part. 47

122 41 2
                                    

Marshall keluar dari rumah Auddison dan berjalan menyusuri jalan di sekitar pantai. Tampak beberapa orang menikmati pantai di malam hari. Sedetik ia berhenti saat melihat sesosok wanita tengah berdiri di dekat mobilnya dengan hembusan angin malam.

" Kamu sudah mau pegi?" sahut Amanda.

" Ada hal yang tidak bisa aku lewatkan besok pagi. Dimana mereka?"

" Aku tidak tahu. Aku menyuruh mereka melakukan sesuatu tapi mereka belum kembali juga sejak sore. Mungkin sedang berdua atau kecan. Telepon juga tidak di angkat." Amanda yang menjelaskan sambil melirik ke pantai dengan rambut yang berangtakan.

" Sampaikan maafku karena aku meninggalkan mereka berdua" Lanjut Marshall lalu berjalan mendekati mobilnya dengan membuka pintunya.

Amanda menatap senduh kedepan. Marahall yang mengerti apa yang terlihat di mata Amanda hanya menunggu apa yang ia inginkannya.

" Hmmm... Tolong bantu kami?" singkat Amanda dengan pelang.

Marshall yang tersenyum melihat wajah wanita yang di depannya meminta tolong padanya hanya tersenyum bahagia.

" Apakah ini berhubungan dengan Auddison?"

" Carissa harus tampil di filemnya, aku tahu ia mempunyai bakat"Lanjut Amanda dengan tegas.

" Dia adalah seorang sutradara yang tidak mendengar orang lain. Tapi aku akan kasih kamu satu syarat? ayo kita pergi kencan sebanyak empat kali."

Amanda yang tadinya serius tiba-tiba di buatnya merasa bodoh oleh pertanyaan Marshall yang sejak tadi hanya tersenyum dan khawatir.

" Apakah aku harus tidur denganmu juga....?" Bentak kesal Amanda membuat Marshall takut padanya.

" Hmmm... Kau tidak seseksi itu juga... Bagaimana dengan makan malam?" Ucap takut Marshall saat menatap wanita di depannya.

" Apakah kau bodoh?" bentak Amanda

" Aku peduli pada Carissa sama denganmu. Aku juga ingin tahu sampai mana ia mencapai bakatnya di filem Auddison. Tapi aku tidak bisa janji, aku memberikan rekmodasi dan aku memberikan video lama Carissa. Ya selanjutnya biyar dia yang tentukan."

Entah berapa lama mereka duduk diam di rumah makan. Tidak satupun kata keluar dari mulut mereka tapi bagi Adrian dan Carissa terasa damai.

Carissa perlahan-lahan mencoba melirik suaminya yang sedang duduk di dekatnya. Adrian sangat tampan dengan rambut coklat ke emasannya. Kesunyian tepecah saat Adrian melihat istrinya telah memandangnya sejak tadi.

" Ada apa? apa kau ingin pulang? ah jangan-jangan kau memang sangat merinduhkanku?" ucap Adrian mencoba mendekat ke arah istrinya.

" Kau, apa?" Tanya Carissa. Adrian berdiri dengan santai penuh senyum dan hampir membuat jantung Carissa meledak.

Adrian tersenyum sambil mengambil tangan Carissa dan mencium lembut sambil tertawa melihat istrinya kemerahan di wajahnya.

" Apakah kamu menangis saat kamu merinduhkanku?" tanya Adrian dengan bahagia.

" jangan bersikap menyebalkan di depanku"Bentak Carissa dengan kesal meninggalkan suaminya tanpa mempedulikan panggilan suaminya.

APISODE kali ini sangat pendek jadi aku minta maaf ya soalnya novel ini aku rencana akan segera aku tamatkan 👱👱👱maaf ya sudah membuat kalian menunggu lama dengan novel aku. Akhir-akhir ini aku sangat lelah dan capek dengan aktivitasku belakangan ini 😢😢😢

SUPER MODEL  (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang