part. 46

123 43 0
                                    

Suara ombak di musim hujan, laut dan ciuman yang manis pertama di dahi. Kembali ke titik awal,itulah yang di rasakan Adrian. Sejak ia mengatakan mencintai kepada istrinya, hubungan mereka semakin membuat Carissa tersentuh.

Walaupun banyak rintangan yang mereka berdua lalui. Setelah Carissa mencium dahi suaminya yang tengah menutup mata dan berharap lebih. Tanpa di sadarinya Carissa mulai berjalan dan meninggalkan suaminya yang tengah menutup matanya.

" Sedang apa kau? kita harus pergi." Panggil Carissa yang tengah menghentikkan langkah kakiknya.

" Itu saja?" singkat Adrian.

" Apa?" Tanya Carissa.

" Bagaimana dengan bibir?"

" Apa-apaan sih cepat" Bentak Carissa melanjutkan jalannya tanpa peduli berbalik melihat suaminya yang sedang kecewa.

" Musim panas berlalu, musim gugur telah datang. Ciuman juga harus di lakukan secara urutan. Pertama di dahi terus harusnya di bibir." Guman Adrian dengan marah.

Carissa yang mendengar apa yang tengah di keluhkan suaminya hanya menatap malu dan menghentikkan jalannya dan berbalik berjalan kearah suaminya.

" Kamu ini? berhenti mengomel dan tetap berjalan tuan mesum." Lanjut Carissa.

"Cih"

Sementara itu Marshall menghela nafas dengan berat di sertai keringat dingin.

" Apa.....Apakah ada yang ingin kau katakan. Kenapa kau melihatku. Aku sedikit takut..... Jadi bisakah kau menjauh?" Ucap suara gagap ketakutan.

Amanda yang telah tiba hanya memandang Marshall dan melihat seekor kucing cantik berwarana putih lalu berteriak keras penuh kebahagiaan.

" Kyaaaaaaa seekor kucing cantik" teriak Amanda dengan berbunga-bunga.

" Syukurlah kau datang. Ummhhh maaf bisakah kau mengagumi kucing itu di luar saja"

Amanda yang terdiam mulai mengerti melihat Marshall ketakutan dan menjauh darinya lalu mengendap-edap di depan paggar rumah Auddison.

Kekacauan yang di buat Amanda membuat Marshall berteriak-teriak dengan keras. Auddison yang mendengar suara ribut di depan rumahnya langsung mendobrak paggar rumahnya dengan kasar.

" Amanda Cookyes" Teriak Auddison.

" Asta...ga" guman pelang Marshall yang tidak terlihat dari depan.

" Kau mau apa? kenapa kau membuat keributan di depan rumahku? lalu apa kau lupa apa yang telah aku katakan? apakah kau bodoh? aku hanya memintamu untuk pergi. Kenapa kau juga masih muncul di hadapanku?" Ucap kasar dan datar membuat Amanda hanya terdiam.

Marshall yang mendengarnya sangat marah dan menjawab ucapan pria yang tidak ia kenal yang sedang memarahi wanitanya.

"Ucapanmu kasar sekali tuan. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi, tapi bisakah kau berhenti berbicara kasar kepada seorang wanita lemah dengan kasar." Marshal memeggan pintu dari sampin secara kasar dan mencoba membantinya tepat di depan wajah pria yang tidak ia kenal.

" Apa.. pfff wanita lemah?" senyum Auddison.

Kreeeikkk

Brakkkk

" Tuan" teriak Amanda dengan kaget saat melihat Auddison kesakitan.

Carissa dan Adrian telah tiba di penginapan barunya yang tepat dengan kediaman rumah sutradara Auddison.

Suara terdengar keras dari pinggir jalan dan ketiga orang yang di kenal Carissa tengah bertengkar hebat di depan matanya.

Dua jam telah berlalu Auddison yang tengah menahan sakit membuat Amanda berlari mencoba menolongnya.

Marshall merasa kecewa dengan sikap baik Amanda kepada pria yang tidak ia kenal sambil menutup wajahya.

Amanda yang tiba-tiba memarahi Marshall dengan kesal karena sikap kasar Marshall. Sesaat Auddison mengangkat wajahnya dengan dingin lalu melirik pria yang telah menyakiti wajahnya.

Marshall yang menyadari pria yang tengah memandangnya dengan datar langsung memanggil dengan kaget.

" K...Au Auddison si pria ajing pemarah?"tanya kaget Marshall.

" Kau Masrhall pria berwajah bodoh itu?" Ucap Auddison dengan tatapan tidak percaya melihat kawan lamanya tengah berdiri di depannya

SUPER MODEL  (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang