Gadis yang memakai hoddie crop merah itu meringis menahan rasa sakitnya. Tangannya sibuk menekan lututnya yang terasa ngeri dan perih.
"Masih sakit?"tanyanya.
Dengan polosnya dia mengangguk. "Tapi dikit. Untung gak berdarah."
"Mau dipijit gak?"
"Gak usah, lagian cuma keseleo doang besoknya paling udah sembuh."
Malam ini Rakan dan Geby memang tengah berada di sebuah taman kota, tempat ini selalu ramai apalagi jika malam minggu. Tadi setelah makan malam, keduanya memutuskan untuk mampir di salah satu kursi taman yang ada disini. Menikmati malam panjangnya bersama di tempat ternyaman yang akhir-akhir ini menjadi tempat andalannya.
Ting!
Ponsel milik Rakan bergetar, Rakan membuka suara notifikasi tersebut. Ternyata sudah ada spam chat dan dua panggilan tak terjawab.
"Siapa Rakan?"tanya Geby yang duduk disampingnya.
"Dimas."
Geby hanya mengangguk saja, lalu matanya sudah sibuk berkeliling menatap satu per satu orang-orang disini yang sempat berlalu lalang.
Bahkan gadis bermata bulat itu tidak sadar jika sejak tadi Rakan menatapnya dengan lekat, benar-benar memandanginya disetiap sisi wajah cantik Geby.
"Geby."
"Iya Rakan?"
Beberapa detik Rakan terkesiap saat mata indah itu balik menatapnya dengan tatapan penuh binar. Jangan lupakan jika senyuman bibir mungilnya yang selalu melengkung ke atas.
"Sejak kapan lo kenal Dimas?"
Geby menyerngitkan dahinya, tumben sekali Rakan bertanya hal seperti ini. Tapi tetap saja Geby akan menceritakannya, dia tidak mau ada rahasia-rahasia lagi diantara Geby dan Rakan.
Ini sudah saatnya Geby lebih terbuka dengan Rakan. Dia tidak mau ada kesalahpahaman diantarnya, toh dia tidak akan pernah berbohong dengan Rakan. Rakan pacarnya, dan Geby tak mau melepaskan Rakan sedikitpun. Karena Rakan hanya miliknya.
"Aku, Dimas, Melly sama Annabel itu sahabatan dari Kelas satu SMP. Kita bertiga baru kenal Dimas waktu awal masuk SMP sih, tapi kita sering bareng dan akrab banget."
"Tapi waktu kita udah Kelas dua, Dimas ternyata ada rasa suka sama diantara kita bertiga. Orang itu Geby. Sebenarnya dari awal Dimas deketin kita bertiga itu cuma biar lebih deket sama aku, karna dia emang udah suka sama aku, udah jatuh cinta sama sahabatnya sendiri. Waktu Dimas nyatain perasaannya sama aku, aku marah dong. Marah banget soalnya Dimas udah berani suka sama aku udah lama banget dan aku gak pernah tau itu, akhirnya aku jauhin Dimas biar perasaan Dimas ke aku hilang perlahan, kalo bisa Dimas benci sama aku."
"Tapi kenapa lo baik-baik aja sama Dimas?"potongnya.
"Kelas tiga SMP Dimas pindah Sekolah di Bandung, aku kira Dimas marah gak terima sama aku dengan menghindar pindah Sekolah. Ternyata bukan, Dimas pindah atas kemauan orangtuanya. Nah aku gak tau pas masuk SMA bakalan ketemu lagi sama Dimas, awalnya aku sedikit kecewa dan marah. Tapi waktu Dimas narik aku ke taman belakang, ternyata Dimas mau minta maaf dan jelasin masalah yang dulu-dulu. Akhirnya kita baikan deh karna Dimas udah janji gak bakal suka lagi sama aku, dia udah gak cinta lagi sama aku. Perasaannya dia ke aku udah mati."
Rakan semakin tertegun mempunyai pacar wujud seperti Geby, selama bercerita tidak ada tanda titik dan komanya. Terus berceloteh semakin laju, itulah kehebatan gadis-nya. Pasti jika Geby disuruh ikut lomba debat, seratus persen lulus sensor juara satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERA
Teen FictionDia bukan manusia es bermuka tembok, dialah pangeran bengis yang berhasil ditaklukkan oleh gadis berhati baja. Berbagai cara yang ia lakukan demi mendekati seorang most wanted tampan yang super jutek. Sesuatu yang menjadi bebannya akhir-akhir ini, d...