39

5K 170 0
                                    


Laki-laki itu mengerutkan keningnya, kemudian terkekeh geli melihat tingkah gadis yang berada tak jauh dirinya berada.

"Heh cewek pendek! Ngapain lo ngomel-ngomel sendirian disini? Dikira orang gila lo ntar." Ledek laki-laki itu, setengah tertawa melihat ekspresi kesal gadis yang kini sudah berada disebelahnya.

"Sinting! Siapa lo?! Ga kenal!" Ketus Allisya.

Laki-laki didepannya itu mengangkat sebelah alisnya, "Pikun banget sih lo, masa udah lupa nama gue?"

"Ya bodo! Ga penting juga."

Laki-laki itu mengangkat bahunya acuh, "Yaudah. Gue kasih tau sekali lagi ya, nama gue Dion. Eh tapi gue yakin sih, sebenernya lo masih ingat."

"Bacot euy!!"

Allisya tidak peduli dengan ucapan Dion, gadis itu malah berjalan duluan dengan langkah cepat, malas meladeni ucapan laki-laki menyebalkan itu.

Oh ya ampun! Ada apa sih dengan hari ini? Sudahlah mood nya hancur seharian, dan kini dia malah bertemu kembali dengan laki-laki menyebalkan itu ditaman. Padahal niatnya kan pergi ke tempat ini untuk mencari ketenangan, bukan malah membuat mood nya semakin anjlok seperti ini.

"Lo kenapa sih? Jutek mulu sama gue."

"Karena lo ngeselin."

Dion mengernyit, "Karena itu?"

Allisya berdecak, kemudian semakin mempercepat langkah kakinya, "Ck! Tau ah!"

Entah kenapa rasanya hari ini dia ingin terus marah-marah. Entahlah, padahal dirinya sedang tidak PMS.

"Lo bisa ga sih berhenti ngikutin gue terus?!" Kesal Allisya, mendelik pada Dion yang hanya memasang wajah tanpa dosanya.

Argh! Apa laki-laki ini tidak lelah apa mengikutinya terus? Bahkan saat dia melangkah menuju sebuah supermarket yang jaraknya lumayan jauh dari taman tadi, Dion masih mengikutinya. Padahal mereka hanya berjalan kaki.

Entah apa yang ada dipikiran Allisya saat itu, gadis itu tidak membawa mobil ataupun lainnya saat pergi ke taman. Dia berjalan kaki dari komplek rumahnya. Padahal, jarak taman dan komplek rumahnya tidak lah begitu dekat.

"Memangnya ke—"

Drrrtt!

Deringan ponsel yang berasal dari ponsel Dion membuatnya tidak melanjutkan kalimatnya. Kemudian Allisya melihat laki-laki itu menjawab telepon tersebut sebentar, kemudian kembali menyimpan ponselnya.

"Gue duluan ya, ada urusan sebentar." Setelah mengatakan itu, Dion pergi setelah sebelumnya tersenyum pada gadis cantik tersebut.

Sementara Allisya hanya bersikap cuek dengan Dion ketika laki-laki itu pergi tadi. Gadis itu langsung masuk kedalam supermarket dan mengambil satu botol minuman juga beberapa Snack lainnya. Tidak lupa juga dengan es krim sebagai hal yang wajib dia beli ketika memasuki supermarket.

"Eh, ada gembel nyasar. Kenapa ada disini lo?"

Allisya mendesis, menatap sinis laki-laki yang kini tengah tersenyum polos disampingnya. Astaga! Apa semua orang berniat untuk membuatnya kesal hari ini?

"Hahaha! Bercanda sih yang, jangan baperan dong." Laki-laki itu tertawa kemudian mengacak rambut gadisnya yang sedang kesal itu.

"Lo sendirian aja kesini?" Tanya Devan, yang kini mengikuti gadis itu yang berjalan menuju rak mie instan.

"Jangan ikutin gue!"

Devan mengangkat sebelah alisnya, dengan kedua tangan yang disilangkan didepan dada, laki-laki itu hanya bersikap masa bodo meskipun Allisya sedang menatapnya tajam saat ini.

Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang