"Beneran udah gapapa kan?""Iyaa, udah ah buruan pulang."
Ia tersenyum, "Ayo."
Devan menggenggam tangan itu, kemudian menggandengnya menuju parkiran.
"Gue bisa sendiri, Van!"
Devan terkekeh geli menatap wajah kesal Allisya yang sedang protes kepadanya karena telah membukakan pintu mobil untuk nya. Tangannya tergerak untuk mengelus rambut gadis itu.
"Nurut aja kenapa sih."
Wajah kesal Allisya masih terpampang jelas, kemudian tanpa mengatakan apapun lagi dia masuk kedalam mobil. Begitu juga Devan Devan.
Mobil sport berwarna hitam tersebut perlahan melaju meninggalkan area sekolah, seiring dengan terkepalnya tangan seseorang yang menatap tidak suka kearah mereka.
___
"Gue kesini mau jemput lo, eh hati gue malah jadi panas yang ada."
"Hahaha. Kenapa? Lo liat sesuatu yang gak menyenangkan?"
Perlahan tapi pasti, Allisya memelankan langkahnya ketika mendengar percakapan tersebut. Suara tersebut semakin jelas seiring dengan langkahnya yang semakin memelan didekat kelas XII IPA 2.
"Ck! Rencana Lo bener-bener payah, Sa."
"Heh! Apa maksud lo bilang rencana gue payah, hah?"
"Salsa, Salsa. Lo liat kan hubungan mereka udah baik-baik aja sekarang?"
Allisya menghentikan langkahnya ketika mendengar nama tersebut. Dan sepertinya, dia mengenali kedua suara itu. Allisya menajamkan pendengarannya. Biarlah orang bilang apa padanya jika ketahuan menguping seperti ini.
"Lo pikir semudah itu, nying?"
"Ngga." Jawaban itu terdengar seperti ogah-ogahan.
"Jadi, apa rencana lo selanjutnya? Gue minta, kali ini berhasil. Dan hubungan mereka benar-benar berakhir."
Hubungan? Hubungan siapa?
Tawa sinis terdengar, "Tentu aja. Karena gue, adalah orang pertama yang paling gak sabar nungguin itu terjadi. Dengan rencana gue, akan gue buat kalau hubungan Allisya dan Devan akan kacau, hingga ga akan ada kata bersatu lagi untuk mereka."
"Bagus, gue jadi gak sabar. Wait for me, babe. You Will be mine."
Deg!
Apa-apaan ini? Kenapa tiba-tiba namanya dan Devan disebut seperti itu? Lalu apa katanya tadi? Kacau?
Dengan sedikit was-was, Allisya berjinjit dibalik jendela, untuk melihat siapa tokoh dari percakapan tadi.
Salsa? Sudah pasti itu dirinya! Tapi bagaimana dengan tokoh yang satu lagi? Itu yang membuat Allisya penasaran.
Allisya semakin menajamkan matanya, meyakinkan diri bahwa penglihatannya saat ini sedang bermasalah.
Karena dia pikir, bagaimana mungkin?
Dion.
Dion lah tokoh itu.
Dion dan Salsa. Dua tokoh yang baru saja memerankan percakapan itu.
Allisya memutar langkahnya. Bahkan niatnya yang ingin mengambil bukunya yang tertinggal di kelas pun, ia abaikan begitu saja.
Pikirannya kosong. Allisya berjalan dengan pikiran yang berkecamuk. Ada banyak hal yang mengganggunya.
Kenapa Dion?
Kenapa Dion menginginkan hubungannya hancur?
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker [Completed]
Teen FictionCantik? Banget! Pintar? Pasti! Badgirl? Tentu saja! Kalimat itu cocok untuk mendeskripsikan sosok gadis bernama Auristella Allisya Lesham. Gadis ceria namun urakan yang selalu membuat masalah disekolanya. Ruang BK ada tempat favoritnya. Keliling la...