part. 43

96 48 0
                                    

Carissa duduk bersama Auddison dan menimun bersama. Saat tubuh mereka telah kembali dari butiran air hujan di malam yang sunyi dalam rumah makan.

"nah silakan minum? hei nak ayo minum?" tanya Auddison dengan keadaan senang.

"Berhenti memberikan minuman untuknya! anak ini sudah habis kesadaran, kamu juga sudah cukup. Aku tidak akan kukasih lagi, mengerti." Bentak nenek pemilik warung makan.

Sluurpp

Carissa yang sejak tadi hanya meminum tanpa henti di depan Auddison dan nenek pemilik tokoh.

"Dengarkan kata-kataku! kalau anak ini mati karena banyak minum, akan aku katakan anak ini mati karena di bunuh olehmu. Karena itu cepat hentikan, mengerti." Bentak nenek Clhoe.

"Bahkan nenek-nenek di desa saja berkata menuntut. CSI* telah menghancurkan negara kita." Ucap sinis Auddison di tunjukkan kepada nenek pemilik tokoh.

CSI (CRIME scene investigation). Auddison melirik Carissa yang tengah berbicara di hadapannya dengan ekspresi menyedihkannya.

" Tolong jadikan aku aktor yang bersinar dan yang sesungguhnya. Sebenarnya setalah bertemu denganmu, aku harus berpikir bagaimana aku akan berbicara padamu dengan sopan? tapi aku tidak ingin berbohong lagi. Aku tidak pernah serius dalam berakting. Aku masuk dunia model dan hanya mengikuti apa perintah agensiku. Aku tidak memiliki cita-cita dan gairah dalam drama ataupun di dunia model. Tapi untuk pertama kalinya aku ingin serius, tolong. Bantu aku menunjukkan siapa diriku yang sesungguhnya." Tanya Carissa dengan murung terlihat dari wajahnya.

Auddison yang hanya terdiam mendengar setiap detik ucapan Carissa hanya memandang tidak peduli dan datar.

" Kenapa aku harus membantumu?" Singkat Auddison dengan meminum segelas tekukan.

"Tolong aku?"

" Kau tahu hal apa yang paling kubenci? anak-anak sepertimu. Akan berusaha sebaik mungkin katamu? aku bertemu banyak 100 anak yang sepertimu setiap harinya. Ahh menyebalkan sekali. Awalnya aku tertarik padamu tapi sekarang minatku hilang." Ucap Auddison dan berdiri dan mencoba meninggalkan Carissa sendiri.

Dreeekkkk

" Hei model. Karena aku berhutang pada agenmu, akan aku katankan satu hal padamu dan dengarkan baik-baik. Tidak perlu repot, jalankan saja hidupmu. Dan baik-baiklah pada orang tuamu karena sudah melahirkanmu,dan teruslah berpacaran dengan kekasih tersayangmu itu. Ini bukan drama yang di mainkan oleh remaja yang sedang pubertas sepertimu. Mengerti? aku pergi nenek masukkan tagihannya kepadaku" Teriak Auddison dan berjalan keluar dan mencoba membuka pintu meninggalkan Carissa.

Auddison yang terhenti karena teriakkan keras Carissa dan terdiam dan berbicara sopan dan memelangkan suaranya.

Kreeekkk

" AKU! aku bukan orang seperti itu! Ah....Tidak.... Aku bilang sejak tadi dan panjang lebar aku tidak berbohong padamu.... Benar. Ak orang seperti itu. Karena itu.... Tolong bantu aku kali ini saja, aku ingin berubah sekarang. Aku benci dan muak pada diriku seperti sekarang ini..... A...Ku ingin mengubah diriku." Ucap Carissa raut wajah yang bisa di pikirkan oleh Auddison yang sedang memandangnya.

Carissa yang pingsang dengan suara hujan deras dan kesunyian di ruangan rumah makan ambruk dengan seketika.

Bruukkkk

Nenek pemilik tokoh yang melihat Carissa ambruk karena minum sangat banyak hanya berteriak dan memanggil Auddison yang tengah berdiri di depan pintu.

" OMG! kenapa dia! hei nak sadarlah? apa yang kau lihat bajingan sialan cepat masuk dan bawah gadis ini" teriak nenek Clheo dan marah.

Sementara itu di kota London dengan langit cerah dan di penuhi bintang yang berkalap kelip di malam hari membuat kedua pria menikmati waktu makan malamnya di aparteman kecil dan di penuhi bintang di teras apartemennya.

" Langitnya sangat cerah dan banyak bintang yang bersinar malam ini" ucal Marshall di depan Adrian yang menikmati minumannya.

" Ya"

" Kalian berdua menganggap ini romatis tapi bagaimana dengan kedua orang tuamu akan tahu hal ini dan merasa sedih? apa mereka tahu kalian pindah kemana?" Tanya Masrhall dengan penasaran.

" Kedua orang tuaku sudah meninggal. Mereka mengalami kecelakaan saat aku masih kecil dan aku di besarkan oleh kakekku satu-satunya. Dia belum tahu aku pindah dan mungkin dia akan merasa sedih kalau tahu hal ini tetapi..... Kalaupun ia tahu , ia tidak akan banyak berbicara itulah dia. Dia orang seperti itu."

Adrian yang menundukkan kepalanya dengan sedih hanya mencoba tersenyum dan tegar.

" Maaf aku tidak tahu, kamu pasti sangat kesepian. Yah Carissa juga tumbuh seperti itu. Ayahnya menghilang saat ia masih kecil. Dan tidak lama ia mendengar ibunya menikah lagi, dia tumbuh dengan mengurus dirinya sendiri. Aku yakin dia tinggal di dunia yang kejam seperti sekarang ini. Carissa juga banyak mendapat luka dengan orang terdekatnya. Walaupun aku tahu luka terbesar yang ia dapatkan adalah keluarganya. Karena itu, ia bersikap dingin kepada orang lain dan datar.... Itu sebuah pertahanan diri? 'Jangan mendekat terlalu jauh aku tak ingin kau terluka' dia selalu berbicara seperti itu, karena itu ia menjauhkan dirinya. Dia berpikir daripada di lukai lebih baik ia kesepian" Marshall berbicara panjang lebar.

Malam yang cerah di kota London dan semua orang memulai dengan hari yang panjang dan malam yang terberat di bagi semua orang.

Adrian yang menatap keluar jendela di tengah malam membuat dirinya tidak dapat tidur dnegan lelap. Ia berpikir dan mengingat apa yang di katakan Marshall sebelumnya.

"Meskipun ia tahu dia salah. Dia tidak tahu caranya. Karena dia tidak banyak mendapatkan cinta. Dia tidak tahu mendapatkan cinta yang benar. Karena itu ia tidak bisa bersama Arthur karena mereka mirip bagaikan cermin. Dua orang yang kosong bertemu dan tidak tahu mengisi satu sama lain. Karena itu mereka tidak tahu kalau mereka menyakiti sati sama lain. Mereka salah dan menyakiti satu sama lain." Ucap Marshall.

Adrian hanya menatap bintang dan melihat seluruh kota London dengan kesibukan semua orang.

Sementara itu Carissa mendapatkan email masuk di tengah malam membuat tidurnya setengah sadar dan membalas email masuk dan tertidur.

Hujan yang deras di desa yang jauh dari kota. Suara butiran hujan membuat Carissa terbangun di pagi hari. Terlalu pagi untuk memulai semuanya. Jam menunjukkan angka 6 dan melihat di sekelilin ruangan kamar yang bercorak merah muda yang sangat asing di mata Carissa.

Carissa yang teringat akan kemarin malam membuat dirinya terbangun dari atas tempat tidur. Ia berjalan keluar kamar dan di lihatnya sebuah foto keluarga besar terpajang di dinding ruang tamu.

Carissa yang menatap lama dan teringat apa yang harus ia selesaikan untuk hari ini adalah bukan hal yang mudah baginya. Ia keluar tanpa membawa payung untuk melindungi tubuhnya karena deras hujan di pagi hari.

Ia berjalan menikuti sepanjang pinggir pantai dan di lihtanya sutradara Auddison tengah duduk di gubuk pantai dengan menikmati rokoknya dan secankir kopi.

SUPER MODEL  (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang