"Kalian semua!"teriak seseorang.
Membuat yang ada di kawasan parkiran menoleh saat mendengar teriakan melengking. Sang pelaku tidak peduli jika banyak pasang mata menatap dirinya kesal campur bingung, ada yang menatapnya sinis karna pagi-pagi seperti ini sudah teriak-teriak.
Teman satunya hanya bisa mendengkus harus susah payah mengikuti cewek yang sudah berlari dahulu di depan.
"Nah ini dia sarapan pagi kita."seru Juventus tersenyum sumringah.
"Maaf mulut mercon, ada yang ketinggalan."ucap Erlando.
Geby menyerngit. "Apa?"
"Di belakang, kok lembu dekilnya nggak dibawa?"ucap Erlando lalu tertawa keras merasa dirinya berhasil mengejek.
Sontak Geby menoleh ke belakang memastikan perkataan Erlando. Di sana Melly berjalan mengentakan kakinya kasar, wajahnya yang masam di tekuk karna kesal gara-gara Geby selalu meninggalkan dirinya di belakang.
"Melly bukan lembu dekil."
"Terus apaan?"
"Kudanil betina."
Semua yang ada disana tertawa terbahak-bahak hanya mendengar ejekan demi ejekan yang dituju pada Melly.
"Apa lo ngejekin gue!"murka Melly yang baru sampai, kini dirinya berdiri di samping Geby melipat kedua tangannya di depan dada.
"Nggak usah sok kesel gitu, makin jelek."celetuk Erlando.
Melly melotot tidak terima, tapi saat itu Geby menahannya agar tidak tersulut emosi hanya ejekan dari Erlando.
"Sabar Mel, ntar muka lo bisa keriput. Senyum aja."gumam Melly memaksakan tersenyum semanis mungkin.
"Tadi kenapa teriak-teriak sih bi?"tanya Dimas yang sedari tadi rasa penasarannya ia tahan untuk bertanya.
"Mentang-mentang punya mulut mercon, seenak dirinya menyebar virus budeg."celetuk Erlando.
"Perasaan daritadi lo komentar mulu deh. Omongannya pedes lagi."cibir Melly.
Yang lainnya hanya bisa memandang perdebatan yang diakibatkan oleh Erlando, tidak mau ikut campur. Masalah akan lebih runyam nantinya.
"Disini siapa sih yang mulut mercon? Kenapa lo tiba-tiba kaya cewek sih Ndo?"heran Halu menatap jengah perdebatan orang-orang didepannya ini.
Gemas terhadap Erlando yang tidak mau kalah, selalu menimpalinya dengan kata-kata nyelekit. Mulut Erlando ini memang lamis melebihi cewek-cewek yang hoby ghibah.
"Iya, lo punya mulut bangke aja banyakan bacot."sarkas Melly menatap tajam Erlando.
"Ihh udah jangan berantem! Gue mau ngomong."ucap Geby.
"Ndo udah lo diem dulu, kasian Geby mau ngomong nggak jadi-jadi."timpal Dimas.
"Bi lo mau ngomong apaan?"
"Halah, masa lo belain mulut mercon sih Dim."kesal Erlando tak terima.
"Lo cemburu sama Geby?"tanya Juventus ambigu.
"Ya bukan gitu."
Dimas mencoba bersabar, menghempuskan nafas kasar. "Jangan dengerin Lando ngomong bi."
"Makasih Dimas, emang Dimas yang paling pengertian. Nggak kaya lo suka ikut campur gue lagi ngomong."ketus Geby menyindir Erlando.
Dia tidak tahu apa yang dia katakan tadi berdampak besar bagi yang mendengarnya. Apalagi hatinya langsung mencelos saat memuji Dimas secara terang-terangan. Bahkan rasanya dirinya lah yang Geby sindir, bukan Erlando.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERA
Teen FictionDia bukan manusia es bermuka tembok, dialah pangeran bengis yang berhasil ditaklukkan oleh gadis berhati baja. Berbagai cara yang ia lakukan demi mendekati seorang most wanted tampan yang super jutek. Sesuatu yang menjadi bebannya akhir-akhir ini, d...