48

4.6K 231 24
                                    

Arini menegang ditempatnya duduk. Tak mengira akan bertemu dengan wanita itu lagi. Dadanya bergemuruh.  Mempersiapkan diri menyambut kedatangan Valeria. Katherine yang menyadari perubahan raut wajah Arini yang menegang mengangkat alisnya saat mereka bertemu. Arini hanya tersenyum kecil, kaku.

"Tidak, katakan padanya aku sedang istirahat. Suruh dia pulang." Nyonya Talitha yang tadinya terlihat lemah, namun kini lebih baik setelah meminum minuman hangat yang disodorkan Arini.

Arini memejamkan matanya dan mendesah lega. Pegawai rumah tangga itu pun berlalu dari sana dan mengikuti perintahnya.

"Ah... Gadis malang. Setiap kali datang aku hampir selalu menolaknya. Anakku tidak menyukainya tapi gadis itu gencar sekali mendekatiku. Terkadang aku sulit menolaknya."

Arini hanya tersenyum kecil mendengarnya. Ada rasa kebanggaan tersendiri dihatinya saat mendengar bahwa Leo menolak gadis itu.

"Ah iya, terima kasih bantuannya. Maaf, aku jadi merepotkanmu Arini." Nyonya Talitha kembali menatap Arini yang sedang duduk dihadapannya.

"Tidak nyonya, aku yang meminta maaf. Karena kedatanganku sepertinya bukan hal yang baik untukmu. Apakah anda sudah baikan?" Kata Arini kemudian.

Nyonya Talitha menggelengkan kepalanya.
"Aku sudah menunggumu datang semenjak kematian kakakmu. Tapi... Kau tak kunjung datang Arini. Sudah terlalu lama aku menyimpan ini sendirian semenjak suamiku meninggal." Nyonya Talitha membelai punggung telapak tangan Arini yang berada di pangkuannya. Arini diam memperhatikan.

"Nyonya, maafkan aku sebelumnya. Apakah anda ingin pindah ke kamar tidur untuk merebahkan diri? Karena disini sepertinya kurang nyaman untuk ditiduri." Arini menawarkan diri mengantar nyonya Talitha untuk beristirahat.

Nyonya Talitha melambaikan telapak tangannya ke udara.
"Tidak, aku hanya ingin berbincang denganmu. Disini cukup menyenangkan dengan keberadaan kalian berdua. Selama ini aku kesepian. Putraku jarang sekali menginap. Hanya jika dia punya masalah atau sedang kalut, baru dia akan datang beberapa hari. Tapi, jika dia sibuk bekerja maka aku akan sendirian lagi." Nyonya Talitha menceritakan perihal Leo. Arini hanya tersenyum masam.

Dan putramu memiliki banyak waktu untuk menggangguku nyonya.

Nyonya Talitha berusaha menegakkan tubuhnya, Arini dengan sigap membantunya. Walaupun lemah, nyonya Talitha berusaha untuk kuat.

Setelah mendapatkan duduk yang nyaman, beliau mulai bercerita,

"Hari itu adalah hari yang buruk bagi keluarga kami. Perusahaan yang sudah susah payah dibangun oleh ayah mertuaku hampir hancur karena penghianatan salah satu karyawan kami. Dia menjual barang kami dengan harga murah tapi menggantinya dengan yang palsu. Hingga ada satu bangunan apartemen yang didirikan menggunakan bahan-bahan dari kami kemudian ambruk dan hancur. Pihak pemborong tak peduli bahwa itu adalah karena ulah karyawan kami. Karena dia memesannya dari kami, maka kami lah yang harus mengganti kerugiannya. Kami rugi besar-besaran. Kami mengupayakan segala hal, namu masih belum bisa menutupi kerugian itu. Suamiku mengalami keadaan yang sangat buruk. Sampai akhirnya dia jatuh dalam kehancuran. Karena tak sanggup menahan kejatuhanbitu, suamiku melarikan pikirannya dalam minuman keras. Minum dan minum setiap malam. Sampai jatuh sakit dan tak bisa berbuat apa-apa. Ditengah-tengah kehancuran kami, sebuah perwakilan dari perusahaan besar datang. Perusahaan terbesar se-Asia Tenggara menawarkan merger dengan perusahaan kami.

"Kami tidak bisa menerimanya, karena nantinya kami akan berada dibawah naungan perusahaan itu. Sementara perusahaan kami ini kami dirikan dari nol. Dan kami ingin menjalankannya sendiri tanpa ada pengaruh dari luar. Tapi, pilihan lainnya juga tak kalah buruk. Perusahaan kami akan di akuisisi oleh para investor dengan ancaman bahwa perusahaan ini akan jatuh ke tangan mereka dan kami tak mendapatkan apapun. Kami diberi waktu 1 bulan untuk memutuskan. Jika mereka mengakuisisi perusahaan, maka itu adalah kehancuran terbesar bagi kami yang memulainya saat kami tidak punya apa-apa. Perusahaan ini adalah sebuah kebanggaan untuk keluarga Perkasa."

Uncle Long LegsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang