02

18.7K 586 6
                                    

"halo? Kenapa?"

"Bisa temenin aku ga ke toko buku?"

"Kapan? Sekarang?"

"Iyaa, mau kan?"

"Yaudah, bentar lagi aku jemput."

"Oke."

Allisya bersorak senang ketika Devan mau menemaninya ke toko buku. Sebenarnya sudah lama juga mereka tidak jalan berdua, itu sebabnya Allisya meminta Devan menemaninya padahal ia bisa pergi sendiri.

Allisya segera mengganti bajunya. Ia membongkar isi lemarinya mencari pakaian yang bagus, padahal semua pakaiannya itu tidak ada yang tidak bagus. Tapi Allisya ingin tampil cantik dihadapan Devan nanti, karena itu ia mencoba mencari pakaian yang sangat pas untuk ia pakai nanti.

Pandangannya jatuh pada sebuah rok selutut berwarna navy dan kaos putih.

**

"Huffttt...." Devan menghela nafas berat setelah menerima telepon dari Allisya.

"Kenapa Van?" Tanya seorang laki-laki disebelahnya dengan mata yang fokus pada layar handphone.

"Gue takut rel." Devan tampak gusar.

"Takut kenapa Van?" Kini seorang laki-laki yang sedari tadi sibuk dengan gitar yang dipegangnya ikut menimpali.

"Gue takut semuanya terbongkar, gue....gue takut Allisya tau yang sebenernya."

"Ga bakal, selama lo ga kasih tau ke dua sih." Laki-laki itu kembali memetik gitarnya.

"Tapi gue ngerasa bersalah sama dia." Lagi-lagi Devan merasa sangat salah pada pacarnya itu.

"Yaelah gitu doang lo pikirin, santai aja kali."

"Ini semua juga karena ide gila lo Farrelio Naufal Adhiyaksa!!" Laki-laki bernama Farrel itu yang tadinya sedang asik dengan handphonenya itu berjingkat kaget mendengar suara Devan yang naik beberapa oktaf.

"Lo kenapa sih??" Laki-laki disebelahnya meletakkan gitarnya dan memandang Devan kesal.

"Dia terlalu baik, Refal. Gue ngerasa bersalah sama dia. Bahkan dia sempet nanya ke gue tentang hubungan kami yang lebih kayak sahabat menurut dia."

"Ga seharusnya lo kasih ide gila itu ke gue rel." Kini matanya menatap Farrel tajam.

"Lah kenapa gue? Lo juga mau-mau aja." Bantah Farrel tak mau disalahkan.

"Kan lo yang maksa bego!" Laki-laki bernama Refal tadi langsung menjitak kepala Farrel.

"Sakit anying!" Farrel tak terima dan membalas menjitak kepala Refal.

"Ck! Gue mau pergi aja, capek liat lo berdua ribut terus kek anjing sama kucing." Devan lalu beranjak dari duduknya dan melangkah keluar dari kamar Farrel.

Mereka memang sedang berkumpul dirumah Farrel.

"Eh mau kemana lo??" Tanya Farrel sedikit berteriak karena Devan sudah menghilang dibalik pintu.

"Jemput lisya!!" Jawab Devan yang juga setengah berteriak.

**

Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang