Setalah makan malam, Adrian keluar dan bersantai seorang diri tanpa menggangu Carissa bersama Kru yang telah menyelesaikan Secne terakhir.
Zachendro berjalan keluar dari ruangan. Ia mencoba meninggalkan keramaian dan menghirup udara malam.
Saat ia berjalan keluar halaman. Ia melihat Adrian sedang mengisap sebatang rokok. Zachendro mendekati sambil membawa gitar miliknya.
" Semua sedang makan dan bermain, kenapa kau sendiri di luar?"sahut Zachendro dan berjalan kearah Adrian yang menatap polos padanya."Tahukan, berpura-pura baik itu bukan hal yang menyenangkan untukku. Aku sangat frustasi melihatnya sejak sore tadi?"lanjut Zachendro dengan kesal.
" Aku hanya ingin sediri." Singkat Adrian.
" Brisik aku benar-benar benci kamu yang seperti ini."Bentak Zachendro dengan marah melihat sikap dingin Adrian hanya kepadanya.
Adrian yang melihat sikap pria yang tengah mengomel di depannya hanya tersenyum dengan sikap malu-malu Zachendro.
" Kenapa kau melihatku seperti itu?"tanya Zachendro.
"Aktingmu benar-benar bagus hari ini. Aku sangat tersentuh." Ucap Adrian sambil mengusap kepala Zachendro dengan lembut.
Zachendro yang tiba-tiba saja sangat kaget dengan tingkah laku Adrian. Ia tidak percaya sikap pria yang cukup dingin berubah menjadi lembut padanya.
" Tentu saja. Aku, aku ingin berakting bersama. Maksudku berusaha latihan mati-matian." Guman kesal Zachendro dengan wajah memerah karena mendapat pujian untuk pertama kalinya.
"... Eh? Aku tidak mendengar apa yang kamu bicarakan?"lanjutnya dengan menahan senyumnya karena sikap Zachendro terlihat lucu untuk di permalukannya. Membuat Adrian menahan tawanya.
Seketika Zachendro terlihat serius di depan Adrian Robie. Ia merasa, ia sangat kesal dengan sikap Carissa yang menyembunyikan status pernikahan mereka.
"Kalau mau di rahasiakan pernikahan kalian?jangan bermesraan di depan umum, karena semua staf akan curiga dengan sikap kalian." Tanya Zachendro.
Zach tidak ingin, sikap Adrian yang tidak suka dengan rahasia pernikshan tanpa di ketahui oleh publik. Zach seketika berdiri dengan kesal sambil menarik gitar miliknya.
"Sudahalah, aku tahu rahasia kalian berdua. Tapi tentang yang lainnya, tidak ada yang salah dengan perasaan dan cinta. Tetapi jika hanya seorang yang berkorban di antara kalian pasti akan runtuh. Dan itu adalah penyesalan orang itu sendiri, apakah kau mengerti apa yang aku bilang?" Ucap Zach lalu berjalan meninggalkan Adrian.
Adrian seketika berdiri sambil menatap Zach dengan apa yang baru saja ia bicarakan. Setelah apa yang telah di ucapkannya.
Adrian mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa ia jawab di depan Zach yang berhenti sambil berbalik menatap Adrian.
"Hal....itu tidak akan terjadi"jawab Adrian dan membuat Zach berbalik.
"Ya, meski begitu di dunia ini tidak ada hal yang tidak mungkin, Nak. Kamu jangan salah paham, aku hanya bilang nikmati cinta yang tumbuh itu, ayo pergi." Lanjut Zach dengan tersenyum.
Adrian yang tidak bisa berkata-kata. Ia hanya menatap Zach dengan aneh padanya. Di tambah ia tersenyum dengan angkuh.
"Heii... Berhenti! Hei kamu.... ? Bagaimana kamu langsung pergi? Lalu ... Kamu memanggilku NAK,katamu? meskipun kamu berbicara tidak sopan padaku tapi aku lebih tua darimu? Lalu berapa umurmu hah? Hei...?"Bentak Adrian dengan kesal, ia melempar Zach dengan botol minuman plastik.
Carissa sangat terkejut mendengar sutradara Auddison yang memberikan respon baik terhadap aktingnya beberapa hari ini.
"Carissa kamu sudah bekerja dengan baik. Dan aku akan menambah beberapa adegen untukmu, terimakasih. Karena tidak mengecewakanku." Ucap sutradara Auddison dengan bahagia.
Asisten Auddison yang melihat tersenyum. Lalu ia berteriak dengan keras atas pekerjaan malam ini dengan membuat makan malam.
"Karena besok tak ada jadwal! Nikmati makan malam kalian semua dan istirahat yang cukup" sahut asisten Auddison dengan keras.
"Ya. Selamat malam sutradara dan terimakasih." Jawab semua staf dengan bahagia lalu melanjutkan makan malamnya.
Mata Carissa terbuka lebar. Ia tidak melihat suaminya dalam ruangan tersebut. Carissa yang baru menyadarinya, seketika ia berdiri dari kursinya lalu mencari di sekitar kru dan keluar ruangan.
Austhyn menatap arah sahabatnya. Ia langsung mengikuti Carissa yang terlihat tergesa-gesa.
" Adrian Robie! Mana Adrian Robie?" Guman Carissa dan tidak menyadari kehadiran Austhyn di sampinya.
"Iya,ya......?" Singkat Austhyn dengan tenang.
Carissa berbalik dan mendengar suara yang tak asing di telinganya.
"Sejak kapan kau disitu?" Tanya Carissa.
"Sejak kamu keluar?"lanjutnya.
Adrian yang tersenyum sambil membawa beberapa makanan dan di susul oleh Zachendro. Sejak pertengkaran keduanya Zach mengikuti Adrian di supermarket dan memebeli beberapa makanan penutup dengan harga cukup mahal bagi yang melihatnya.
Auddison berbicara dengan datar di depan Adrian yang tiba-tiba saja memberikan beberapa makanan. Zach tidak paham tentang Adrian yang seketika memberikkan makanan.
"Aku? Kapan?" Tanya Auddison dengan datar dan tak paham.
"Anda tadi bilang begitu......? Dan mau makan itu...? Apakah sutradara meminta itu...?" Tanya asisten Auddison.
"Aku tidak tahu,apakah aku pernah meminta itu?" Lanjutnya.
Adrian terus tersenyum tanpa megeluarkan satu katapum. Sementara Zach paham apa di otak Adrian dengan senyumnya itu.
"Apa ini? Ternyata dia memang tidak baik, pria brengsek ini ingin menyuap sutradara?" Guman dalam hati Zachendro dengan kesal.
Carissa berjalan bersama Austhyn dan melihat suaminya bersama sutradara dan asistennya. Zach yang melambaikan tangan untuk Austhyn saat melihatnya bersama Carissa.
"Adrian Robie!" Panggil Carissa saat melihat Adrian tengah memberi makanan untuk Auddison.
"Ya! Kau sudah selesai?" Sahut Adrian dan meninggalkan sutradara dan asistennya.
Adrian dan Zach berjalan menuju Carissa yang tengah memanggilnya. Zachendro yang terus tersenyum di depan Austhyn.
Auddison mencoba berbalik. Lalu ia berpikir sejenak saat kepergian Adrian dan Zachendro mengikuti Adrian dengan tatapan penasaran.
"Kenapa Zachendro mengikuti mereka?" Ucap Asisten Auddison yang terus saja menatap kepergian mereka dari jauh.
Auddison menatap datar. Ia berbicara dengan serius saat mendengar gossip sesaat yang sedang bekerja.
" Apakah anda mendengar sesuatu! Aku mendengar rumor aneh dari staf. Tidak benar kan?" Tanya aisten Auddison
"Sebenarnya aku tidak mepedulikan hal itu. Asal mereka tidak membuat scandal dalam flemku." Lanjut Auddison.
"Meskipun begitu, bagaimana dengan perang piskopat lainnya yang akan di perankan oleh Patrick Melion? Dia menolak peran ini, kita harus mencari penggantinya." Tanya asisten Auddison dengan tetap mengikutu Auddison sepanjang jalan.
"Sudahlah. Kalau tidak ada dia, flemku hanyalah sampah baginya. Kamu tidak perlu khawatir dan urus saja pekerjaanmu." Lanjut Auddison dengan datar sambil menikmati cemilan dari Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPER MODEL (Tamat)
RomanceCARISSA seorang model remaja 20 tahun Dan sejak kecil ia sudah di jodohkan dengan pria kaya ADRIAN ..... CARISSA seorang MODEL yang menyembunyikan perasaannya seperti kelinci Dan ADRIAN seorang pria yang hanya tertujuh kepada CARISSA seperti see...