part .40

168 50 2
                                    

Seorang pria paruh bayah sedang melihat foto menantu dan anak laki-lakinya yang berada di bingkai foto, Pria itu meneteskan air mata karena kehilangan anak dan menantunya. Ia menatap dengan kesedihan, tidak ada lagi yang harus ia perjuangkan selain melihat cucunya bahagia dengan wanita yang di cintai cucunya.

"Uhhukk......Ukhuhhhkk...."

Sementara itu seorang gadis cantik berambut panajang tengah berdiri di luar sekitar satu jam dan tidak ingin masuk ataupun bertemu yang berada dalam mension yang bagaikan Istana itu.

Gadis itu terpancar dengan kesedihan di wajahnya seolah tidak ada lagi semangat dalam dirinya. Tidak ada lagi harapan di dalam dirinya. Semunya ia berpikir seolah di telang bumi. Semua menghilang sekejap saja raut wajah cantiknya hanya menatap di sekelilin taman seluas lapangan di sertai bunga warna-warni yang bermekaran indah di seluruh mension mewah itu.

Ia berjalan dengan santai perlahan di sekitar taman bunga. Dan ia tidak peduli dengan tatapan asisten rumah tangga yang sedang melihat kecantikkan nya dan ia tidak peduli dengan bisik-bisikkan di sekitarnya.

"Donna Ellinda" Panggil Bianca ibu asuh Adrian Robie.

Langkahnya terhenti saat, tubuhnya menoleh dan melihatnya dengan mata seduh di hadapan Bianca. Ia berharap bisa bertemu dengan Adrian mension yang telihat besar tanpa Adrian tidak akan pernah datang ketempat ini lagi.

"Donna. Kenapa tidak masuk? hmmm?"tanya Bianca.

Gadis itu hanya diam. Dan berpikir ia harus membiasakan diri tanpa Adrian di sampinnya lagi, kalau bukan paksaan bianca untuk datang ke mension keluarga Adrian ia tidak akan datang.

"Bu"ucap pelang gadis itu.

Adrian yang sedang sibuk bekerja di sekitar dapur dan menempel sticker bunga di seluruh dapur. Adrian yang tidak terbiasa bekerja membuat Amanda marah dan berteriak-teriak memarahi Adrian karena pekerjaannya tidak ada yang ia bisa.

"Kau ini pria atau wanita hmm? lihat itu, itu belum tertempel dengan lekat. Dasar pria lemah"Bentak marah melihat Adrian yang sejak tadi bekerja dengan keras.

"Lemah?siapa?Dimana?disini?kok aku tidak lihat?" tanya Adrian dengan kesal sambil menunjuk-nujuk sticker ia tempel.

Sreeeekk

Hanya satu detik sticker yang ia tempel terlepas semua dan menutupinya di seluruh tubuhnya. Amanda yang melihatnya tersenyum dengan picik lalu mencoba mengerjainya.

"Kamu meledekku haa!Rasakan itu"ucap Amanda dengan bahagia.

"Makanan datang"Panggil Carissa.

"Wahhhh cepat sekali sarapannya datang"Sahut Amanda berlari kearah Carissa.

Carissa yang melirik di sekitar ruangan tidak melihat suaminya selain tumpukkan sampah yang berangtakan.

"Adrian mana?"Tanya Carissa kepada Amanda yang sedang menikmati waktu makannya.

"Lagi terkubur dalam bunga"jawab Amanda sambil tersenyum.

Adrian yang mendesah kesal melihat istrinya dan bosnya sedang makan dengan bahagia hanya membuat kemarahan Adrian meluap-luap dengan berjuta kekesalan di hatinya.

"Lihay hari yang indah dan matahari sedang bersinar dengan cahayanya. Setalah bekerja keras kita bisa menikmati makan siang dengan bahagia"ucap Amanda dengan tetap tersenyum.

"Apa? hanya aku yang bekerja keras"ucap kesal Adrian.

Carissa yang hanya melihat pertengkarang mereka sejak tadi membuatnya kesal tapi di tepisnya karena ia tahu suaminya adalah pria yang baik.

"..... Dasar pria pendendam? berhenti makan sebelum habis lauknya"teriak Amanda yang sedang beraduh mulut dengan Adrian.

"Siapa yang pedendam"bentaknya.

Amanda mengibas tangannya sejenak. Selesai makan siang Amanda berpikir sejenak dan melihat Adrian dengan tersenyum lembut.

"Adrian Robie. Aku sudah menelepon jasa pindah rumah, kamu bisa memberskan sendiri? ada tempat Carissa dan aku datangin"Tanya Amanda.

"Kami akan pergi waktu empat hari. Apa kamu tidak apa-apa kalau aku tinggalkan! apakah kamu akan baik-baik saja?"ucap Carissa.

"Tentu saja,aku seorang pria dan aku juga akan kembali bekerja mulai besok "jawab Adrian dengan senang.

Tiga jam telah berlalu Adrian masuk melihat-lihat ruangan di seluruh apartemennya dari sudut ke sudut. Carissa yang berjalan dan melihat suaminya yang terlihat senang hanya menutup matanya dengan kecewa.

"Maaf karena aku kamu akan menderita, tapi jika semua pekerjaan aku selesai aku akan memberikkanmu ke hidupan yang nyaman"

"Tidak. Bukankah rumah ini sangat indah, aku sangat bahagia bisa tinggal di rumah kita sendiri dan hanya kita berdua, kamu bisa pulang saat selesai kamu bekerja dan ayo kita mulai dari awal buatmu dan tetaplah tersenyum."Ucap Adrian sambil tersenyum manis di depan Carissa dan membuat Carissa terdiam.

"Baiklah"singkat Carissa dengan dingin.

Aku tidak pernah berpikir hal ini akan terjadi

"Apakah tahun ini kalian juga senang?aku tidak tahu kenapa aku merindukkan kalian tahun ini. Anakmu sudah menikah dengan gadis yang ia cintai?"

Meskipun aku selalu berpikir ini hanya kebiasaan para orang tua. Hatiku terasa berat. Rasanya aku ingin kabur. Kalau aku terus berpikir hanya mengikuti arus aku pikir aku bisa mengatasinya. Aku tidak penasaran pria seperti apa suamikku. Kupikir kamu adalah pria yang berusaha kabur dari rumah..... Aku ....hanya diriku yang penting. Dan berhentilah tersenyum tampan di tengah rumah kecil itu . Saat kamu tahu betapah brengseknya wanita seperti diriku, aku tidak bisa lagi kabur karena ada kamu.

Adrian tiba di rumah Austhin dengan membawakan beberapa makan untuknya selama seminggu. Ia berjalan di dapur dan membuka kulkas lalu menatap foto istrinya bersama Austhin yang telihat bahagia di sampin kulkas.

"Seperti ini tak apa kan? semoga ia suka. Aku berani berasumpah Austhin, kamu gadis terhebat yang kedua setelah istriku... Terimakasih untuk semua ini."Guman Adrian dengan memberikkan jempol di depan foto Carissa dan Austhin.

Senyum Adrian berubah saat mendengar seorang pria berbicara dari arah belakannya. Ia berbalik dan melihat sosok pria yang ia kenal dari majalah bersama istrinya.

"Jadi kamu? kamu.. Suami Carissa? ......"sahut Arthur yang sedang berdiri menatap datar Adrian yang terkejut dengan kedatangannya di rumah Austhin dan hanya memakai celana boxer hitam tanpa berpakaian.

"Ar...Thur....?Singkat Adrian melihat Arthur yang berdiri di depannya.

SUPER MODEL  (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang