"Nge-mall kuy!"pekik Geby antusias.
"AYOK!"Melly pun langsung bangkit dari duduk.
Tidak mendapat jawaban dari Ellen, kedua cewek itu menatapnya tajam. "Apa?"
"Lo nggak mau ikut Bel?"tanya Geby.
"Males!"
Geby menghampiri Ellen dan menarik lengannya agar cewek itu berdiri. "Ck! Kebiasaan, ayolah kita jalan-jalan sekarang."
"Gue males, mending dirumah aja."Ellen tak akan beranjak dari duduknya.
"Annabel!"
Ellen gusar, mengusap wajahnya dengan kasar. Apakah kedua sahabatnya itu tidak bisa membiarkannya untuk bersantai sedikit saja? Padahal kan ini hari libur, Ellen akan bermalas-malasan di rumah saja dari bangun tidur hingga akan menjemput mimpi kembali. Biarkan semua orang berkata jika Ellen manusia paling malas di dunia.
Iya, liburan kenaikan Kelas belum ada seminggu, dan Ellen belum menikmati hari liburnya dengan rebahan saja di rumah. Hari libur membuatnya semakin malas.
Setelah satu jam membujuk Ellen dengan berbagai cara, kedua cewek itu tak akan putus asa jika menghadapi Ellen yang sedang susah untuk diajak kompromi. Nyatanya, usaha membujuk Ellen berhasil membuatnya setuju untuk ikut jalan-jalan bersamanya. Jelas, mempengaruhi isi otak Ellen ini memang gampang. Iya, gampang-gampang susah.
"Annabel! Melly! Kita udahan aja yuk."ajaknya sedikit berteriak.
Saat ini ketiga gadis itu berada di salah satu tempat menyenangkan, Timezone. Di sini berisik sekali akibat perpaduan suara musik yang berasal dari beberapa game yang ada disini.
"Kenapa?"tanya Ellen menghampiri Geby.
"Gue laper! Kita makan aja."
Sebenarnya Ellen masih ingin bermain disini, tujuannya ikut dengan kedua sahabatnya ya karna ingin bermain Timezone tentunya. Tapi mengingat mereka sudah bermain tiga jam lamanya, perut pun belum diisi. Alhasil Ellen mengikuti ajakan Geby.
"Gue juga laper sih."
"Ngikut aja deh."
"Tapi abis ini langsung pulang ya? Gue capek banget nih."Ellen memelas. Keduanya hanya mengangguk setuju.
Ketiganya mulai menjauhi area Timezone, tujuannya sekarang adalah makan. Dia akan mencari tempat untuk makan yang berada di sekitar sini saja. Dan yah, pilihan mereka jatuh pada sebuah cafe sederhana dengan plang nama bertuliskan 'Nikmatin aja'.
"Cola-nya dua, jus orange satu."Geby menjelaskan pesanannya kepada salah satu bartender.
Setelahnya waiter wanita itu pergi dari meja yang ditempati ketiga gadis tersebut, meja nomor 04.
"Mbak-nya judes banget! Tau gitu yang cowok aja kek."protes Melly.
"Mungkin karna belum dapet gajian dari bosnya, jadi suntuk gitu."balas Ellen.
Geby terkekeh mendengarnya. "Kasian Mbaknya."
"Eh kalian tau gak? Gue diajak jalan dong sama doi."ucap Melly tersenyum lebar.
"Siapa?"
"Namanya Anja, dia sepupu jauh gue. Gila gue nggak percaya bisa punya sepupu ganteng kaya dia."
"Anjay maksud lo?"
"Anja. Nggak pake 'Y' Geb!"ralatnya.
Ellen menghela nafasnya. "Padahal libur gini gue mau dirumah aja, tapi kata nyokap ada acara keluarga gitu besok. Dua hari lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
GERA
Teen FictionDia bukan manusia es bermuka tembok, dialah pangeran bengis yang berhasil ditaklukkan oleh gadis berhati baja. Berbagai cara yang ia lakukan demi mendekati seorang most wanted tampan yang super jutek. Sesuatu yang menjadi bebannya akhir-akhir ini, d...