chapter eight

806 30 0
                                    

"Ih lo itu ya-   "ucapan Geby terpotong oleh seseorang.

"Lo kenal dia?"

Dimas menatap Geby yang masih kaget oleh kedatangan Dimas secara tiba-tiba.

"Kenapa belum pulang?"tanya Dimas kepada Geby.

"Ini mau pulang nunggu jemputan."balas Geby tersenyum manis.

Tapi sebelum geby akan pergi dari sana dia sempat melirik ke arah salah satu pria yang sedang sibuk bermain ponsel ditangannya.

"Yaudah gue pulang dulu yuk Bel, bye Dimas bye Kak Vero dan semuanya."Geby langsung berlari menyeret tangan Ellen.

"Yah kalo sama Dimas aja disenyumin."ucap Erlando dengan wajah sedih melihat kepergian Geby.

"Lo kenal sama dia Dim?"tanya Vero.

Dimas mengangguk. "Iya, temen gue."

"Sejak kapan lo kenal Geby?! Lo kan masih anak baru. Lagian Geby nggak se famous itu loh buat orang kenal, apa jangan-jangan lo pacar nya Geby."ucap Erlando penuh selidik.

"Enggak kok. Cuma temen."jawab dimas seadanya.

Temen? Nggak salah lagi - batinnya.

"Gue cabut dulu."ucap Rakan.
"Lah lo mau kemana kan?"tanya Vero.

"Pulang."

Rakan memakai helm fullface nya lalu menyalakan mesin motor sport merah miliknya meninggalkan yang lain yang masih kebingungan.

Saat diluar gerbang Rakan melihat Geby seorang diri menunggu jemputan. Tak lama kemudian datang sebuah mobil putih berhenti di depan Geby berdiri, Geby langsung masuk kedalam mobil yang kini sudah melaju semakin jauh.

Setelah mobil Geby sudah tak terlihat Rakan langsung melajukan motornya menuju ke rumah.

Rakan merebahkan tubuhnya diatas kasur. Menatap langit-langit kamar entah ada apa dengan dirinya,tiba-tiba aneh begitu saja. Mungkin karna ia kelelahan dan banyak pikiran.

Rakan memutuskan untuk membersihkan diri,setelah selesai dia keluar dari kamar mandi yang sudah memakai celana jeans pendek selutut serta balutan kaos biru dongker.

Hari sudah malam Rakan bangkit dari tidurnya melihat jam ternyata sudah pukul 19:15 selama itu Rakan tidur? Merasa lapar Rakan memutuskan untuk kebawah mengisi perutnya sedari tadi berbunyi.

Sepi. Itulah gambaran dari Rakan. Rakan menuju meja makan disana sudah disediakan bermacam-macam makanan yang dibuat oleh pembantu rumahnya.

"Baru bangun lo."tanya Al yang baru datang.

"Dari mana."tanya balik Rakan.

Al menghela nafas sudah menduga pasti Abangnya ini akan menanyakan itu.

"Maen sama temen."balas Al seadanya.

"Sambil pacaran?"ucap Rakan menaikan satu alisnya.

"Weh bu- bukan,punya aja enggak."ucap Al dengan gugup.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang