chapter forty one

442 16 0
                                    

Dimas berjalan menghampiri meja tempat Geby. Disana nampak Geby duduk dikursi sibuk bermain ponselnya.

Mungkin Geby terlalu fokus dengan ponselnya entah apa yang Geby lakukan pada ponselnya tersebut. Sampai tidak sadar kehadiran Dimas yang sudah duduk di atas meja yang berada tepat di meja depan Geby.

"Bi."panggil Dimas.

"Lo udah baikan? Kakinya udah nggak sakit lagi?"

Mendengar suara berat tersebut Geby mendongak untuk melihatnya. "Gue baik-baik aja kok."

"Nggak ke kantin? Lo belum makan pasti."

"Udah kok, tadi gue titip sama Ellen Melly."jawab Geby sekenanya.

Dimas menghela nafas panjang. "Tadi kenapa lo bisa jatuh?"

"Bisa aja lah Dim, semua orang pasti pernah jatuh."jawab Geby.

"Iya maksudnya penyebab lo jatuh itu apa Bi."

"Itu-  "

"Hei hei hei! Epribadehh!!!"teriak Melly dari ambang pintu.

Mendengar teriakan nyaring dari Melly, Geby dapat menghela nafasnya lega. Selamat, Geby menunda untuk menceritakan kepada Dimas atas kejadian sebenarnya di koridor. Jika begitu nanti masalahnya tambah panjang, pasti Dimas akan berpikir yang tidak-tidak. Apalagi Rakan terlibat dalam kejadian tadi.

Memang sejak Dimas menolong dirinya, Dimas hanya diam saja tak banyak bersuara. Apa mungkin Dimas marah? Tapi harus marah dengan siapa, dan apa masalahnya.

"Diem!"cekat Ellen membekap mulut Melly menggunakan telapak tangannya.

"Modus lo Bel! Anjir tangan lo bau bangke tikus."

Ellen tidak mengindahkan perkataan Melly, dia menghampiri meja Geby yang disana juga ada Dimas.

"Dim lo pergi sana."usir Ellen.

"Lo ngusir gue?"tanya Dimas dengan begonya.

"Iyalah tulul. Gue mau ngomong sama Geby ini masalah cewe, lo nggak perlu tau."jelas Ellen.

"Pergi aja napa, lo bukan siapa-siapa disini. Huss jauh-jauh."tambah Melly berniat untuk mengusir Dimas.

"Banyak bacot lo berdua, iya gue bakal pergi kok."ketus Dimas bangkit dari duduknya.

"Balik sini bawa mie ayam ya Dim!"teriak Melly.

"Ogah!"jawab Dimas berteriak tak kalah lantang.

Sepergiannya Dimas, kini di meja hanya ada ketiga gadis tersebut. Ellen mengambil duduk di samping Geby, ini saatnya Ellen mengintrogasikan Geby.

"Jadi?"

Geby mengerutkan keningnya bingung, tidak paham apa yang dimaksud oleh Ellen. "Kenapa?"

"Tadi Dimas kesini ngapain?"tanya Ellen kembali.

"Nanyain keadaan kaki gue doang."jawab Geby seadanya.

"Bener itu doang?"

"Iya Annabel."

"Dimas masih perhatian sama lo Geb?"tanya Melly yang dibalas Geby hanya mengedikan bahu.

"Aneh."gumam Ellen yang masih didengar oleh keduanya.

***

"Rakan."

Seorang pria yang dipanggil 'Rakan' lantas menoleh. Dimas menghampiri Rakan yang berdiri di sana menunggu dirinya untuk melanjutkan perkataan yang akan ia sampaikan.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang