"Temenin gue ya, Van? Pengen banget jalan-jalan.""Males."
"Kok gitu sih? Ayo donggg.."
"Nggak."
"Tap---"
"GUE GAK MAU, SALSA!! LO PAHAM GAK SIH?!"
Amarahnya pecah begitu saja. Devan tidak bisa lagi membendung emosinya yang semakin naik karena rengekan Salsa sejak tadi.
"Chill out, babe. Gak pake ngebentak bisa gak sih?"
Devan menatap muak pada gadis itu. Bagaimana dia bisa santai saja jika semuanya sudah jadi kacau begini.
"Keluar dari sini, Salsa." Ucapnya terkesan mengusir.
Ya memang niatnya ngusir sih:v
"Gak mau. Gue tetep pengen sama lo, sebelum lo mau pergi sama gue."
"Jijik gue sama lo." Ujar Devan tajam.
But, that's true. Devan benar-benar sudah enek melihatnya. Dan hari ini, gadis itu berhasil membuat dirinya merasa jijik dengannya, entah itu disadarinya atau tidak.
Setelah kejadian disekolah tadi tentu saja. Membuat Devan benar-benar merasa marah padanya. Salsa sudah benar-benar kelewatan. Gadis itu sungguh lancang.
*Flashback
"Pelajaran hari ini selesai. Kerjakan tugas yang tadi saya beri dan kumpulkan Minggu depan."
Pak Hendra mengakhiri pelajaran. Semua murid di kelas itu bersorak riang. Mereka tidak sabar untuk segera pergi ke kantin.
"Van, kantin skuy? Sendiri nih gue, Refal mah udah keluar duluan tadi."
Devan mengangkat sebelah alisnya ketika Farrel datang dari arah belakangnya.
"Males ah, lo aja."
"Tumben? Kenapa lo?"
Devan hanya mengangkat bahu, lalu mengeluarkan ponselnya.
"Yaudah. Lo ga mau nitip sesuatu gitu?" Tawar sambil beranjak dari kursi.
Masih dengan mata yang terfokus pada layar ponsel, Devan menggeleng.
"Yakin? Titip salam buat mantan gitu?" Farrel tersenyum dengan watados nya.
Devan mendengus dan menatap datar ke arah Farrel yang hanya tersenyum tanpa dosa.
"Bercanda gue, hahaha. Yaudah, gue ke kantin dulu. Jangan kangen ya Lo!!" Farrel segera berlari keluar kelas.
"Sarap!" Devan memutar bola matanya malas.
Setelah Farrel pergi, Devan kembali memainkan ponselnya. Lebih tepatnya, melanjutkan game yang sempat tertunda karena Farrel tadi.
"Tumben sendiri? Farrel sama Refal mana? Lo gak ke kantin emangnya?"
Devan menghela nafas. Astaga, sejak tadi ada saja gangguan. Laki-laki itu memutar bola matanya malas, memilih tak menanggapi ucapan gadis yang telah duduk disebelahnya.
"Van, gue itu lagi ngomong sama lo. Lo denger gak sih?!" Salsa tampak kesal karena Devan mengabaikannya begitu saja. Namun apa peduli laki-laki itu?
"Devan!!"
Laki-laki itu berdecak, kemudian berdiri dari duduknya.
"Devan! Lo mau kemana?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker [Completed]
Teen FictionCantik? Banget! Pintar? Pasti! Badgirl? Tentu saja! Kalimat itu cocok untuk mendeskripsikan sosok gadis bernama Auristella Allisya Lesham. Gadis ceria namun urakan yang selalu membuat masalah disekolanya. Ruang BK ada tempat favoritnya. Keliling la...