part. 41

132 51 0
                                    

Pagi hari Arthur berjalan ke dapur dan melihat Pria yang seumuran dengannya sedang menatap foto Carissa bersama Austhin. Arthur yang melihat pria yang di depan matanya dan berpikir jika pria di depannya adalah suami Carissa , Adrian Robie yang sedang tersenyum.

"Ar....Thur"Singkat Adrian yang terkejut melihat Arthur yang sedang berpakaian sexy dengan celana boxer hitamnya.

Sementara itu Carissa bersama Amanda sedang menikmati pantai di pinggir desa. Carissa yang sedang berbicara dan karena Amanda yang sejak tadi berteriak-teriak di sekelilinnya hanya menatap kesal. Carissa mencoba menelpon seseorang untuk membatu suaminya pindah rumah.

"Pantai.....Pantai "teriak Amanda dekat Carissa yang sedang menelpon membuat kebisingan Amanda menggangunya

"Ya...Ya baiklah. Tolong ya. Aku ingin kamu membatu suamiku yang tidak tahu apa-apa itu" Ucap Carissa.

"Pantai...Pantai"Teriaknya lagi.

"Aku sedang di pantai bersama tante gila?"

"Laut"teriak Amanda di telinga Carissa.

Adrian duduk di ruang makan sambil menunggu Arthur bergantian baju di kamar istrinya. Jendela besar dekat dengan meja makan, Adrian duduk sambil mengepalkan tangannya dengan menahan emosinya.

Dengan pikiran kemana-mana hanya tertunduk kesal tapi ia mencoba tetap menormalkan pikiran positif.

Tap...Tapp

"... Aku harap kamu tidak marah. Aku pasti terlalu banyak minum semalaman. Jika aku banyak pikiran aku tidak bisa tidur selain Carissa meminjamkan lengannya jadi batal tidurku. Maaf kamu pasti tidak paham kisah aku dan Carissa"ucap Arthur dengan datar dan mencoba menatap Adrian yang sedang duduk lalu berdiri di depannya.

Adrian yang mendengar kata-kata yang membuatnya cemburu di hadapannya tetap berpikir positif lalu tersenyum di depan Arthur. Arthur yang melihat senyum pria yang sedang melihatnya membuat Arthur kaget dan menunjukkan ekspresi datarnya.

"Ya aku tidak paham sama sekali. Aku tahu lengan istriku sangat nyaman tapi kamu perlu mencari jalan lain untuk semua masalahmu yang kamu hadapi. Seperti yang kau lihat sekarang dia adalah milikku. Lalu, apakah kau sadar kalau kau masuk ke rumah orang lain tanpa permisi? Jadi tolong kedepannya jangan seperti ini karena ini sangat menggangu."Tanya Adrian dengan mengacak-acak rambutnya membuat sinar matahari dari belakangnya membuatnya terpancar caya dengan ketampanannya.

Bagi Adrian semua orang mempunya masalah di masa lalu. Ia tertawa di wajahnya dan ia tahu masa lalu hanya untuk di lupakan dan tidak terkait dengan masa depannya.

"Aku dengar kau terlahir di keluarga kaya,bukankah rasa cemburu di anggap sebagai salah satu tujuang untuk di hindari sebagai seorang suami? lalu, menerobos masuk? maaf saja tapi dari dulu kami masuk ke rumah satu sama lain begitu saja. Sebaiknya kau cari tahu lebih banyak lagi soal itu."Lanjutnya

Wajah datar Arthur dengan senyum sinis di wajahnya tanpa menyembunyikannya di depan Adrian. Adrian yanh menanggapi dengan tidak marah hanya membuat marah Arthur.

".... Woahhhh ... Kamu sebenarnya hidup di masa apa? Tujuh hal yang harus seorang suami? Aku tidak akan marah dengamu, kau hanya seseorang dari masa lalu tapi aku ada disini untuk selamanya. Memalukkan sekali jika aku marah hanya seseorang dari masa lalunya. Lalu, ada satu hal yang harus kau tahu? sekarang tidak ada lagi kata 'KAMI' untukmu dan istriku, sekarang hanya ada kata aku dan istriku adalah 'KAMI'." Ucap Adrian dengan menunjukkan wajah dinginnya tanpa pengetahuan Carissa.

Adrian berbicara dengan dingin dan menimbulkan kepercayaan dirinya di depan mantan Carissa yang terlihat marah di depannya. Ia tidak ingin istrinya pergi bersama Arthur. Bagi Adrian Carissa tidak boleh pergi, dia hanya boleh pergi jika Adrian memanggil Carissa harus datang dan Carissa boleh pergi ketika ia mengusirnya pergi.

Arthur yang membenci suami Carissa mencoba menjelaskan dengan kesal.

"Sepertinya kami tidak mengerti ya,pernikahan? itu tidak sebanding dengan yang kami lalui selama ini bersama. Apa yang kau ketahui tentang kami? belum lama ini Carissa menangis untukku."Lanjut Arhur dengan membuat Adrian marah di depannya tetapi Adrian mencoba tidak menanggapinya sama sekali.

"Pergilah, kau hanya pria yang mencoba menghacurkan pernikahan orang lain dan itu sangat memalukkan"Bentak Adrian dengan lembut.

Arthur yang mendengar hal yang tak masuk akal membuatnya maraha hanya kerana perkataan Adrian.

Kreeekkk.... Kreeek...

Mashall tiba di rumah Austhin. Marshall yang mengendarai mobilnya dan melihat Arthur yang keluar dari rumah Austhin langsung menghentikan mobilnya dan berjalan cepat menghampiri Arthur yang sedang membuka mobilnya dan hendak pergi.

Bruuuummmm

Marshall dengan cepat menahannya dan ia berhasil membuat Arthur membuka kaca mobilnya tetapi dengan fokus kedepan.

"Hei kenapa kamu keluar dari rumah ini? apa yang hendak kamu lakukan di rumah Austhin? bukankah kau sudah selesai dengan Carissa." Marshall yang melihat ekspresi Arthur sangat marah langsung memandang khawatir apa yang sedang terjadi di dalam.

"Aku tidak akan membiyarkan pria seperti dia menghacurkan kami"guman Arthur tegas dan sangat marah terlihat dari sorotan matanya.

"Apa maksudmu? dia tidak ada hubungannya dengan putusnya kalian. Sadarlah"bentak Marshall dengan kesal.

"...Tidak.... akan" singkat Arthur dan meninggalkan Marshall.

Bruuuummmm.....

"Ada apa dengannya?"

Marshall yang berlari masuk ke rumah Austhin dan berharap tidak terjadi apa-apa seperti yang ia takutkan. Ia berharap Arthur tidak menggunakan kekerasan saat ia mengacam Adrian. Ia masih sedikit khawatir dan takut.

" Adrian Robie... Adrian apakah kau di atas?"Teriak Marshall sambil berjalan di sekitar ruangan dan melanjutkan menaiki anak tangga.

Dimana dia? apakah dia sedang menangis? kagawat....

Marshall mencoba berjalan ke tempat kamar Carissa dan membuka pintunya. Saat ia melihat berbagai botol minuman dan makanan ia langsung tahu apa yang sedang terjadi.

kleakk

"Adrian apa kau ada disini?Apa ini Arthur pasti bermalam disini?dia pergi begitu saja setelah membuat kekacauan. Dia orang yang paling menyebalkan di dunia ini."

"Dia benar-benar minum banyak semalam?"sahut Adrian di belakan Marshall. Marshall yang kaget Adrian berada di belakan langsung beteriak.

"Akkkkkk"

"Apa yang kamu lakukan disini?"tanya Adrian lalu tersenyum baik pada Marshall.

" Istrimu memanggilku untuk membatumu pindahan?katanya kamu melakukan pindahan sendirian jadi dia memintaku untuk membantumu."

Adrian yang tidak ingin masuk ke kamar istrinya karena Arthur yang bermalam di kamar istrinya. Ia merasa tidak suka dengan kamar istrinya yang telah di pakai oleh pria lain.

"Apakah kamu bisa priksa kamar istriku? aku tidak tahu apa yang harus ia bawah dan apa yang harus ia tinggalkan. Tolong batu aku"lanjut Adrian dengan ekspresi yang tak biasa membuat Marshall mengerti apa maksudnya.

"Apa itu ? bukankah itu handuk Carissa. Berikan padaku aku akan meralikannya."

"Ah.... Ini akan aku bakar sampai hangus... Hangus"Adrian yang langsung berubah dengan ekspresi yang bisa membuat orang ketakutan.

Marshall mengerti apa yang di ucapkan oleh Adrian dan hanya mengganguk dan berkata sambil tersenyum.

"Aku mengerti? kamu pasti kaget karena Arthur ada disini, kan? aku pikir ia sudah paham saat bertemu dengan Carissa kemarin malam. Aku akan bicara lagi dengannya, jadi lupakan saja"

"Tidak. Aku tidak mau istriku tahu tentang ini. Itu akan menggagunya dan aku tidak mau hal itu, ya.... Aku juga sudah banyak bicara."Lanjut Adrian dan tertawa bersama Marshall.

"Tapi apa yang di lakukan Carissa di pantai?"

"....Ehh dia pergi kepantai?"

Tiiiiiiiiinnnnnnnnn

Carissa yang melihat Amanda sedang berdiri di tengah jalan dengan mengangkat kedua tangannya kedepan. Carissa sangat Shock dengan apa yang di lakukan dengan hal-hal aneh dan terlibih lagi mobil sedang berlaju di tengah jalan.

SUPER MODEL  (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang