chapter sixty six

467 22 0
                                    

Di sebuah meja yang berada di tengah-tengah, di depannya sudah ada masing-masing makanan. Namun apa yang mereka lakukan? Memandang aneh serta bingung pada sosok pasangan remaja yang sibuk melakukan hal romantis layaknya sepasang kekasih normal.

Tapi justru dalam pikiran mereka sepasang kekasih itu bukan pasangan normal, pasalnya baru kali ini mereka melihat pemandangan yang membuat menangis terharu.

Bagaimana tidak, yang dulunya hanya sebatas berbicara biasa kini sepasang kekasih itu asik bercanda sambil suap-suapan makanan! Tak lupa tangannya sejak tadi saling bertautan layaknya ingin menyebrang jalan. Kedua wajahnya berseri-seri seakan memancarkan kebahagiaan tersendiri.

Lihatlah reaksi sebagai teman, mereka cengo melihatnya. Bukannya iri karna jomblo atau ingin julid, namun inilah yang mereka rasakan tidak bisa diprediksi dengan otak.

"Sejak kapan mereka pasang wajah imut gitu?"gumam Gavin meringis kegelian.

"Gue kok geli sendiri ya liatnya."bisik Erlando. Tanganya masih aktif mencomot gorengan.

"Sebenernya ada apa sih sama Rakan? Kenapa dia jadi berubah drastis gitu."heran Gavin.

"Sekarang ini mereka napas kan?"tanya Ellen yang diangguki teman-temannya.

"Mau nangis sumpah."

Ellen menyerngit menatap Erlando. "Ngapain nangis?"

"Bangga aja gitu bisa liat Rakan bener-bener masih idup."

"Goblok lo Kambing!"

"Edan!"

Rakan tak henti-hentinya menatap gadis yang ada di sebelahnya ini, sedangkan gadis itu terus berceloteh tanpa berhenti. Ya, kedua sepasang manusia itulah yang menjadi pusat perhatian teman-temannya, kebetulan mereka satu meja di Kantin.

"Kamu gerah gak Rakan?"tanya Geby mengipasi wajahnya.

"Tuh kan ngomong mulu jadi cape."

Dan detik itu juga Rakan mengambil rambut Geby, mengumpulkannya menjadi satu dan setelah itu mengikatnya. Walaupun tak serapih Geby lakukan, namun perlakuan Rakan telah membuatnya jantungan.

Bagaimana tidak, disini adalah tempat umum dan kini mereka berdua menjadi pusat perhatian penuh oleh penghuni kantin. Terutama teman-temannya yang satu meja, mereka semua dibuat tertegun sekian kalinya. Bahkan mereka saling berpandangan dengan bermacam-macam ekspresi wajahnya, menambah keterkejutannya. Ya sejak tadi teman-temannya sangat heboh menonton aksi sepasang kekasih yang tengah romantis-romantiasan.

"Makasih Rakan."kata Geby tersenyum manis.

Rakan mencium kening Geby sekilas, lalu tangannya terangkat untuk mengusap pucuk kepalanya dengan pergerakan lembut. "Sama-sama pacar."

Melly mencubit lengan Erlando dengan kencang, tak lupa wajahnya masih syok setelah melihat kejadian tadi. "Gila! Rakan so sweet banget anjir!"

"Sakit buldog!"umpatnya tajam.

"Mereka beneran waras gak sih? Vin coba gih kasih racun tikus biar sadar."kata Ellen seenak jidatnya yang lebar.

"Eh jenong lo kalo ngomong disaring dong, mereka waras! Lo nya aja kali yang greget liatnya."

Tuh kan dikatain Jenong!

"What? Maksud lo gue iri gitu?!"

"Iya! Kalo iri bilang sama gue, ntar gue bakal perlakuin lo lebih so sweet dari Rakan. Mau gak?"kata Gavin tersenyum Palyboy.

"NAJES!"

Erlando terbahak lalu menampol kepala Gavin. "Sa ae lu Onta albino."

"Padahal sih di atinya suka Vin."bisik Erlando. Yang malah diberi tatapan menusuk dari Ellen.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang