chapter forty five

458 19 0
                                    

Rakan hari ini berangkat ke Sekolah tidak terlambat lagi, nyatanya dia sekarang sudah berada di Sekolah saat jarum jam baru menunjukkan pukul 06.15. Panutan sekali bukan?

Di pojokan sana terdapat kedua sahabatnya yang tengah berbincang dengan teman lainnya. Tatapan demi tatapan mengarahkan pada sang Pria yang berjalan di depan Kelas dengan santai. Rakan menghampiri meja miliknya, belum sempat dia akan duduk di kursi tapi malah dihentikan.

"Woi Rakan! Akhirnya lo dateng juga."pekik Erlando.

Rakan menyerngitkan dahi, menatap semua teman-temannya yang tengah menatap dirinya. "Kenapa emang?"

"Kan lo jadian sama Geby?"tanya Gavin to the point.

Para manusia yang berada di dalam Kelas mulai memasang telinganya untuk dibuka lebar-lebar, mendengarkan pembicaraan kedua siswa tersebut.

"Tau dari mana lo?"tanya Rakan, dia terkejut bahwa Gavin sudah mengetahuinya.

"Jelas tau lah, seantero Sekolah juga udah tau tentang ini."jelas Gavin.

"Ya lo tau sendiri kalo berita kaya beginian itu cepet banget nyebar. Apalagi ini menyangkut tentang hubungan lo sama mulut mercon."tambah Erlando.

Rakan jadi lupa jika memang akun Lambe Turah disini itu selalu gercep soal gosip ataupun berita. Dalam sekejab berita tentang dirinya dan Geby jadian, langsung menyebar begitu saja dalam dua puluh empat jam.

Padahal bukannya hanya Rakan dan Geby saja yang tau tentang ini? Bahkan sahabat Rakan ataupun Geby belum mengetahuinya. Mungkin Lambe Turah di SMA Lafonte ini memasang CCTV di setiap sudut, atau memang banyak mata-mata dengan begitu berita ataupun gosip langsung tertangkap jelas dan siap untuk disebarkan.

Kemarin setelah Rakan menembak Geby di Rooftop, mereka tidak kembali ke Gedung lagi. Rakan langsung mengantarkan Geby untuk pulang ke rumah, karna memang sudah diperbolehkan untuk pulang.

Pantas tadi saat dirinya pertama kali masuk ke dalam Sekolahan, sepanjang perjalanan ke Kelas banyak yang memperhatikan dirinya dengan berbagai macam tatapan. Dia pun menghiraukannya, karena memang itulah hal biasa bagi Rakan yang selalu diperhatikan banyak orang.

"Lo beneran jadian sama Geby?"tanya Gavin mengulanginya lagi.

"Sesuai fakta yang ada. Lo udah tau beritanya kan?"ucap Rakan dengan santai.

"Pantes kemarin lo ngilang."

Erlando menggelengkan kepalanya tak percaya. "Hebat lo Kan, akhirnya lo luluh juga sama mulut mercon."

"Dia punya nama."ralat Rakan.

"Iya-iya Kan, yang udah jadi pacar mah sekarang beda."Erlando mencibir tersenyum kecut.

"Gak jelas lo."balas Gavin.

"Eh Kan hari ini bolos aja, ada emak-nya Lando."ajak Gavin.

"Emak gue di rumah."

"Eh jangan durhaka, kemarin siapa yang dibelain gak di hukum karna bolos?"

"Bu Musdalifah panutannya lo, jangan ikut bolos."tambah Rakan.

"Betul kata Rakan, lo kan anak kesayangannya dia. Nurut biar dikasih nilai tambah."lanjut Gavin tertawa ringan.

"Yaudah gue sama Rakan duluan Ndo, jangan nakal-nakal di kelas. Bentar lagi kan ketemu sama emak tersayang lo."Gavin terkikik geli sembari merangkul pundak Rakan mengajaknya pergi.

"Kita cabs dulu!"

"Baik-baik di Kelas!"teriak keduanya.

Dengan wajah cengo-nya Erlando memperhatikan kedua sahabatnya pergi keluar Kelas meninggalkan dirinya yang berdiri mematung.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang