chapter forty three

443 17 0
                                    

Di pagi hari Selasa yang cerah, murid SMA Lafonte menyambutnya dengan semangat seumringah. Masing-masing sibuk berlalu lalang untuk mempersiapkan acara HUT SMA Lafonte tepat pada hari ini.

Terlebih anak osis yang sibuk memberi arahan kepada semua kelas agar menempatkan diri di tempat para penonton, serta para murid yang akan tampil di atas panggung sibuk siap-siap untuk penampilannya nanti agar terlihat maksimal.

Gedung SMA Lafonte kini dirubah menjadi lebih mewah karena Gedung ini yang akan dijadikan untuk perayaan HUT Sekolah.

Seperti kelas XI IPS 4 yang saat ini sibuk mempersiapkan diri masing-masing karena sebentar lagi mereka akan tampil di atas Panggung. Di lihat oleh banyak orang.

"Gue udah cantik belum Geb?"tanya Melly sembari mengaca di depan cermin kecil.

"Lo gak bakalan cantik lah Mel, secara make up lo aja udah horror gitu."balas Ellen datang dengan kostum ala kurcaci.

Geby hanya terkekeh melihat Melly yang nampak kesal karena penampilannya saat ini.

Iya, Melly mendapat peran Nenek Sihir. Yang pastinya di dandani wajah keriput jadi nampak sudah tua.

"Eh guys kita poto dulu dong."ajak Sam sudah membawa kamera miliknya.

"Wah mantap, sebelum masuk kita narsis dulu lah."ucap Sheli.

Dan semua anak IPS 4 bersesi foto mengabadikan momen tahun ini yang tak akan mereka sia-siakan. Itung-itung sebuah kenangan yang dapat digunakan untuk mengingat sesama teman jika sudah berpisah nanti.

"Semuanya udah siap kan?"tanya Iyan.

"Sudah."jawabnya serempak.

"Oke, sebelum kita masuk ke atas panggung. Lebih baiknya kita berdoa dulu agar penampilan kita nanti sukses dan lancar."

Iyan mengintruksikan teman-temannya untuk berkumpul melingkar, berdoa bersama meminta kelancarannya saat akan tampil nanti.

"Lima menit lagi giliran kita. Semangat!"

"Oke."jawabnya serentak.

Sembari menunggu giliran masuk, Geby nampak kesulitan dengan gaun khas Putri Snow White - miliknya. Lagi-lagi dia membenarkan gaunnya yang memang modelnya besar dan mengembang di bagian bawah.

"Panas."keluhnya mengipasi wajahnya yang sudah di lapisi make up natural.

Padahal di depan Geby duduk sudah ada kipas angin yang menyala, tapi rasanya masih tetap panas dan gerah. Mungkin karena ia memakai gaun super ribet dan yah, Geby tidak pernah memakai baju seperti ini sebelumnya.

"Bi."panggil Dimas lalu duduk di samping Geby.

"Lo gak deg-degan kan?"

Geby menoleh ke arah Dimas. Melihat Dimas yang tampak keren dan gagah dengan balutan kostum ala Pangeran. "B aja. Lo sendiri gimana?"

Dimas tersenyum tulus menatap cewek yang ada dihadapannya. Geby terlihat begitu manis saat memakai bando pita berwarna merah yang nampak kebesaran di kelapanya.

"Gue fine."

Hari ini Dimas benar-benar terpesona oleh kecantikan yang dimiliki Geby.

"Lo cantik pake gaun ini bi."ucap Dimas masih betah menatap Geby.

"Lo juga keren hari ini."

Dimas tersenyum tipis mendengarnya. "Gue kesana dulu, lo gapapa disini sendiri?"

Geby menggeleng pelan. "Gapapa."

"Gak usah takut ya tuan Putri, kalo takut teriakin Pangeran aja. Pasti gak dateng kok."Dimas terkekeh.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang