chapter sixty

423 12 0
                                    

Jam dinding di sebuah kamar milik gadis remaja sudah menunjukkan pukul 09.15, namun sang empu belum saja beranjak dari kasurnya. Padahal sudah sejak tadi Geby terbangun, namun gadis bermata bulat itu sangat malas untuk turun, mandi saja belum. Membiarkan badannya yang sudah lengket akibat keringat, dan perutnya yang sejak tadi keroncongan karena belum sarapan.

Kedua kelopak matanya sembab akibat semalam Geby mengalami kebanjiran, iya kebanjiran air mata. Rambut indahnya kini berantak sekali, gembel sangat kusut seperti spray gambar unicorn miliknya yang sudah amburadul.

Tak henti-hentinya gadis itu menatap lesu ke arah layar ponsel yang menampilkan room chatnya dengan Rakan. Iya, semalaman Geby terus memikirkan cowok itu tanpa melakukan apapun. Hanya memikirkannya saja. Mager kan.

"Halo Non Geby!"sapa Mbak Mimin yang muncul dari pintu.

Geby hanya melirik sekilas, lalu kembali menatap ponselnya tanpa mau bersuara sedikitpun.

"Non Geby makan dulu yuk, ntar dimarahin sama Mami loh."

Masih diam. Geby masih enggan untuk mengeluarkan suara, melirik Mbak Mimin saja rasanya malas. Terkadang ART nya itu suka berdandanan heboh sendiri dan bertingkah aneh. Dia memang lumayan gaul.

"Ayo dong Non, daritadi disuruh makan masa nggak mau terus sih? Nanti bisa sakit loh, kita makan yuk?"

"Mami kemana Mbak?"tanya Geby dengan nada lirih. Hal itu membuat Mbak Mimin ikutan sedih.

"Tadi Mami bilangnya mau pergi arisan, nah kalo Non Geb gak makan ntar Mbak Mimin yang dimarahin Mami. Memangnya Non Geby gak kasian sama Mbak Mimin? Yuk makan yuk."

Memang sudah ketiga kalinya Mbak Mimin masuk ke dalam Kamar Geby, tentunya membujuk gadis itu agar mau makan. Tapi yang ada hanya penolakan saja, dan Mbak Mimin tak akan menyerah membujuk majikannya itu. Yaiyalah, nanti malah kena imbasnya dari Nyonya besar. Padahal sih Geby sudah busung lapar sejak tadi, namun yah gengsi.

"Yaudah Geby mau mandi dulu biar cantik."Geby bangkit dari rebahan panjangnya.

Mbak Mimin merasa senang majikannnya itu telah luluh karena bujukannya. Geby sudah memasuki kamar mandi untuk melakukan ritualnya, sambil menunggu, Mbak Mimin pergi menuju dapur untuk menyiapkan sarapan spesialnya untuk Tuan Putri.

Selesai dengan urusannya di kamar, akhirnya Geby turun menuju lantai bawah untuk menemui sarapannya. Di atas meja sudah ada sarapan miliknya yang telah disiapkan oleh Mbak Mimin tadi.

"Nih dimakan ya sampe habis, Mbak Mimin mau ke rumah samping ada urusan."kata Mbak Mimin yang hanya dibalas anggukan oleh Geby.

Pasti Mbak Mimin mau tepe-tepe sama Satpam-nya tetangga.

Rasanya sangat sepi sekali. Hari libur bagi Geby tidak ada enak-enaknya, harus di rumah sendirian. Karena memang setiap hari minggu Liza akan menghadiri arisan dengan teman-teman sosialitanya, dan Harris? Dia masih belum pulang dari Prancis. Mereka sok sibuk memang, udah kaya 'orang kaya' aja.

Merasa sudah kenyang, Geby langsung menuju ruang tengah akan menonton TV saja untuk mengusir rasa bosan. Huh, mengapa Geby merasa kesepian seperti ini? Berbanding kebalik dengan Ellen yang jika di rumah sendirian, pasti anak itu akan lebih senang dan merdeka bisa malas-malasan di rumah tanpa melakukan apapun. Terkadang anak itu jika tidur seperti 'orang koma'.

Ah, jadi rindu dengan Ellen dan Melly. Mereka sedang apa ya kira-kira? Ellen pasti sedang dengan bobo bar-barnya, dan Melly pasti ngehalu bobroknya. Dan Rakan? Huh, Geby rasa saat ini dia tidak akan memikirkan Rakan dulu. Biarkan dia melupakan semuanya sejenak, hey ini masih liburan panjang loh. Jangan sampai digunakan untuk bergalau-galau ria.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang