Seorang pria dengan penampilan berantakan yang tengah duduk di meja berdecak, merasa bosan hampir dua jam disini hanya duduk manis sambil mengemut permen milkita. Sudah ada lima bungkus permen yang jatuh tanpa dosa di atas tanah.
"Kapan bel sih, pegel nih duduk mulu sampe pantat gue tepos."
"Tiga belas menit lagi deh kayanya."jawab Gavin yang masih asik bermain game diponselnya sambil berjongkok. Apa dia tidak pegal?
Satu orang lagi masih betah dengan dunianya, duduk bersandar di sofa sambil memejamkan kedua matanya, padahal sejak tadi ia tidak bisa tidur. Rakan sama hal nya dengan Erlando, sudah jenuh menunggu bel istirahat berbunyi dengan berdiam diri di rooftop. Jika turun ke bawah pun sama saja mereka mencari mati, karna biasanya saat jam belajar Bu Roro berkeliaran di sepanjang koridor.
Mereka bertiga memang membolos hari ini, dikarenakan ini adalah mapel nya Bu Rika. Yang selalu mengomel tidak jelas, apalagi dikelas suka memberikan soal perhitungan yang sangat sulit. Guru matematika yang tidak niat mengajar anak muridnya, sedangkan muridnya yang tidak pernah paham jika diterangkan.
Rakan bangkit dari tidurnya melangkah ke arah pintu rooftop. Meninggalkan kedua sahabatnya.
"Kan lo mau kemana? Ntar ketahuan Bu Roro."seru Erlando.
"Ini udah jam istirahat, lo masih mau duduk di situ sampe pulang?"ucap Gavin berlari menyusul Rakan.
"Woy tungguin dong! Bisa nggak sih kalian ingat kalo masih punya temen super ganteng ini."
Rakan dan Gavin tidak mempedulikan celotehan dari Erlando yang sedang kumat.
***
Geby dan Melly berlari ke arah kantin menyusul Ellen yang sudah ada disana. Saat bel istirahat berbunyi Ellen langsung ngacir keluar kelas, padahal guru masih ada di dalam kelas belum selesai membereskan bukunya.
Sesuatu yang sangat Ellen benci adalah tidak suka berdesakan saat di kantin jika sudah ramai, dia pun takut jika tidak kebagian meja yang alhasil tidak bisa makan. Itu hal yang sangat menyebalkan, dan dia akan marah tidak jelas.
"Kalian mau makan apa?"tanya Geby kepada kedua sahabatnya.
"Apa aja, yang penting jangan makan temen."celetuk Melly dengan nada meninggi.
Sontak siswi yang duduk tepat di belakangnya langsung menegang, merasa tersindir oleh ucapan Melly tersebut. Dia adalah Nita.
Semenjak Nita tidak bersama lagi dengan rombongan Geby, dia tidak mempunyai banyak teman. Karna semua teman kelasnya tahu, perihal yang terjadi antara Nita serta sahabatnya dulu. Mereka menjadi benci dengan Nita dan menjauhinya. Miris.
"Ah mantap! Dikasih saos nggak Mel?"guyon Ellen.
"Pake sambel Bel biar makin HOT."ucap Melly terkekeh.
Geby memandangnya malas. "Oke terserah ya, gue pesenin mie ayam."
Geby berlalu meninggalkan kedua sahabatnya yang tengah ngakak, atau mungkin asik menyindir Nita.
Mungkin kedua sahabatnya itu sudah terlanjur sangat benci dengan Nita, mengingat saat dulu masih berstatus sahabatnya Nita paling pengertian dan selalu baik kepada semua orang. Sifat Nita yang dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERA
Teen FictionDia bukan manusia es bermuka tembok, dialah pangeran bengis yang berhasil ditaklukkan oleh gadis berhati baja. Berbagai cara yang ia lakukan demi mendekati seorang most wanted tampan yang super jutek. Sesuatu yang menjadi bebannya akhir-akhir ini, d...