10

12.9K 388 12
                                    


Gue emang brengsek karena udah nyakitin hati Lo. Tapi tolong, kasih gue kesempatan buat perbaiki kesalahan itu.
-Devan Adriano Madava-

**


Allisya masuk kedalam rumahnya dengan wajah lesu. Dirinya sudah sedikit merasa enakan setelah meminum obat maag dari Bu Nina sebelum pulang tadi. Allisya pulang lebih awal, karena Bu Nina yang menyuruhnya untuk beristirahat dirumah saja. Bu Nina juga menyuruh Devan mengantarkan Allisya pulang karena kebetulan gadis itu diantar oleh supirnya tadi pagi.

"Loh non, kok udah pulang?" Bi Narti bertanya heran karena sekarang masih pukul 12, padahal biasanya Allisya baru akan sampai dirumah pukul 3 sore.

"Lagi ga enak badan bi, yaudah lisya kekamar dulu ya bi." Allisya segera pergi kekamarnya.

Allisya merebahkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya. Sebelum itu, ia sudah mengganti bajunya terlebih dulu. Pikirannya tertuju pada seseorang, Devan. Allisya jadi teringat perlakuan Devan padanya tadi. Allisya mengusap wajahnya kasar. Ah, sulit sekali rasanya untuk melupakan Devan. Gadis itu memejamkan matanya, berharap dapat melupakan semua tentang Devan.

**

"Dari mana aja sih lo? Kita capek nyari tau gak?" Devan hanya mengangkat bahunya menanggapi Farrel.

"Gue denger-denger dari anak-anak tadi Allisya pingsan ya?" Devan mengangguk.

"Terus gimana keadaannya sekarang?"

"Udah baikan sih, tadi juga udah gue anterin pulang."

"Oh bagus deh."

"Gue denger dari nyokap katanya dia bakal kesini." Devan mengernyit, tak mengerti dengan ucapan Refal.

"Dia? Siapa?"

"Salsa."

"DEMII??" Pekik Farrel heboh, syukurlah sekarang mereka sedang di rooftop jadi tidak memalukan jika Farrel berteriak seperti tadi.

"Dan dia juga bakal pindah sekolah disini. Nyokap gue bilang tadi malam. Ya lo taukan kalo nyokap gue udah kenal lama sama nyokapnya?"

"Damn it! Kenapa harus ada masalah lagi sih? Arrgghh!" Devan mengusap wajahnya kasar kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Kemana lo!" Tanya Farrel sedikit keras namun tak dihiraukan oleh Devan.

**

"Keadaan kamu gimana? Udah mendingan?" Tanya Anisa ketika Allisya baru saja tiba di meja makan.

"Udah kok mah, tenang aja." Allisya tersenyum meyakinkan.

"Yaudah tapi nanti perginya dianter mang Jaja aja ya."

"Loh? Tapi "

"Don't refuse baby." Allisya mendengus pasrah.

-

"Lisya!! Lo gapapa? Udah mendingan? Kenapa ga istirahat dulu dirumah?" Tamara langsung menghadiahi Allisya dengan rentetan pertanyaan.

"Nanya satu-satu bego!" Nadira menoyor kepala Tamara.

"Sakit nyet!" Tamara yang tak terima langsung membalas Nadira.

Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang