part.51

115 20 0
                                    

Adrian berjalan keluar kamar dan mencari istrinya yang tidak kelihatan di sekitar dapur. Adrian yang mendengar suara yang di kenalnya lalu menghampirinya menuju ruang tamu.

" Austhin? kapan datangnya. Aku baru selesai mandi."Sahut Adrian dengan tersenyum manis di depan Austhin saabat istrinya.

" Hei Adrian Robie. Apa kabar?" panggil Austhin dengan menatap penuh arti Carissa yang tidak di anggap di sekitarnya. Bagaikan hantu yang tidak terlihat oleh kedua yang sedang saling merinduhkan.

" Baik, bagaimana denganmu?"tanya Adrian.

Austhin berjalan mendekati dengan riang. Ia memeluk suami Carissa dengan hangat membuat kerinduan pada dirinya hilang.

" Aku rindu kamu sayang." peluk Austhin dengan bahagia.

Carissa yang melihat situasi mereka berdua hanya terdiam dan tidak ingin menggagu keromatisan mereka. Austhin yang cuek mencoba menghilangkan tatapan sahabatnya.

" Adrian bukannya kamu bilang, kamu sibuk?" tanya Carissa dengan kesal melihat Austhin memeluk suaminya di depan matanya sendiri.

" Kenapa kamu cemburu?" goda Austhin dengan sinis.

" Apa kau cemburu hehehe"senyum Adrian.

Adrian yang mulai terpesona dengan sikap cemburu istrinya. Ia melepar tatapan istrinya dengan angkuh.

Dan tatapan Carissa di gantikan dengan cemburu saat ia mendengar perkataan Suaminya.

" Kalian tidak merasa ada yang marah?" tanya Carissa dengan kesal.

" Apa hatimu yang terbakar? hahahah" goda Austhin. Ia membuat Carissa sedikit memanas dengan mempererat pelukkan Adrian.

" Hatimu? hahahha" ucap Adrian dengan bahagia melihat sikap istrinya yang sedang menatap cemburu oleh sikap Adrian.

Adrian yang menahan kebahagiaannya di hatinya. Adrian meninggalkan Carissa dan Austhin untuk mengobrol santai tanpa ada gangguan darinya.

Adrian berjalan kearah istrinya. Saat ia menghentikan langkah kakinya karena melihat wajah Carissa yang sedang marah padanya. Adrian tersenyum sambil mengelus rambut Carissa lalu meninggalkan mereka berdua.

" kamu cukup hebat! kamu sudah mendapatkan sutradara Auddison yang orang lain tidak bisa mendapatkan hatinya!" ucap Austhin kepada sahabatnya.

" Aku akan ikut audisinya dan selain itu sutradara Auddison tidak sukap padaku. Dan kemungkinan nya tidak besar untuk bisa lulus dari Audisinya." Lanjut Carissa dengan datar saat mengingat apa yang terjadi kemarin malam.

Austhin yang melihat Carissa. Ia hanya bisa meberikan semangat untuk sahabatnya itu.

" Sutradara Auddison memang seperti itu pada semua artist, tidak hanya kamu tapi semua orang. Jadi kamu tidak perlu banyak pikiran, kau harus berusaha lagi dan kerja bagus kawan" ucap Austhin dengan memukul Carissa lalu memeluk sahabat baiknya itu.

" Ter....imakasih....?Tapi apakah kamu marah padaku? karena aku tidak menelponmu beberapa hari ini?" guman Carissa.

Carissa yang melepas pelukkan Austhin dan melihat sahabatnya tersebut. Dengan harapan besar ia tidak marah padanya.

Austhin yang berhenti memeluk Carissa. Mata Austhin yang mulai berubah, tatapan dingin di matanya dan di gantikkan sedikit bercanda.

" Cinta itu memang tidak adil.Karena aku lebih jauh mencintaimu dan apa yang harus aku lakukan untuk bisa membencimu. Aku sangat sayang padamu Carissa Arben." Ucap Austhin dengan sedikit bercanda. Tetapi hati Carissa selalu ada Adrian.

Sementara Austhin mulai menaruh perasaan kepada suami sahabatnya sejak malam itu. Ia tidak bisa menghianati sahabatnya tetapi cintanya pada Adrian mulai tumbuh tanpa pengetahuan Adrian dan Carissa.

Carissa sedikit berbaring karena perjalanan jauh dari syutin. Austhin yang menutup matanya sejenak lalu berkata dengan dingin.

" Apakah kau sudah menyelesaikan masalahmu dengan Arthur?" tanya Austhin dengan dingin lalu membuka matanya.

" ..... yeah sepertinya..."Singkat Carissa.

" Lalu! bagaiaman dengan suamimu? dan yang aku dengar sutradara Auddison tidak suka dengan skandal. Apa kalian baik-baik saja? dan tentang.... Uang yang di berikkan oleh Thomas Robie kakek Adrian yang kamu terima saat menikah hanya dengan uang... Kalau itu masalahanya aku bisa bantu." Tanya Austhin tanpa melihat Carissa.

Carissa yang cukup diam. Lalu tersenyum kecil dan berkata dengan arti bahagia.

" Tidak perlu... Aku tahu perasaanmu yang sebenarnya, dan aku sudah terlalu banyak di bantu olehmu. Jadi mulai sekarang aku akan selesaikan masalahku sendiri, tidak apa-apa kan" jawab Carissa dengan bahagia saat ia tahu bawah persaan Carissa mulai mencintai suaminya.

Austhin yang mendengar hal itu. Ia bangkit dari tidurnya lalu memeluk Carissa dengan sedih.

" Disini sangat nyaman, bolehkah aku tinggal disini? aku sangat kesepian di rumahku." Sambil memeluk Carissa dengan kesepian di hatinya. Apa lagi ia tidak bisa menyembunyikan perasaa sukanya terhadap Adrian suami Carissa.

SUPER MODEL  (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang