chapter sixty one

374 16 0
                                    

Seperti janjinya kemarin, Rakan dan kedua sahabatnya sudah berada di dalam Apartemen milik Gavin sejak dua jam yang lalu. Dan mereka bertiga masih bertahan dengan PS-nya.

Mereka bertiga lebih memilih untuk menghabiskan waktu libur panjangnya hanya untuk bermain, tidak ada niatan untuk traveling yang biasa manusia normal lakukan untuk menyegarkan otak.

"Gue menang!"teriak Erlando sambil melempar stic PS nya.

"Baru sekali udah bangga?"cibir Gavin.

"Biarin aja yang penting gue menang, emangnya lo!"

Gavin pun tak terima langsung memprotes. "Eh gue menang dua kali ya!"

"Dua kali menang bangga? Gue hampir kesepuluh kali malah. Biasa aja tuh."sombong Rakan yang sudah bersandar di sofa.

Gavin membalas tatapan sinisnya ke arah Rakan yang menatap dirinya dengan remeh.

"Yang udah pro mah beda lagi."

"Gue mau tiktok an dulu ah, tangannya gatel abisan."

Erlando beranjak menuju kamar Gavin, biasanya pria itu akan menggunakan kamar Gavin hanya untuk bermain tiktok disana. Yah agar lebih leluasa saja, sebab terkadang kedua sahabatnya itu suka meledek bahkan merecokinya. Kan Erlando jadi geram sendiri.

Gavin yang sibuk dengan sosial medianya, dan Rakan yang sibuk menghabiskan makanan yang ada di atas meja. Namun tiba-tiba Rakan teringat sesuatu, dia pun menoleh ke arah Gavin yang ada di atas sofa. Karena sejak tadi Rakan duduk lesehan dilantai, akhirnya menghampiri Gavin duduk disebelahnya. Gavin peka, sambil melirik sekilas pria itu mengeluarkan suara.

"Apa?"

"Vin caranya ngobatin cewe yang lagi marah tuh gimana?"

Akhirnya pria bermata sipit itu menoleh manatap sepenuhnya ke arah Rakan. Bisa dilihat wajah Rakan yang lumayan serius, dan itu membuatnya menyerngitkan dahi.

Rakan tepat mencari seseorang untuk menemukan solusi. Karena dengan adanya si Playboy Gavin, sekedar solusi pasti gampang baginya. Dia sudah berpengalaman sekali sejak dulu.

"Lo pikir diare segala diobatin."celetuknya.

"Geby marah sama gue, tapi gue ga tau dia marah kenapa."

"LO WARAS?!"teriak Gavin memasang wajahnya tak santai.

"Alhamdulillah sih waras."jawab Rakan masih dengan muka lumayan seriusnya.

"Goblok! Kenapa malah dijawab!"

"Kan lo nanya tolol!"sarkasnya.

Oke, sekarang Gavin malah bingung dengan apa yang dikatakan Rakan. Sebab, pria itu memasang wajah serius tapi datar namun omongannya terlalu santai. Kan jadi ragu, kalo Rakan tiba-tiba nge prank!

"Gimana critanya Geby marah sama lo?"

"Gue nolak dia pas minta jalan sama gue."jelasnya.

"Lo bisa tau kalo Geby beneran ngambek? Masalah kecil gitu Geby paling cuma kesel karna punya pacar ga peka kek lo!"

"Dua hari ga chat gue, biasanya suka spam. Ciri-ciri cewe ngambek kan?"jawab Rakan sambil menaikkan satu alisnya, Gavin mengangguk membenarkan.

"Lo ada kabarin dia? Chat gitu atau ga telpon."tanya Gavin yang diberi balasan dengan gelengan saja dari Rakan.

Tentu saja Gavin semakin melebarkan bola matanya menatap sahabatnya tak percaya. Inilah yang ditakutkan Gavin sejak awal, Rakan akan tetap cuek walaupun Geby sudah berubah menjadi status pacarnya. Jika dilihat-lihat dari hubungan mereka, memang tidak ada yang spesial. Rakan cuek dan Geby si tukang Ribet.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang