"PAGI SEMUA!!" Pekik Allisya ketika menghampiri meja makan.
"Masih pagi, ga usah teriak-teriak." Anisa mendengus, kebiasaan Allisya yang setiap pagi selalu teriak membuatnya jengah.
"Mama makin hari makin cantik aja deh, hehe." Allisya menyengir lalu mengecup pipi mamanya.
"Ga usah sok muji gitu." Sinis Anisa.
Allisya mengernyit. Ini mamanya kenapa sih?
"Ma, sehat kan? Mama sakit? Tumbenan jutek gini. PMS ya Ma? Atau jangan-jangan tadi malem ga dapet jatah lagi?" Anisa melotot kearahnya sedangkan Edward tersedak makanannya. Ini lagi, kenapa malah bawa-bawa jatah sih?
Azriel? Laki-laki itu melongo mendengar omongan adik tirinya yang terlalu frontal itu.
Pletak!
Anisa menyentil kening Allisya. Oh, jangan lupa tatapan tajamnya yang masih ia layangkan pada gadis itu. "Jatah ndasmu! Tau ah! Mama makin kesel sama kamu!"
"Aww! Sakit Ma, ah ilah tega bener sama anaknya." Allisya memanyunkan bibirnya kesal sambil mengusap keningnya.
"Bodo!" Allisya melongo. Mamanya kenapa sebenarnya? Gadis itu melirik kearah Edward dan Azriel yang hanya mengendikkan bahunya.
"Ma? Kenapa sih? Lisya bingung tau ga. Baru gabung mama udah jutek gitu. Lisya tuh ga bisa diginiin, ga kuat hati dedek." Ujar Allisya dengan lebaynya yang membuat Azriel bergidik.
"Drama banget sih lo!" Azriel menoyor kepalanya.
"Astaghfirullah, dari tadi di nistain Mulu perasaan." Lagi-lagi Allisya menunjukkan tampang lebaynya.
"Kesambet apaan nih anak?" Batin Azriel bergidik.
"Lisya! Mama tuh lagi kesel sama kamu! Ngerti ga sih?" Kesal Anisa.
"Iya-iya mama ku tercinta, mama kesel kenapa sama lisya?" Allisya berbicara selembut mungkin, dari pada terkena Omelan lagi?
"Ini apa? Kamu pikir ini yang ke berapa kalinya mama dapet surat panggilan orang tua lagi hah? Dari kamu kelas 10 sampai kelas 12 gini kamu pikir baru dikit? Tuh dikamar mama udah ada lebih dari 40 amplop, ditambah ini lagi? Kalo isinya duit sih mama seneng, lah ini apaan? Yaampun, kalo bukan karena mama donatur tetap disekolah kamu, mungkin kamu udah di drop out dari sana!" Cerocos Anisa panjang lebar sambil menunjukkan amplop coklat ditangannya.
Astagfirullah, Allisya mengusap-usap dadanya karena terkejut baru saja mendapat Omelan yang panjang seperti kereta api dari mamanya.
"Mama dapet dari mana? Perasaan udah disembunyiin deh." Allisya bertanya dengan wajah polosnya. Anisa berdecak, bukan respon seperti ini yang diharapkannya.
"Kepo! Pokoknya mama ga mau lagi ya Dateng kesana terus berhadapan lagi sama guru BK yang kamu panggil si DinaSaurus itu! Capek mama diceramahi mulu sama dia, kayak dia yang paling bener aja." Cerocos Anisa.
"Sama Ma. Lisya juga capek berhadapan sama DinaSaurus yang kasih hukuman seenak jidatnya. Dikira ga capek kali ya berdiri dilapangan panas-panasan terus. Untung anak mama yang cantik ini ga item karna terus dihukum sama DinaSaurus." Kata Allisya dengan tampang yang membuat siapa saja ingin menaboknya.
"Ga usah sok drama kamu. Dan inget ya, nanti mama ga bakal mau Dateng."
"Yah terus nanti siapa dong yang Dateng?"
"Azriel aja Ma! Jam berapa nanti? 9 ya? Oke gue bakal on time." Azriel menyahut dengan semangat. Edward langsung menatap curiga kearahnya. Pasti ada sesuatu dibalik kemauannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker [Completed]
Teen FictionCantik? Banget! Pintar? Pasti! Badgirl? Tentu saja! Kalimat itu cocok untuk mendeskripsikan sosok gadis bernama Auristella Allisya Lesham. Gadis ceria namun urakan yang selalu membuat masalah disekolanya. Ruang BK ada tempat favoritnya. Keliling la...