18

8.2K 308 6
                                    

Devan keluar dari mobilnya dan berjalan menuju kelasnya dengan matanya yang sesekali terpaku pada layar ponselnya. Sebenarnya tadi ia ingin menjemput Allisya, tapi gadis itu mengatakan jika pagi ini ia akan diantar oleh Azriel.

"Devan!!"

Degg!

Devan terpaku saat seseorang memanggilnya dan memeluknya dari belakang.

Tidak! Devan mengenali suara ini. Suara dari seseorang yang sangat dibencinya. Bahkan pelukan ini? Ia masih mengenalinya.

"I really miss you." Seseorang itu masih memeluknya erat.

"Lepas!" Devan melepaskan secara kasar pelukan itu membuat sosok itu tersentak kaget.

"Devan? Kok kamu kasar gitu ke aku? Kemana Devan yang dulu?" Gadis itu menatap Devan tak percaya.

"Mati!" Devan segera meninggalkan gadis itu.

Devan tidak pergi ke kelasnya, melainkan rooftop. Ia butuh untuk menenangkan pikiran saat ini. Devan menyentuh dadanya yang terasa sesak. Melihat gadis itu, sama saja seperti mengoyak luka lama yang telah lama kering. Ingatan masa lalu itu kembali muncul dibenaknya.

"Hei! Tungguin aku." Remaja laki-laki itu berlari mengejar seorang gadis yang seumuran dengannya.

"Cemen ih! Masa kejer aku aja ga bisa, hahaha!" Gadis itu tertawa sambil berlari menjauhi laki-laki itu yang tak lain adalah Devan.

"Dapet kan! Bilang apa tadi, hm?" Devan memeluk gadis itu dari belakang setelah bisa menangkapnya lalu menggelitik gadis itu.

"Hahahaha! Ampun... Geli--hahaha." Gadis itu meronta meminta Devan untuk tidak menggelitiknya lagi.

"Makanya, jangan remehkan aku." Kata Devan setelah menghentikan apa yang dilakukannya tadi.

"Ikut aku yuk!" Gadis itu menarik tangan Devan hingga mereka berada tepat dipinggiran danau.

"Aku mau kamu janji sama aku." Ujar gadis itu setelah mereka duduk diatas rerumputan sambil menikmati angin yang berhembus sepoi-sepoi.

"Janji apa?" Kening Devan berkerut.

"Jangan pernah tinggalin aku ya?" Gadis itu mengangkat kelingkingnya.

"Iya. Aku ga bakal tinggalin kamu kok, janji. Karna aku sayang banget sama kamu." Devan menautkan kelingkingnya dengan kelingking milik gadis itu.

Ting!

Sebuah notifikasi yang masuk di ponselnya membuat Devan tersentak dari lamunannya.

Farrelio
Woi!
Lo dimana sih?
Bu Ayu udah masuk nih!

DevanAM
Otw kelas

Devan memasukkan kembali ponselnya ke saku celananya. Kemudian ia berjalan meninggalkan rooftop.

"Permisi Bu." Devan mengetuk pintu kelasnya dan masuk kedalam.

"Darimana kamu?" Bu Ayu menatap Devan horor.

"Toilet Bu." Devan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Bu Ayu memicingkan matanya. "Dengan masih membawa tas?"

"Hm.. itu tadi saya datangnya agak lama gitu, jadi ga sempet taruh tas." Alibi Devan.

"Baiklah, kamu boleh duduk sekarang." Devan menghela napas lega ketika Bu Ayu mempercayai alibinya. Kemudian ia berjalan menuju tempat duduknya.

Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang