Part.75

174 11 0
                                    

Mungkin jika Carissa tidak mengatakan kata-kata yang terlihat di mata Austhin sejak beberala hari ini. Mungkin malan ini ia akan sangat marah dengan sahabatnya yang terus saja memandang suaminya dengan penuh harapan dan cinta yang mendalam dari sorotan matanya.

Austhin tersenyum senang menatap Carissa yang berbicara jujur dari sebelumnya. Ia bisa melihat membuang nafasnya dengan berat dan matanya menatap Carissa.

Sementara di luar di tengah hutan Amanda berjalan dan duduk di tengah bukit tinggi sambil mandang laut yang sangat dingin. Ia duduk seorang diri dan saat ia menatap dengan kesal ia terdiam.

" disitu... Disana atau disana..... Aku tidak tahu dimana ya? Aku benar-benar tidak tahu....."Guman Amanda dengan kesal.

Marshall tiba dan melihat Amanda tengah duduk seorang diri.....

"Ternyata wanita ini sangat bodoh? Nah, ingat ya. Jangan lupa lagi?" Sahut Marshall dengan meraih tangan Amanda.

Amanda terdiam saat tangannya di raih dari belakang. Ia melirik Marshall dengan tatapan bertanya.

"Apalah kau dari sana? Rumah mewah di atas bukit....? Dulu cantik sekali tapi.... Sekarang kumuh dan berangtakan,kan..? Aku selalu ke bukit dan menyalahkan api di malam hari ..... Agar aku bisa melihat dia di sebrang lautan! Tapi orang yang aku tunggu tidak kunjung datang dan aku membencinya, duduk disini dan memandang lautan. Aku berpikir apakah dia seperti ini juga! Kalau dilihat saja bisa di gapai dengan tangan. Ingatan oleh keluarga dan di tolak membuat air mata mengalir........ Ku beritahu satu hal aku mencintai Ayah Carissa... ?" Ucap Amanda dan melirik Marshall.

"Karena itu aku sangat menyukaimu?"

"Kamu sangat aneh?" Lanjut Amanda.

Carissa dan Amanda terus berbicara sambil menikmati malam yang semaking larut. Amanda yang terlihat muram dan sedih malam ini membuat Carissa menatap bingun.

"Saat pertama kali kamu naik di acara Show, aku ingin mengajarimu berjalan saat itu, tapi kau tolak dan di maki semua orang. Dan aku menyukaimu. Sekarang aku marah padamu Carissa. Di sampingmu ada pria yang baik tetapi kau malah mengurusi Arthur, aku membencimu. Hari ini aku datang bukan karena Adrian tapi kamu? Tampar saja aku sampai kau puas, tapi jangan sampaj mati,ya. Aku menyatakan perasaanku pada Adrian." Ucap Amanda dengan serius sambil menatap Carissa.

Carissa terdiam. Ia tidak bisa marah dengan sahabatnya tersebut. Carissa bangkit dari tempat duduknya dan mendekati Amanda dan mencoba berbicara.

"Wahhhh.... Kau gila ya? Apa katamu?" Singkat Carissa dengan tersenyum.

"Diam kau?" Bentaknya.

"Sepertinya ada yang salah dengan kepalamu?" Tanya Carissa sambil mengacak-acak rambut Amanda.

Srekk....

Srekkk....

"Pergi kau!"

" terus apa jawaban pria itu?" Lanjut Carissa.

"No." Singkat Amanda.

Carissa memeluk Amanda. Ia merasa bersalah kerana sudah membuat Amanda patah hati karena suaminya. Tetapi bagi Carissa ia tidak bisa marah karena ia sangat menyanginya.

"Maafkan aku. Meskipun aku tidak akan lega jika memukulmu, aku sangat menyangimu, bodoh. Selain itu, kamu di campakkan... Kasihan... Aku cekik sebentar ya kamu" Canda Carissa sambil memeluk sahabatnya yang terlihat sedih malam ini.

"Pikiranmu membuat semua orang menunggu, kamu, Adrian, bahkan Arthur." Ucap Amanda.

Carissa bangun sangat pagi saat ia mendengar kata-kata Amanda. Ia baru sadar jika selama ini yang ada untuknya hanya suaminya.

Ia meninggalkan Amanda yang sedang tertidur dan berjalan di parkiran mobil menuju rumah sakit. Dimana kakek Adrian di rawat sejak kemarin malam.

Aku sudah banyak waktu membuat Adrian menunggu dan memilih waktu yang salah. Kenapa aku baru sadar sekarang, hanya ada Adrian dan itu sudah cukup.

SUPER MODEL  (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang