chapter twelve

660 30 0
                                    

Geby sudah memakai kaos lengan pendek berwarna pink, celana jogger warna putih serta sepatu sneakers putih. Sama seperti Ellen,tapi bedanya kalau Ellen memakai kaos yang berwarna hitam.

"Huh,capek jugak ya sampe mandi air keringat."ucap Geby ngos-ngosan.

Ellen mengangguk kepala setuju lalu menghampiri Geby duduk disampingnya. Yah,mereka sedang beristirahat disalah satu kursi yang ada di taman kota jakarta.

Disini cukup ramai banyak orang-orang yang melakukan hal sama seperti Geby dan Ellen,ada banyak anak kecil bermain dengan keluarga kecilnya ada juga orang berpacaran duduk dikursi sambil menikmati sinar matahari pagi, tapi disini lebih dominan anak remaja yang melakukan jogging karna hari ini weekend.

"Perut gue belum sixpack harus ekstra giat olahraga nih gue."ucap Ellen sambil meraba perutnya sendiri.

Geby memutar bola matanya jengah. Padahal Ellen diajak berlari saja tidak mau,baru satu putaran sudah merasa lelah katanya. Bagaimana mau punya perut sixpack kalau malas berolah raga seperti Ellen.

"Bel gue mau beli air minum,lo mau nitip nggak?"tanya Geby.

"Iya mau, satu ya airnya."balas Ellen yang tengah mengipasi wajahnya dengan telapak tangan.

"Oke lo diem disini ya jangan ninggal!"ucap Geby was-was.

"Iya nggak bakal,udah sana buru gue haus ini."usir Ellen.

Geby segera beranjak mencari warung terdekat untuk membeli air mineral. Hari mulai panas terik matahari pun menyengat dikulit karna ini sudah menunjukkan pukul 10:15.

"Bu beli air mineralnya dua ya."ucap Geby.

"Ini neng semuanya 10 ribu."

"Makasih bu."ucap Geby sambil menyodorkan uang berwarna ungu.

"Sama-sama neng."Geby membalasnya tersenyum.

Geby berjalan menuju bangku taman Ellen berada. Langkahnya terhenti melihat Rakan sedang duduk sendirian dibangku taman tidak jauh dari kursi Ellen duduk tadi.

Geby segera menghampiri Rakan yang menunduk kepala matanya terfokus ke ponsel digenggamannya,mata Geby berkeliling mencari seseorang yang mungkin bersama dengan Rakan tapi nyatanya disini tidak ada seorang pun hanya ada Rakan disini. Itu berarti Rakan memang sendirian.

"Hai."sapanya.

Rakan yang sedang bermain ponselnya mendongakan kepala mendapati Geby berdiri dihadapanya sembari menenteng kresek hitam. Tanpa berniat mengajak bicara dengan Geby dia memilih fokus pada ponselnya lagi mengabaikan Geby yang berdiri dihadapannya.

"Lo sendirian aja?"tanya Geby.

"Bukan urusan lo."balasnya datar.

"Gue kan cuma nanya doang masa sama temen sendiri nggak boleh tau?"ucap Geby.

Seperti biasanya Rakan akan bersikap acuh tidak pedulian dengan Geby,jika sekalinya menjawab Rakan melontarkan kata-kata pedasnya.
"Emang lo temen gue?"ucap Rakan dingin.

Deg!

Teman? Bahkan Rakan pun belum menganggapnya teman,dia hanya pernah berkenalan saja. Tapi perkataan tersebut membuat seolah selama ini Geby memang tak dianggap keberadaannya. Jadi selama ini Rakan tidak menganggapnya teman? Dia hanya pernah berkenalan lalu melupakannya begitu saja.

Huh,tak dianggap itu nyeseknya sampe ke hati njir.

"Jadi lo nggak anggap gue temen?kita kan udah kenalan."ucap Geby sesantai mungkin. Apa salah jika Geby ingin berteman dengan Rakan seperti teman Rakan yang lainnya dengan suka hati menerimanya jadi teman.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang