Seperti yang dikatakan Allisya semalam, hari ini yang kebetulan adalah hari Minggu mereka akan mengantar Anisa dan Edward ke bandara. Saat ini mereka sudah ada di bandara, termasuk Devan. Jujur saja, laki-laki itu masih bingung dengan ucapan Anisa semalam. Tapi sudahlah, dia tidak mau berpikir macam-macam dulu.
Saat pesawatnya akan take off, Anisa dan Edward berpamitan pada mereka bertiga.
"Mama pergi dulu ya, sayang. Jaga diri baik-baik." Ucap Anisa yang dibalas tatapan heran oleh Allisya.
"Apaan sih, Ma? Kek mau pergi jauh aja tau gak?" Anisa hanya membalasnya dengan senyuman.
"Papa pergi dulu, jaga adek kamu ya, Zriel?" Kata Edward pada Azriel.
"Siip, Pa!" Sahut Azriel.
"Devan, ingat pesan Tante ya? Tante percaya sama kamu. Kamu tau kan Tante sayang banget sama Lisya?" Ucap Anisa mengingatkan pada Devan.
Awalnya Devan mengernyit, namun akhirnya dia mengangguk juga. "Siap, Tante! Devan bakal inget pesan Tante. Tanpa Tante suruh juga bakal Devan lakuin."
"Yaudah, tuh pesawatnya udah mau take off, Mama sama Papa kesana ya."
"Iya."
Setelah Anisa dan Edward menghilang dari pandangan mereka, barulah mereka kembali ke mobil masing-masing.
"Dek, lo balik sama Devan gapapa kan? Gue ada janji soalnya sama temen." Ucap Azriel ketika berada didepan mobilnya.
"Masa? Yakin temen? Gebetan lo kali." Allisya tersenyum menggoda kearah Azriel yang berdecak.
"Kampret!"
"Iya-iya, gapapa. Selow kali ah! Yodah sono lo pergi, hush!" Allisya mengibaskan tangannya mengusir Azriel.
"Buset, malah ngusir lo. Yodah lah, gue cabut duluan. Van, gue titip nih bocah ye, lo anter ntar sampe rumah dengan keadaan sehat wal'afiat tanpa lecet sedikitpun. Eh, tapi kalo lo mau culik gapapa deng." Azriel nyengir diakhir kalimat.
"Pasti! Eh, tapi ntar gue pinjem bentar ya adek lo." Ujar Devan.
"Terserah deh, mau lama juga gak apa-apa."
"Bangsul! Sono pergi lo." Allisya mendorong tubuh Azriel.
"Ck! Iya-iya. Gue duluan, byee!" Azriel kemudian masuk kedalam mobilnya.
"Pulang?" Tanya Devan menatap Allisya. Sekarang mereka sudah berada didalam mobil.
"Iyalah! Masa mau disini terus." Sahut gadis itu ketus.
"Etdah, Sans ae kali neng, galak bener."
"Banyakan bacot deh! Udah cepet jalan."
"Iya-iya." Akhirnya Devan menjalankan mobilnya.
"Eh, yang?"
"Apa?!"
"Buset, masih ae ketus. Keselnya sama bang Azriel kok malah gue yang kena? Hadeuhh.." Devan menghela napasnya.
"Iya-iya. Kenapa?" Allisya menyunggingkan senyuman tipisnya.
"Mampir rumah gue, ya. Mama kangen sama 'calon mantu' katanya."
"Elah, udah calon mantu aja nih?"
"Iya dong! Lo kan calon istri gue, aseekk!" Devan terkekeh pelan.
"Emang gue mau nikah sama lo?"
"Ya harus mau lah!"
"Kalo gak mau gimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker [Completed]
Fiksi RemajaCantik? Banget! Pintar? Pasti! Badgirl? Tentu saja! Kalimat itu cocok untuk mendeskripsikan sosok gadis bernama Auristella Allisya Lesham. Gadis ceria namun urakan yang selalu membuat masalah disekolanya. Ruang BK ada tempat favoritnya. Keliling la...