chapter thirty seven

411 17 0
                                    

"What the!-  ."pekik Melly.

"Kenapa gue yang jadi Nenek Sihirnya sih!"

Sam berdecak. "Karna emang lo yang lebih pantes."

"Nggak setuju! Seharusnya yang jadi Nenek Sihir itu Nita! Dia kan jahat."protes Melly.

Sengaja menekankan kata 'jahat' tak lupa melirik ke arah Nita yang sedari tadi diam saja.

"Nita udah dapet peran."

"Tukeran kan bisa. Pokoknya gue ogah jadi Nenek Sihir, masa gue jadi keriput sih. Kan jelek."cerocos Melly.

Iyan makin pusing dibuatnya melihat perdebatan Melly yang suka berteriak-teriak jika bicara.

"Muka pas-pasan gitu sok kecantikan banget sih lo."ejek Ellen yang sudah sumpek mendengar celotehan Melly.

"Mel kalo lo masih aja nolak, gue bakal jadiin lo sebagai pohon."ancam Iyan.

Melly geram terhadap Iyan, ia membuang nafasnya kasar. Dirinya sudah dipojokkan oleh temannya yang lain saat ini, jadilah dia tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya bisa bergerutu di dalam hati.

"Oke! Gue Yes."cekat Melly walau dengan terpaksa.

"Sekarang siapa yang bakal jadi Putri nya?"tanya Iyan.

"Clarissa atau Geby?"

Dengan wajah cengo Geby meminta penjelasan kepada Iyan.
"Kok gue sih Yan?"protes Geby.

"Lo nggak mau Geb?"tanya Ellen.

"Nggak ah, gue nggak bisa."

"Berarti Clarissa?"

"Jangan gue deh, dialognya banyak. Gue takut nggak hapal."cicitnya.

"Terus siapa kalo nggak ada yang mau?"tanya Iyan mulai frustasi.

"Gue mau kok, lahir batin malah."celetuk Melly.

"Jangan! Ntar pada bubar yang nonton."ucap Panji.

"Anjay sekali kau."

"Geby lo jadi Putri nya ya? Gue lebih suka kalo lo yang jadi peran utama."ucap Iyan.

"Ayolah Geb, ini demi kelas kita juga."

"Iya Geb lo kan cantik, badan lo ideal. Cocok banget kalo jadi Putri."tambah Clarissa.

"Kenapa nggak lo aja sih Cla?"

"Jangan deh. Gue nggak bisa."

Geby sempat berpikir sejenak. "Gimana ya?"

"Iya terima aja Geb."

Dengan ragu Geby menjawab. "Yaudah deh gue jadi Putri, pemeran utama."

Iyan tersenyum senang mendengarnya, karna memang sejak tadi dia pusing menghadapi teman-temannya yang susah di atur.

"Oke, brarti yang bakal jadi Pangeran adalah Dimas."

"WHAT!"teriaknya bersamaan kecuali Iyan dan Dimas.

"Kok gue sih?"heran Dimas.

"Iya dong, lo sama Geby kan cocok."jawab Iyan santai.

"Oke sekarang kita mulai latihannya."sambung Iyan.

Semuanya hanya bisa terbengong melihat Iyan yang akan beranjak duduk. Terlebih Geby masih kaget mendengar ucapan Iyan barusan.

"Lo sengaja ya menyatukan gue sama Dimas?"tanya Geby tak terima.

"Lah? Kalian berdua emang cocok kok."

"Masa lo nggak konfirmasi dulu sama gue buat keputusan."ucap Geby dengan nada kesal.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang