chapter fifty six

453 13 0
                                    

Tak terasa waktu begitu cepat, seminggu berlalu SMA 3 Lafonte telah melaksanakan UAS dengan lancar. Dan kini tinggal menunggu waktu yang sudah ditunggu-tunggu pastinya, besok adalah hari dimana para orangtua datang ke Sekolah untuk mengambil rapot milik murid masing-masing.

Berhubung semua Kelas dibebaskan dari mata pelajaran, tak heran jika begitu kantin menjadi ramai. Seperti Geby dan Rakan serta teman-temannya pun ikut dalam satu meja bersama.

"Enak banget sumpah! Enak anjir."

Geby senyum sumringah mendapat pujian dari Erlando. Tadi pagi Geby sengaja membawa roti bakar dengan jumlah lebih banyak, karena ingin membagikan kepada teman-teman Rakan yang lain.

"Cara makan lo kaya babi!"celetuk Gilang menatapnya dengan jijik.

"Thanks ya Geb."ucap Gavin mewakili teman-teman yang lain.

"Iya sama-sama."

"Besok lo bawa lagi ya Geb, yang banyak tapi."

Selesainya ucapan itu, sebuah tangan mendarat tepat di atas kepala. Erlando menjitak kepala Jono cukup kencang, yang membuat sang empu meringis kesakitan. "Sakit monyet!"

"Dasar celamitan! Dikasih gratis malah minta lebih."

"Lo juga mau kan pasti? Kita tuh sama aja! Nggak punya malu."

Erlando menatap ngeri. "Ogah banget disamain sama lo Jengklot."

Sedangkan Geby hanya diam memperhatikan pertengkaran antara Erlando dan Jono. Hingga tiba-tiba siku Erlando tak sengaja mengenai dahi Geby yang memang duduk disebelahnya, membentur cukup keras dan membuat Geby mengaduh sakit.

"Aww, sakit Lando!"

Geby memukul kepala Erlando menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memegangi dahinya yang kesakitan.

Melihat Geby yang nampaknya meringis menahan sakit, Erlando jadi kasihan dan merasa bersalah.

"Duhh mulut mercon jadi korbannya, gara-gara lo sih Jon!"

"Kok gue sih! Lo duluan yang mulai."elaknya tak terima.

"Sorry ya."Erlando berniat untuk mengusap-usap dahi Geby yang tadi tak sengaja ia pukul.

Tapi sebelum Erlando menyentuhnya, tangan Erlando giliran mendapat pukulan tiba-tiba dari Rakan. Dan tentunya Erlando mendapat tatapan tajam dari Rakan.

"Lain kali ati-ati dong Ndo kalo becanda."

"Iya-iya Kan, cewek lo gak bakal lecet parah kok. Tenang aja."

Jono ikut serta bersuara. "Masih utuh Kan, Geby tetep pendek kok."

Geby langsung merubah raut wajahnya menjadi kesal. "Kalo gue pendek lo apaan? Bogel."

"Bahahahaa Bogel idup!"Iyan langsung tertawa terbahak-bahak disusul pula oleh temannya yang lain.

Dengan hebohnya Erlando tertawa puas sambil menggebrak meja. Mengejek Jono adalah salah satu yang menyenangkan.

"Pendek teriak Bogel. Sama-sama cebol nggak usah bangga!"

Tawa mereka semakin pecah, sampai menyita perhatian isi kantin. Memang ya bahagia itu sederhana, hanya dengan saling mengejek pun sudah membuatnya mengocok isi perut mereka.

Tak kuasa menahan tawanya, perut Erlando kesakitan akibat terlalu berlebihan tertawa. "Udah woi! Capek nih."

"Kamu kok ikut ketawa sih?"kata Geby masih merajuk.

Perlahan Rakan menghentikan tawanya, dan menatap penuh ke arah gadis di sampingnya.
"Kan lucu."jawabnya dengan polos.

"Harusnya kamu gak usah ketawa!"

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang