"Eh, curut! Lo ngapain masih disini?"
Allisya yang baru saja keluar rumah ingin membuang sampah, terkejut melihat Dion yang masih berada diteras rumahnya. Bukankah tadi Allisya sudah menyuruhnya untuk pulang?
"Lo gak lupa kan sama yang tadi?"
Alisnya terangkat, "Yang mana?"
Dion menghela nafas, "Capek gue ngomong sama lo. Ya jalanlah!"
"Oh. Males ah, mager gue. Mending dirumah, rebahan. Atau nggak nonton Drakor, liat oppa-oppa ganteng."
"Ck! Dasar kaum rebahan! Kaum halu! Udah sana cepetan! Waktu lo cuma 5 menit. Sana masuk!" Paksa Dion cepat.
"Pemaksaan njir! Yaudah iya!"
Dengan perasaan dongkol, akhirnya Allisya menurut saja. Ia lalu pergi ke kamar nya untuk mengganti baju, karena saat ini dia hanya mengenakan legging abu-abu dengan kaos pink.
***
"Ini kita mau kemana sih, woi?! Panas nih!"
Allisya terus menggerutu dibelakang. Ini sudah setengah jam, dan mereka hanya berkeliling saja. Ck! Sebenarnya laki-laki ini mau membawanya kemana sih? Mana cuacanya panas banget lagi.
Ya wajar sih. Sekarang ini jam 1 siang, dimana matahari bersinar masih sangat terik. Dan Dion malah membawanya keluar, tanpa tau lagi akan kemana.
"Ke rumah gue gimana? Biar gue kenalin sama orang tua gue, itung-itung pdkt sama calon mertua." Allisya mendengus sebal mendengar ucapan Dion.
"Bener-bener gak waras lo!"
"Ya salah lo sih. Bisa gak sih jadi cewek tuh gak usah cantik-cantik banget? Kan gue jadi gak waras ngeliatnya."
"Bodoamat gue gak denger!"
Allisya menggeram menahan kesal. Astaghfirullah, sepertinya Allisya harus banyak-banyak beristighfar didalam hati. Menghadapi lelaki yang satu ini sungguh menguji kesabaran. Benar-benar menyebalkan!
Dion terkekeh dibalik helm full face nya. Ternyata, membuat gadis ini kesal benar-benar menyenangkan. Lihatlah wajah kesalnya itu, menggemaskan sekali.
"Gak usah manyun gitu lo, tambah jelek. Entar bukan kayak singa lagi, tapi kudanil."
Allisya sengaja tidak merespon ucapan Dion barusan, yang lebih terkesan seperti ledekan. Dia tau, jika menyahuti ucapan Dion, sama saja akan membuat dirinya semakin kesal. Jadi ya, lebih baik dia diam saja.
Akhirnya Dion menghentikan motornya didepan sebuah restoran. Laki-laki itu turun dari motornya kemudian membuka helm full face nya.
"Lo tunggu sini bentar ya, gue ambil pesanan dulu." Allisya hanya mengangguk.
Selang beberapa menit, Dion kembali dengan membawa tiga plastik besar yang sepertinya berisi beberapa kotak nasi. Laki-laki itu tampak kesulitan membawanya.
"Sini gue bantu."
Dion tersenyum tipis, kemudian menyerahkan satu plastik pada Allisya.
"Untuk apa, makanan sebanyak ini?" Allisya bertanya dengan raut bingungnya.
"Nanti lo juga tau." Dion tersenyum misterius, membuat Allisya semakin bingung.
Allisya kembali naik ke motor dengan sedikit sulit karena tangan sebelahnya memegang plastik. Kemudian, Dion mulai menjalankan motornya.
___
Dion menghentikan motornya didepan sebuah rumah yang berukuran lumayan besar. Tidak, sepertinya itu bukan rumah biasa. Allisya membaca tulisan pada sebuah plang yang terpasang didepan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker [Completed]
Teen FictionCantik? Banget! Pintar? Pasti! Badgirl? Tentu saja! Kalimat itu cocok untuk mendeskripsikan sosok gadis bernama Auristella Allisya Lesham. Gadis ceria namun urakan yang selalu membuat masalah disekolanya. Ruang BK ada tempat favoritnya. Keliling la...