Allisya merenung didalam kamarnya. Menatap keluar jendela kamarnya. Sinar matahari pagi seolah sedang mencari celah untuk masuk kedalam kamarnya.Ia sudah di perbolehkan pulang ke rumah, setelah sebelumnya ia merengek pada Azriel pada malam harinya setelah sore itu untuk pulang ke rumah. Untungnya saja, abangnya itu mau menurutinya dan dokter memberi izin, meskipun sedikit terpaksa. Dan ini sudah hari ketiga ia berada dirumah.
Tok tok tok!
"Dek, gue masuk ya?"
Allisya hanya bergumam kecil menanggapi ucapan Azriel yang berada di sebalik pintu kamarnya, meskipun ia tahu Azriel pasti tidak akan mendengarnya. Meskipun begitu, laki-laki itu juga pasti akan tetap masuk.
Ceklek
Tuh, kan.
Azriel melangkah mendekatinya, kemudian duduk di pinggir tempat tidur.
"Masih mau gini aja lo?"
Allisya diam tidak membalas perkataan Azriel.
Laki-laki itu menghela nafas, "Lo ga bisa gini terus, Sya. Lo bahkan udah abaikan dia selama tiga hari. Tolong lo ngertiin dia. Ini juga bukan kemauan dia, kan?"
Azriel menatapnya serius, "Dengerin gue. Dia pergi untuk belajar kan? Untuk ngejar impiannya, kan? Jadi untuk apa lo marah sama dia? Toh juga dia pergi bukan untuk yang aneh-aneh. Dan lo mau bilang jarak sebagai alasan? Selagi kalian masih bisa jaga kepercayaan, komunikasi dan juga hati, kenapa harus khawatir? Yang terpenting, ketiga hal itu harus kalian jaga."
Allisya terdiam. Merenungkan kembali ucapan Azriel barusan.
"Gue terlalu egois ya?" Tanyanya menatap Azriel.
Azriel hanya mengangguk. Mungkin dengan itu, Allisya akan segera mengerti.
"Besok jadwal penerbangan nya kan? Itu artinya, hari ini adalah hari terakhirnya disini. Lo yakin mau kayak gini terus? Gue cuma ga mau, lo nyesel nantinya."
Setelah mengatakan itu, Azriel segera keluar dari sana. Allisya terdiam cukup lama, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk segera meraih ponselnya.
Ada 250 chat dari Devan yang sudah ia abaikan selama 3 hari ini.
Lo dimana?
Jemput gue dirumahDevan👑
Dirumah
Udh ga marah lagi?Udh cepetan, sebelum gue berubah pikiran
Devan👑
Ehh, iya iya
OtwAllisya tersenyum kecil sembari menyimpan ponselnya. Namun senyumnya perlahan menghilang.
Hm... Besok ya?
***
Sepasang muda mudi itu tertawa. Menikmati kebersamaan mereka yang mungkin hanya tinggal sebentar.
"Ga pulang aja? Nanti lo kecapean lagi. Lo kan baru sembuh."
Allisya menggeleng cepat, merasa tak terima dengan ucapan Devan barusan.
"Apaan? Masih jam 3 kok! Nggak, gue ga bakal capek. Tenang aja, lo tau kan gue strong?" Ia menampilkan senyumnya, berusaha meyakinkan bahwa dirinya tidak apa-apa.
Devan tersenyum geli, kemudian mengacak rambut panjang tersebut.
"Iyaa, gue tau."

KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker [Completed]
Novela JuvenilCantik? Banget! Pintar? Pasti! Badgirl? Tentu saja! Kalimat itu cocok untuk mendeskripsikan sosok gadis bernama Auristella Allisya Lesham. Gadis ceria namun urakan yang selalu membuat masalah disekolanya. Ruang BK ada tempat favoritnya. Keliling la...