11

9.3K 391 9
                                    

Menekan, semakin menekan kedua tangan gadis itu ke dalam sofanya yang empuk. Leo semakin membabi buta. Tak mengindahkan jeritan dan tolakan dari mulut Arini. Tangisan tak terelakkan. Gelengan kepalanya semakin cepat, ketakutan dan kekhawatiran menguasai pikirannya.

"Lepas...kan... Tidak... Jangan..."
Arini memohon dan memohon. Namun Leo tak mengindahkannya. Setan telah menguasai akal sehatnya. Arini sekuat tenaga melawan kekuasaan Leo atas dirinya. Tangan dan kakinya bergerak tak tentu arah. Semakin kuat dia berusaha lepas, semakin kuat Leo mencengkram dan menguasai tubuhnya. Hingga energinya melemah. Seberapa kuat dia melawan, kekuatannya tak lebih kuat dari kekuatan lawannya. Leo terus mengecap leher Arini. Mengecapnya hingga memerah. Menekan dengan 1 tangannya yang besar, mempermudah baginya meloloskan tangannya yang lain untuk menjelajah bagian tubuh Arini yang lain. Payudara yang mengkal, perut yang datar, dan kulit sehalus sutra. Membuat Leo semakin membuta dengan gairahnya sendiri. Setan yang selama ini terpenjara, mendobrak kuat menuntut kebebasan untuk keluar.
Arini semakin menjerit dan menangis saat merasakan remasan tangan Leo di bagian tubuhnya yang terlalu pribadi. Tidak pernah membayangkan bahwa dia akan melalui hari yang sedemikian buruknya. Dipaksa untuk melayani atasannya sendiri.

Merobek kemeja Arini, membuka tubuh bagian depannya. Membuatnya semakin tak kuasa saat melihat payudara Arini yang terpampang didepan matanya.

Sangat indah. Seindah pemiliknya. Betapa semua wanita akan melirik dengan kecemburuan jika mereka tau bahwa keindahan itu milik gadis ini. Aku tidak sanggup menahannya lagi. Sekarang atau tidak sama sekali.

Batin Leo semakin kuat ingin menelanjangi gadis yang sekarang semakin lemah dibawahnya. Terkungkung dengan kuat dan pemberontakan yang menghabiskan energinya. Membuat Arini melemas dan hanya bisa menangis dan terisak. Melihat korbannya mengurangi perlawanan, membuat Leo semakin berani. Merasa menang dan berada diatas awan. Mengatakan pada diri sendiri, bahwa tubuh lemah itu adalah miliknya. Dan akan dia ambil khusus untuk dirinya.

Melepas satu persatu lapisan demi lapisan yang melekat di tubuh Arini. Membuat tubuh gadis itu semakin polos tanpa selembar kain. Selesai melepas segalanya, Leo mengangkat tubuh lemah itu ke dalam ruangan kamarnya. Diletakkan dengan perlahan dan tanpa berkedip, dia memperlakukan tubuh Arini dengan halus. Karena dia tau, energi Arini telah terkuras habis. Dan tinggal kepasrahan yang dia punya.
Karena gadis itu tau, perlawanan seperti apapun tak akan mengurangi perlakuan Leo terhadap dirinya. Dan dia sudah terlalu lelah.

Menyentuh, membelai tiap inci tubuh Arini. Leo meninggalkan tubuh Arini di atas ranjangnya dan mulai melepas segala kain yg melekat ditubuhnya sendiri. Meloloskan kejantanan yang meminta lebih agar diberi kesenangan. Arini membuka matanya karena tak merasakan adanya gerakan diatas tubuhnya, namun segera dipalingkan mukanya saat matanya menatap tubuh polos Leo. Malu. Diatas ketakutannya, ada rasa malu yang dia rasakan saat menatap tubuh kekar laki-laki itu. Entah apa yang sudah merasukinya. Hingga dia merasakan panas diwajahnya. Dengan masih terisak, dia menutup lagi kedua matanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan lemah.

"Jangan... Jangan pak Leo... Saya mohon... Jangan lakukan terhadap saya..." Isak Arini, meminta dengan lemah. Memohon belas kasihan laki-laki itu. Berharap masih ada celah untuknya pergi.

"Maaf... Arini... Aku minta maaf..." Leo mengucap dengan serak dan berat. Menahan gairah dan amarah. Tidak pernah dia merasakan amarah untuk dirinya sendiri. Karena tidak pernah ada satu kalipun dalam benaknya akan melakukan hal kotor seperti ini. Namun gairah mengalahkan segalanya. Leo menaiki tubuh Arini, mendekatinya dengan perlahan, mendekatkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Arini. Mengucapkan permohonan maaf atas perlakuannya. Namun dia juga tak sanggup menahan gairah yang telah terpendam terlalu lama.

"Aku janji... Akan melakukannya dengan perlahan... Janji... Tidak akan melakukannya dengan kasar..."

"Tidak... Jangan pak Leo... Saya mohon... Lepaskan saya... Saya akan lakukan apapun, namun...lepaskan saya. Jangan perlakukan saya seperti ini..."

Uncle Long LegsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang