"Aku cemburu?
Maaf aku nggak punya sepatu tinggi jadi nggak punya hak."
Hari pertama masuk sekolah setelah para murid menikmati libur panjang adalah hal yang sangat menyebalkan, disaat sedang malas-malasnya. Kembali ke aktivitas biasa yang artinya harus bangun pagi, apalagi hari ini adalah hari Senin dimana setiap sekolahan harus melaksanakan upacara.Bagi Rakan semua hari itu sama, hari libur dan hari sekolah itu bangun siang sudah menjadi kebiasaannya. Masalah terlambat dan mendapat hukuman bisa dipikir belakangan, yang terpenting ada niat pergi sekolah dan sampai dengan selamat ditempat tujuan.
Lebih hebatnya jika seorang Rakan dengan senang hati mau mengikuti Upacara, disaat panas matahari terasa menyengat sekali. Bersama sahabat-sahabatnya berbaris di barisan paling belakang, tidak mendengarkan Pidato dari Kepala Sekolah yang tengah mengoceh ria.
Rakan akan berpikir mengapa Kepala Sekolah hoby sekali berpidato yang tidak jelas dan selalu itu-itu saja yang dibahas. Padahal Rakan pun tidak mengerti, belum lagi durasi saat Pidato itu sangat lama sekali.
Apa kepala sekolah berkepala botak itu harus dipaksa untuk duduk manis di kantor Kepala Sekolah saja, dan mendapat gaji dua kali lipat lebih banyak agar mau berhenti mengoceh diatas panggung? Semua para murid banyak yang sudah tepar dan bosan mendengarkan ocehan Kepala Sekolah tersebut. Menyebalkan.
Rakan menoleh ke arah samping melihat Erlando dan Gavin sudah berjongkok sambil menenggelamkan kepalanya dilekukan kedua lututnya. Memang hari ini sangat panas sekali padahal jam masih pagi. Lebih enak jika tidur saja dikasur empuk.
Geby berdiri di belakang barisan para murid yang sedang mengikuti upacara. Karna memang ini jadwalnya. Menggunakan seragam berwarna merah dan bertopi khas bergambar lambang PMR. Yassh, Geby adalah salah satu anak PMR di Sma Lafonte.
Di barisan anak kelas sebelas ada yang pingsan dengan gerak cepat Geby dan anak PMR yang lain menghamipirinya sembari membawa spanduk untuk mengangkat siswi yang pingsan tadi, segera membawanya ke UKS agar diberi perawatan.
"Geb lo urus siswi ini aja, gue sama anak yang lain mau ke lapangan ada murid yang sakit lagi."ucap cowok PMR yang bernama Sigit.
"Oke siaplah abang Sigit."ucap Geby dengan menggodanya membuat Sigit tersenyum geleng-geleng kepala.
Geby kembali ke aktivitasnya untuk mengurus siswi yang tadi pingsan agar cepat sadar dan pulih.
Hari ini cukup melelahkan bagi Geby, karna tidak seperti biasanya banyak murid yang sakit ataupun pingsan. Mungkin karna banyak yang tidak sarapan atau karna cuaca sedang terik, nyatanya baru 15 menit Upacara berlangsung banyak murid yang tumbang.
Selesai dengan pekerjaannya Geby merapihkan kembali peralatan serta obat-obatannya, tiba-tiba suara panggilan dari seseorang menghentikan kegiatan Geby.
"Woi PMR gue butuh air! Buruan ini dehidrasi."teriaknya lantang.
Geby mencari sumber suara orang yang tidak sopan berteriak seenaknya di ruang UKS, dengan begitu jelas telah mengganggu pasien lain.
"Loh Rakan."
Rakan tidak menggubris ucapan Geby, dia manatapnya datar melipat kedua tangannya di depan dada sambil menyandarkan punggungnya di sandaran ranjang UKS.
"Lo ngapain disini? Lo sakit ya, kenapa nggak bilang sama gue? Bentar gue ambilin obat sama minyak angin yah. Lo sakit apa ntar biar gue cek sa- "
"Lo bawel banget sih! Gue butuh air."cekat Rakan merasa kesal dengan kekhawatiran Geby yang berlebihan ini.
"Tapi kan lo masih sakit, gue ambilin obat juga ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
GERA
Teen FictionDia bukan manusia es bermuka tembok, dialah pangeran bengis yang berhasil ditaklukkan oleh gadis berhati baja. Berbagai cara yang ia lakukan demi mendekati seorang most wanted tampan yang super jutek. Sesuatu yang menjadi bebannya akhir-akhir ini, d...