samar-samar terdengar suara Leo yang masih berbicara ditelepon, namun nada berbicaranya terdengar janggal. Terdengar sangat lembut dan dalam. Suara yang tak mungkin dikeluarkan untuk Imelda sekretarisnya.

"...ya... hemm.. baiklah... kita bertemu disana. Tak sabar untuk menemuimu. Ya...baiklah.. Hotel Horizon kamar 32. Tunggu aku disana..aku segera datang.."

Mendengar perkataan Leo ditelepon, mengurungkan niat Ervina memanggil kekasihnya. Dia mundur perlahan.
Hotel Horizon? Bukankah dia bilang akan rapat dikantornya? Untuk siapa dia pergi ke hotel? Atau mungkin dia hanya akan menyapa temannya? Tapi..di hotel?

Berbagai pertanyaan melintas di benaknya. Tak ingin pikir panjang dan berfikiran buruk, Ervina kembali akan menyusul Leo. Namun, sebelum tiba di kamar, Leo sudah keluar sambil memegang ponsel ditangannya. Leo kaget melihat Ervina berad didepan kamar.
"Sayang...kenapa disini?"
"Ah..aku pikir akan menyusulmu karena kau terlalu lama. Tapi ternyata kau sudah selesai.." kata Ervina tersenyum smbil menggayut manja di lengan kekasihnya..
"Oh..iya..maaf. aku barusan memberikan instruksi ke Imelda perihal kontrak kerja kita. Ada sedikit perubahan disana. Maaf sudah membuatmu menunggu.. ayo, aku tak sabar memakan nasi goreng buatanmu." Kata Leo sambil memeluk pinggang kekasihnya.

Ervina semakin mengerutkan dahinya di pelukan Leo. Semakin tidak mengerti dengan penjelasan pria itu. Karena dengan jelas tadi dia mendengar bahwa Leo akan menemui seseorang di sebuah hotel. Ada yang aneh.

Berhubungan dengan Leo dimulai saat dia mendampingi atasannya yang berasal dari Jepang, Mr. Sakamoto Murai. Beliau pria tua yang sangat bijak. Menjadi asisten yang ditempatkan di salah satu anak cabang perusahaan Mr. Sakamoto Murai, menjadikan posisi Ervina sangat penting. Segala sesuatu yang terjadi di perusahaan cabang itu harus selalu dilaporkan setiap harinya oleh Ervina. Juga saat mereka ingin melebarkan sayap dan menjadi investor di perusahaan MIGHTY. Menanamkan saham di perusahaan yang berjaya itu sudah menjadi nilai plus untuk meraup keuntungan yang tidak sedikit.

Siang itu Mr. Sakamoto tiba di Jakarta, dijemput oleh Ervina yang ditemani supir kantornya. Atasannya itu langsung mengajak Ervina untuk menemui calon kliennya. Ervina mengiyakan, patuh.

Tiba di sebuah restoran western di tengah kota, Ervina dan atasannya menuju ke sebuah ruangan private vip. Ruangan yang khusus diperuntukkan bagi mereka yang ingin menikmati hidangan restoran itu tanpa gangguan.
Memasuki ruangan itu, Ervina disambut seorang pria setengah baya dan mempersilakan mereka untuk duduk sambil menunggu atasan mereka yang sedang ke toilet. Tak berapa lama, orang yang ditunggu pun datang. Saat itulah Ervina langsung jatuh hati melihat sosok tampan dengan tatapan tajam elang membuat Ervina tak bisa bernafas. Seluruh panca indera nya berpusat pada laki-laki tampan itu, Leo.

Semenjak hari itu, Leo sering menghubunginya sebagai perantara untuk investornya, Mr. Sakamoto. Hingga akhirnya mereka pun berakhir sebagai kekasih. Ervina tau bagaimana sikap kekasihnya yang dikenal sebagai casanova diantara para wanita. Keputusan terbesarnya untuk hidup bersama bersama laki-laki itu adalah bahwa laki-laki itu berjanji jika mereka hidup bersama maka semua kegilaannya akan wanita akan ditinggalkannya. Dan karena laki-laki itu berjanji untuk berubah dan hanya setia padanya.

Tapi, keraguan Ervina kembali datang saat mendengar penjelasan Leo yang tak sama dengan yang didengarnya tadi. Sejenak Ervina menghapus keraguan,walopun itu sulit. Tapi dia tidak mau mengisi paginya yang damai dengan pertengkaran yang sia-sia. Sehingga Ervina pun membiarkan pemikirannya itu. Dan akan memikirkan langkah berikutnya nanti. Lagipula,saat ini dia juga dikejar deadline dari Mr. Sakamoto dan harus segera dilaporkan.

Uncle Long LegsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang