"Di jemput?" Allisya menoleh kesamping dan mendapati Devan sedang berdiri disana.Saat ini, dia sedang menunggu Azriel menjemputnya didepan gerbang sekolah.
"Iya."
"Mau bareng aja?" Tawar Devan.
"Gak usah, sama Abang aja." Gadis itu menggeleng pelan.
"Gak pulang?" Tanya Allisya saat Devan tetap berdiri disebelahnya.
"Nungguin kamu."
"Oh."
Drrtt...
'Ya bang?'
'Dek, gue gak bisa jemput lo nih. Ada meeting dadakan soalnya. Lo balik sama temen aja, gapapa kan?'
'Oh, yaudah gapapa.'
'Yaudah, tiati ntar.'
'Iya.'
Tut.
Allisya menghela napas. Azriel tidak bisa menjemputnya. Tapi tidak apa, dia mengerti. Semenjak meneruskan perusahaan Edward, Azriel menjadi lebih sibuk. Jadi Allisya tidak mau memaksa jika Azriel harus menjemputnya. Lagipula dia bisa pulang naik taksi bukan?
"Kenapa?"
Oh! Allisya lupa jika masih ada Devan disampingnya. Dia pikir laki-laki itu sudah pulang tadi.
"Bang Azriel gak bisa jemput."
"Oh, yaudah. Bareng aku aja ya?" Tawarnya. Allisya hanya mengangguk.
Devan tersenyum. Memaklumi sikap Allisya yang irit bicara sekarang. Dia paham, gadis itu masih belum benar-benar menerima semuanya. Tapi Devan yakin, Allisya akan kembali ceria seperti dulu lagi.
Tangannya meraih tangan mungil itu dan menggiringnya menuju mobilnya. Devan membukakan pintu untuk Allisya, baru setelahnya dia menuju dan masuk ke kursi kemudi dan segera menyalakan mesin mobilnya untuk segera meninggalkan perkarangan sekolah.
***
Allisya melihat-lihat rak bukunya. Bukan! Itu bukan rak buku pelajaran. Tetapi semua koleksi novelnya. Dia melihat satu persatu novel itu lalu menghela napas. Semua novelnya sudah dia baca. Lalu apa yang harus dibacanya sekarang? Saat ini dia benar-benar ingin membaca novel. Sudah lama dia tidak membaca novel yang menjadi favoritnya setiap hari jika sedang merasa bosan.
"Terus ngapain sekarang? Mana lagi bosen banget lagi." Dia menghela napas, lalu memilih untuk duduk di atas tempat tidurnya.
"Apa beli lagi aja? Lagipula kan semua yang ada di rak udah dibaca semua?" Ucapnya bermonolog dengan dirinya sendiri. Lalu Allisya berdiri dan segera mengganti bajunya. Dia memutuskan untuk keluar saja membeli novel, sekalian mencari udara segar. Sudah seminggu dia tidak keluar rumah bukan?
Skip/
Allisya keluar dari toko buku. Ditangannya sudah ada paper bag yang berisi enam buah novel. Tidak tanggung-tanggung memang jika dia membeli novel. Karena dalam satu hari saja dia bisa menghabiskan satu novel untuk dibacanya jika sedang senggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker [Completed]
Teen FictionCantik? Banget! Pintar? Pasti! Badgirl? Tentu saja! Kalimat itu cocok untuk mendeskripsikan sosok gadis bernama Auristella Allisya Lesham. Gadis ceria namun urakan yang selalu membuat masalah disekolanya. Ruang BK ada tempat favoritnya. Keliling la...