chapter fifty two

435 16 0
                                    

Sudah dua puluh menit yang lalu kedua pasangan remaja itu masih setia duduk di kursi taman sambil memakan kentang goreng. Lebih tepatnya gadis yang sibuk menghabiskan kentang goreng yang tadi dibelinya. Tak jauh dari taman terdapat sebuah kedai kecil sederhana yang menjual makanan cepat saji serta macam minuman dengan banyak variasi.

Sedangkan di sampingnya, pria itu duduk diam di tempatnya sambil bermain ponsel. Dengan posisi santai punggungnya ia sandarkan ke belakang.

Karena sudah merasa lelah Rakan menghembuskan nafas panjang. Ekor matanya menatap pemandangan yang ada di sana, terdapat sepasang remaja yang sepertinya anak seusia SMP berdiri tak jauh dari tempat duduk yang ia tempati.

Lihatlah mereka sepasang anak SMP yang sedang pacaran, dengan mesranya dari anak laki-laki itu menggenggam erat kekasihnya dengan tatapan tulus serta senyumnya yang lebar.

Dan kali ini Rakan membuang mukanya, menatap gadis di sampingnya yang tengah anteng mencomot satu per satu kentang goreng sambil bermain ponsel.

"Kalo makan jangan sambil main Handphone, nunggu abisnya lama."ucap Rakan.

Hal itu membuatnya mendongak, balik menatap Rakan yang masih memperhatikan dirinya. Lalu cengiran khasnya ia tunjukkan kepada Rakan tanpa rasa malu.

"Kamu mau?"

"Buat lo aja."

Geby mengangguk paham, dan melanjutkan makan kentang goreng rasa balado manis miliknya.

Diam-diam Geby melirik ke arah Rakan, dan ternyata Rakan kembali bermain ponsel kesayangannya.
"Rakan."

"Hmm-  kamu itu anak geng motor ya?"tanyanya pelan.

Geby menunggu jawaban dari Rakan yang tak kunjung membuka bicara, hal itu secara reflek Geby menggigit bibir bawahnya sendiri kuat-kuat. Takut jika Rakan akan marah padanya.

"Kenapa tanya itu?"ucapnya masih dengan nada yang datar.

"Soalnya dulu Nita pernah cerita, geng kamu kan namanya Vertagoz. Ketuanya Bang Vero kan? Kamu keren yah Rakan jadi geng motor, kaya di novel-novel romance yang pernah aku baca."

"Sok tau!"

Rakan mendengkus pelan. "Gue bukan anak motor, geng motor itu nggak ada."

"Kita cuma temenan biasa yang udah kenal pas SMP, itu pun karena Bang Daniel awalnya, sampe sekarang aja kita masih satu Sekolah. 'Vertagoz' itu Jupe yang ngasih nama, padahal gak ada yang namanya Geng. Kita biasa ikut balap motor, maka dari itu banyak temen Sekolah yang ngira kalo kita anak motor dengan nama Geng Vertagoz."

Geby terkejut mendengar Rakan yang berbicara panjang lebar. Padahal sejak tadi dengan ogah-ogahan Rakan menjawab balasan Geby yang memang mengajaknya bicara.

"Kamu ikut balapan motor?"tanya Geby masih tak percaya dengan cerita Rakan. Yang Geby tahu Rakan adalah anak yang baik-baik, karna dia tahu Rakan itu anak pandai.

Rakan mengangguk untuk mengiakannya. "Tapi itu dulu."

"Emangnya sekarang udah enggak?"

"Bang Daniel yang ngelarang, tapi itu lebih bagus."

Kini Geby mengerutkan dahinya tak mengerti. "Kenapa gitu?"

"Lo pikir dengan ikut balap motor liar itu gak ketangkep polisi? Apalagi sekarang Vertagoz banyak yang kenal."jelasnya.

"Aku lebih suka kamu gak ikut balapan motor lagi, soalnya itu bahaya buat kamu."

Rakan masih menatap wajah Geby dengan tatapan yang sangat dalam. Membuat Geby semakin melebarkan senyum manisnya. Dengan cepat Rakan mengalihkan pandangannya dari kontak mata Geby.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang