Allisya meregangkan seluruh otot tubuhnya. Ia mengucek matanya yang masih terasa berat. Jam menunjukkan pukul 16.15 ketika ia menatap jam Beker nya.Gadis itu kemudian mengambil ponselnya, ingin membuka aplikasi WhatsApp nya namun terhenti begitu saja ketika dia baru saja ingin membuka lock screen nya ada beberapa notif yang masuk sejak setengah jam yang lalu.
Devan👑
110 message
25 missed callAllisya menghela nafas, memilih untuk mengabaikan saja pesan dari laki-laki itu. Gadis itu hanya membalas pesan dari sebuah grup yang berisikan dirinya dan juga dua sahabatnya.
*Skip/
Saat ini, Allisya tengah berada di keramaian pusat perbelanjaan. Saat sedang dikamar mandi tadi, dia baru teringat bahwa hari ini adalah hari ulangtahun Azriel. Itulah sebabnya dia berencana untuk memberikan sebuah hadiah untuk laki-laki tengil itu.
Setelah mendapat apa yang dia cari, Allisya berencana untuk langsung pulang kerumahnya saja. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat sebuah pemandangan yang sangat—ah, Allisya tidak dapat mengekspresikan itu. Gadis itu tersenyum getir, menahan sesuatu yang sedang mencoba untuk menusuk hatinya hingga ke dasar. Matanya memanas.
Allisya segera menormalkan ekspresi wajahnya ketika melihat Tamara dan Farrel yang berada tak jauh darinya. Dia harus pergi sekarang, sebelum mereka melihatnya dengan keadaan seperti ini.
***
Tamara dan Nadira saling pandang. Kemudian secara serentak mereka menatap Allisya yang kini sedang melamun sambil mendengarkan musik dengan earphone nya.
"Ada masalah apa sih tuh anak? Dari kemaren gue liatin kek gitu mulu." Tanya Nadira yang benar-benar merasa heran.
"Tau ah. Pusing gue."
"Eh tapi kemaren—"
Ucapan Tamara terpotong ketika seorang guru berwajah bule masuk kedalam kelas mereka. Semua murid segera kembali dan merapikan tempat duduk mereka. Namun, Allisya masih asyik melamun.
"Woi kadal! Miss Anne udah masuk tuh!"
Tamara yang terlanjur kesal karena sedari tadi panggilannya diacuhkan langsung melepaskan earphone itu dari sang pemilik, membuat Allisya menatapnya tajam.
"Ck! Apa sih?!"
Allisya yang baru saja protes pada Tamara langsung tersadar ketika mendengar suara Miss Anne.
"Well, hari ini kita akan ulangan. So, close your book and prepare one sheet of paper on the table."
Ucapan guru fisika itu berhasil membuat seluruh muridnya bersorak dan protes. Namun, wanita berdarah Eropa itu hanya bersikap acuh saat murid-muridnya melayangkan protes kepadanya.
'Mampus! Ulangan dadakan. Mana gue belum belajar lagi.' Gerutu Allisya dalam hati.
Dengan berat hati, akhirnya mereka semua menyimpan buku mereka. Pasrah dengan nilai yang akan mereka dapatkan nanti.
***
Seluruh siswa dikelas XII IPA 3 itu menghela nafas lega ketika guru mereka baru saja keluar. 2 jam pelajaran sudah mereka habiskan untuk mengerjakan soal ulangan yang membuat mereka ingin tenggelam saja. Sekarang, masih tersisa 1 jam lagi. Namun, karena ada urusan mendadak membuat Miss Anne keluar lebih awal sebelum jam pelajaran selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker [Completed]
Teen FictionCantik? Banget! Pintar? Pasti! Badgirl? Tentu saja! Kalimat itu cocok untuk mendeskripsikan sosok gadis bernama Auristella Allisya Lesham. Gadis ceria namun urakan yang selalu membuat masalah disekolanya. Ruang BK ada tempat favoritnya. Keliling la...