chapter forty nine

435 20 0
                                    

"Katakan Peta! Katakan Peta!"

"Apakah kamu melihat Kantin?"tanya Erlando dengan logat bahasa serial kartun yang biasa ia tonton di Youtube.

"Iya!"jawab Gavin dengan semangat.

"Dimana?"

"Disana."

"Dimana?"

"Disana! Di belakang lo, ketutupan."

"Dimana? Aku tidak melihatnya."

"Disana! Ngadep belakang makanya, tuh liat ada Kantin segede gitu."ucap Gavin memaksakan Erlando agar berbalik badan.

"Itu dia disana Kantinnya!"

"Dari tadi gue bilang ogeb! Lo nya aja yang goblok gak mau balik badan."kesal Gavin.

Rakan meringis ngeri menatap kedua sahabatnya bertingkah laku aneh. Apa mereka tidak malu jika saat ini menjadi pusat perhatian?

"Hey hey, Hey Tayo. Apakah kamu melihat Kantin?"tanya Erlando kepada seorang siswi yang kebetulan lewat. Melihat dari bad name nya, siswi itu anak kelas sepuluh.

"Udahlah Ndo jangan diterusin, kesel gue lama-lama sama Dora."ucap Gavin, lalu menyuruh siswi tadi agar pergi.

"Kenapa sih lo kaya gak suka gitu sama Dora?"

"Soalnya Dora punya Monyet."jawab Rakan.

"Memangnya kenapa kalo Dora punya Monyet? Salah?"

"Iya salah, karena yang jadi Monyet bukan lo."balas Gavin tanpa dosa.

"Gue gak maksud."gumam Erlando memandangi Rakan dan Gavin yang sudah duluan pergi meninggalkannya.

***

Dug.    Dug.    Dug.

Pantulan bola besar di atas tanah menimbulkan suara yang cukup kencang. Apalagi sorak-sorai dari bangku penonton menambah area Lapangan outdoor menjadi ramai.

Di SMA 3 Lafonte memiliki 2 tempat Lapangan Olahraga. Lapangan Utama biasanya digunakan untuk seperti Upacara, Bola Basket Outdoor, Bola Voli, Sepak Bola, dll. Dan Lapangan Indoor seperti untuk Bola Basket, Bulutangkis serta Futsal.

"Eh ada anak Basket, kita liat bentar yuk."ucap Melly antusias.

"Males ah gue mau cepet-cepet sampe rumah."balas Ellen yang sibuk menggeledah tas gendongnya yang sengaja ia gendong di depan.

"Itu ada Kak Gio."

Melly langsung menoleh saat Geby menunjukkan jari telunjuk ke arah Lapangan.
"Mana? Mana Kak Gio?"

"Ayok kita kesana."Melly mengambil tangan Geby agar mengikuti langkahnya pergi.

"Melly jangan diseret! Annabel sini lo."teriak Geby, tapi seakan Melly menulikan telinganya dan terus menyeret Geby.

"Tungguin gue!"Ellen berteriak dan langsung menyusul kedua sahabatnya.

Ketiganya sampai di pinggir Lapangan yang jauh dari kerumunan para penonton. Tumben sekali hari ini Lapangan masih ramai, biasanya tak akan seramai ini jika ada anak Basket yang sedang latihan. Mungkin karena ada anak Kelas duabelas yang dominan bejibun cogannya.

"Isinya anak Kelas sepuluh."gumam Melly melihat kerumunan disana, para siswi tengah meneriaki anak Basket.

Ellen berhasil menemukan botol minum Tupperware berwarna abu miliknya. Selanjutnya dia meneguk air mineral yang ia bawa dari rumah hingga air itu tersisa setengah.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang