chapter thirty one

489 19 0
                                    

"Nggak waras."

Sontak cewek tersebut membuka matanya lebar-lebar, kaget. Dia langsung menoleh ke arah samping yang bersuara tadi.

"LO!"murkanya.

Orang yang diteriaki Geby itu hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

"Nggak usah histeris gitu ah, seneng banget ngeliat cogan."ucapnya tampak santai dan, menyebalkan.

Melihat Erlando yang sudah memasang wajah yang tak enak dipandang, Geby berdecak.

"Ngapain sih disini! Ganggu."

"Lo sendiri ngapain disini? Berdiri di depan gerbang sambil tidur!"

"Gue nggak tidur!"elak Geby menatapnya horror.

"Iya nggak tidur tapi molor."

Tawa keras dari cowok berparas tampan dan manis tersebut sekarang menjadi pusat perhatian, Geby yang melihatnya menggeram marah.

"Hadeehhh, kok lo nggak ketawa sih Geb?"tanya Erlando meredakan ketawanya yang nyaring. Tertawa di pagi hari menguras tenaga juga, nyatanya sampai perut Erlando sakit.

Geby masih tidak bergerak, hanya diam saja tanpa menyahut. Erlando yang melihat Geby menatap dirinya dengan lekat tanpa berkedip menjadi agak salah tingkah.

"Lo nggak pernah liat cowok ganteng ketawa ya?"tanya Erlando dengan percaya dirinya tingkat dewa.

"Ndo.."

Erlando bergumam sembari menata rambut hitamnya. "Iya gue tau, kalo gue lagi ketawa keliatan lebih gantengnya kan."

"Bukan."

Sekarang raut wajah Geby makin serius dan datar. "Ada cabe di gigi lo."lanjut Geby.

Erlando terdiam, mencerna kata-kata yang meluncur bebas dari mulut cewek pendek tersebut. Detik berikutnya, suara tawa yang begitu nyaring membuyarkan Erlando yang tengah mematung. Merasa malu.

Geby langsung berlari meninggalkan Erlando yang tengah gelagapan mencari ponselnya.

"Nggak ada cabe padahal."gumamnya seraya menyengir lebar ke arah kamera ponsel.

"Wah gue dikibulin nih sama mulut mercon!"

Yaiyalah Erlando sangat takut, karna jika benar ada cabe nyangkut disela giginya pasti malu. Tadi dia tertawa dengan mulut dibuka lebar-lebar, jika ada yang melihatnya apalagi para siswi SMA Lafonte bisa-bisa akan ilfil dengan Erlando. Mukanya harus di taruh dimana?

Apakah Erlando mendapat karma karna sering ngibulin temen-temennya? Jika iya, sering-seringlah membuat Erlando kena tipu sampe ngerasa malu luar biasa.

***

Di pagi ini jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh lebih lima menit. Keadaan kelas kian memburuk. Suara gemuruh yang menghiasi isi kelas sudah menjadi kesehariannya. Semua benda pun bergerak, membuat keadaan kelas berantakan.

Ada yang berlarian kesana kemari karna dominan murid kelas XI IPS 3 tengah kelagaban mengerjakan tugas dari Pak Surya. Ada yang sedang tidur pulas, menyapu lantai yang sampahnya terbang kesana kemari karna banyak siswa-siswi yang lewat. Ada juga yang malah tengah bercanda ria sambil menggoda teman siswi nya.

Fyi, kelas Rakan sama Geby masih utuh ya. IPS 3 dan IPS 4, karna memang aturannya seperti itu selama tiga tahun kelas dan muridnya masih utuh. Sistem tanpa rolling.

Di satu meja paling depan ada kerubungan tidak jelas yang menghasilkan teriakan demi teriakan. Denis, si kutu buku serta murid yang pintar itu tengah diributi oleh teman-temannya. Saling bercek-cok demi mendapatkan jawaban tugas Kimia.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang