chapter fifty five

451 13 0
                                    

Rakan dan kedua sahabatnya baru saja selesai bermain futsal yang berada di DMT Futsal daerah jakarta. Biasanya mereka bertiga menyempatkan waktu untuk latihan futsal dua kali dalam seminggu, sengaja mengambil waktu latihan pada jam tujuh malam dan akan selesai hingga jam sembilan.

Di tempat istirahat yang telah disediakan, ada sebuah meja kayu dengan empat kursi. Rakan sudah mencopot kaosnya, rambut lebatnya basah oleh keringat. Diteguknya sebotol air mineral hingga tandas, wajar saja karena malam ini latihan mereka cukup keras menguras tenaga.

Seharusnya malam ini digunakan untuk belajar, mengingat besok masih ada Ulangan yang berlangsung selama seminggu. Seperti tidak peduli akan waktu belajarnya, ketiga cowok itu tak ingat akan waktu hari semakin malam.

Disampingnya, Gavin menyandarkan punggungnya ke belakang sembari memejamkan kedua matanya. Beda halnya Erlando masih merasakan ngos-ngosan akibat permainan tadi. Cowok itu bernafas tak beraturan.

"Kalian laper gak?"

Seketika Gavin langsung bangun dari tidurnya kala mendengar kata 'laper' yang diucapkan oleh Erlando.
"Makan yok ah! Perut gue keroncongan."

"Masa baru Olahraga langsung makan sih! Sebenarnya niat lo mau bakar lemak apa bukan?"kata Rakan menyindir.

Erlando menyengir lebar. "Bakar lemak sambil nambah lemak juga boleh."

"Jajan doang Kan, buruan lah kita cabut."ajak Gavin yang mulai membereskan barang-barangnya.

"Gue traktir."

Kedua pria itu sontak menoleh kearah Erlando yang tadi bersuara. Yang ditatap malah memasang wajahnya biasa-biasa saja.

"Kenapa? Gak jadi makan?"

"Lo yakin Ndo mau traktir kita?"

"Gak percaya sama tukang ngibul."

Erlando menghela nafas, sudah ia duga pasti kedua sahabatnya tidak akan percaya. Erlando berusaha meyakinkan dengan tersenyum selebar mungkin.

"Muka gue udah meyakinkan belum?"tanyanya.

"Yakin banget!"seru Gavin.

"Langsung aja!"lanjut Rakan dengan penuh semangat.

"Begini dong yang namanya sahabat, jangan suka ngibulin. Rajin sedekah dengan cara sering-sering traktir temen. Lo juga kan yang dapet pahala, kita dapet kesenangannya."Gavin mulai berceramah.

Rakan menggelengkan kepalanya takjub. "Sultan-nya baru keluar. Tambah kaya ya Ndo."

Memang ya, kedua sahabatnya itu pandai dalam memuji. Kebahagiaan pun terpancar langsung dari wajah keduanya.

Erlando menghampiri Rakan dan Gavin, lalu merangkulnya. Kini dia berada di tengah antara kedua pria tersebut.
"Makasih banget Kan Vin, gue jadi gak enak nih."

Sepertinya ada yang ganjal, Gavin pun menoleh. "Kenapa lo yang nggak enak Ndo?"

"Besok kalian siapin jawaban buat gue ya?"

Seakan tidak mendengar perkataan Erlando, kedua pria itu pura-pura tuli. Rakan menghempaskan tangan Erlando yang tadi bertengger di bahunya, dan meninggalkan Erlando begitu saja. Diikuti juga oleh Gavin sama seperti Rakan, meninggalkan Erlando sendirian tidak peduli.

Melihat kedua sahabatnya malah meninggalkan dirinya, dia bertanya pada diri sendiri.
"Woi kok gue ditinggalin sih? Jadi gue traktir gak nih?"teriaknya.

Teriakan Erlando diabaikan begitu saja, Rakan dan Gavin terus berjalan menjauh meninggalkan Erlando.

"Gagal lagi kan!"kesalnya sambil menendang botol bekas dengan sembarang.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang