chapter nineteen

540 25 0
                                    

Keduanya menyerngit melihat Erlando begitu takut, perasaannya juga was-was seperti cenayang akan terjadi sesuatu.

"Woy Ndo lo kenapa?"teriak Gavin.

"Kabur Vin kabur."ajak Rakan tanpa pikir panjang.

Berlari tak tentu arah yang diikuti Gavin di belakangnya. Juga kuwalahan dengan wajah panik. Saking paniknya Gavin sempat tersandung saat berlari.

Setelah lelah berlari dan mereka bertiga sekarang berada di belakang kelas, duduk di kursi yang terdapat di sana. Biasanya digunakan untuk siswa nakal membolos.

Ketiga nya duduk di sana sambil mengatur nafasnya yang tidak teratur,karna tadi mereka berlari saking kencangnya.

"Kalian kenapa ngikutin gue?"tanya Erlando.

"Tadi lo lari, ya kita ikut lari lah!"balas Gavin.

Gavin menepuk bahu Rakan cukup keras. "Kan tadi lo kenapa lari?"

"Nyusul Lando lah."

"Lah? Berarti gue ngikut lo lari dong."

Gavin mengatur nafasnya yang patah-patah. "Tadi- hhh lo kenapa lari?"

"Gue liat sesuatu yang menakutkan, warnanya item bisa gerak."ucap Erlando memburu.

"Tikus Afrika lagi joget?"tebak Rakan.

"Bu-kan."

"Mengeluarkan bau?"tebak Gavin.

"Bisa jadi."

"Kambing kan bau kaya lo!"

"Bukan."

"Apaan elah! Tinggal jawab apa susahnya."

"Sesuatu yang menakutkan, berwarna hitam, cebol, dan mengeluarkan bau."jelas Erlando semakin greget dengan sahabatnya yang belum saja paham.

"JONO!"jawab Rakan dan Gavin bersamaan.

Flasback on.

Seseorang melambaikan tangannya ke arah pria yang tengah berbincang dengan kedua pria lain yang membelakangi dirinya.

Dari kejauhan dia bisa melihat raut wajah tidak enak dari orang yang sempat dia lambai tangan tadi.

"Dia kenapa?"gumamnya heran.

Tiba-tiba saja Erlando berlari kencang sampai kuwalahan, saat menengok ke belakang dan ke arah samping. Tapi tidak menemukan sesuatu apapun, Jono menjadi bingung sendiri.

Dan saat menghadap ke depan lagi semua orang tidak ada, ketiga pria tadi menghilang secepat kilat.

"Woy kalian kenapa pada lari?!"panggil Jono berteriak.

Cowok bertubuh bantet dan mempunyai kulit yang gelap itu menggarukan tengkuk lehernya, merasakan hawa keanehan. Lalu kembali meraba wajahnya sendiri.

"Segitu ngerinya ya ngeliat wajah ganteng gue?"

Flasback off.

***

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang