chapter sixty seven

347 16 1
                                    

Beberapa orang disana memekik histeris, bagaimana tidak di Lapangan tengah ada pertandingan bola basket antar Kelas XII dan XI. Hanya permainan saja sih, namun siapa sangka jika akan banyak penonton di pinggir lapangan yang saling mendukung.

Sudah tiga hari Kelas di bebaskan oleh semua mata pelajaran, kata guru sih hanya untuk istirahat sementara. Lumayan Sekolah dapet uang jajan tapi di sana hanya digunakan untuk main-main saja:v

Jika ada basket, pasti disitu ada Melly! Ya pasti, cewek centil dengan rambut panjangnya yang badai itu akan selalu menampakkan wujudnya. Jelaslah Melly tak akan bisa melewatkan momen-momen dimana para cogan memperlihatkan kehebatan mereka di Lapangan, badannya yang tinggi dan pastinya keren mampu membuatnya meleleh ketika melihat wajah tampannya yang berkeringat. Sexy dan menggoda.

Tak seperti Melly yang kehausan pria tampan, hanya mampu melihatnya dari kejauhan sana. Geby kini duduk bersebelahan dengan Rakan di salah satu bangku panjang.

Walaupun Rakan tak ikut serta bermain basket bersama teman-temannya, dia tetap berada di pinggir Lapangan mengawasi permainan teman-temannya disana.

"Kalo aku jadi Iyan pasti nangis, liat aja tuh dia kepleset sampe jauh gitu."cerocosnya yang masih setia melihat pertandiangan tersebut.

"Iyan kan cowok, pasti kuat."

"Kamu kenapa gak ikut main Rakan?"tanya Geby yang kini menatap pria itu.

"Lagi gak pengen, maunya disini aja."jawabnya sambil tersenyum manis.

"Gak usah main disana panas, pasti nanti kamu capek."

Rakan tersenyum, wajahnya yang terpapar sinar matahari membuatnya menyipit.

Lalu dia bergerak mengambil seragam milik Erlando yang tergeletak di sampingnya. Menaruhnya di kaki Geby guna menutupinya, tepatnya menghalangi kakinya agar tidak kepanasan. Hari ini memang cuaca sedang panas.

"Biar gak panas."katanya.

Hanya perlakuan sederhana namun mampu membuat jantung Geby bergemuruh tak karuan, merasa nge-fly.

"Tadinya di Kelas aja, gak takut kena bola?"kata Rakan, suaranya itulohh lembut sekali.

Geby menggeleng kuat. "Mau nemenin kamu, lagian di Kelas bosen."

"By deketan sini deh, biar gak kepanasan."

Tangan kekar Rakan melingkari pinggangnya, menarik pelan tubuh mungil Geby agar mendekat ke arah Rakan. Dan kini tubuh mereka saling berjarak dekat sekali.

Mulai sekarang Rakan banyak bersentuhan fisik dengan Geby, tidak ada rasa canggung baginya. Padahal dulu saja Rakan paling tidak suka disentuh oleh orang asing, termasuk perempuan.

***

"Geby!"

Lantas gadis yang menggendong tas itu menoleh ke belakang. "Ada apa Dim?"

"Nih list buku LKS yang harus dibeli."ucap Dimas menyerahkan selembar kertas kecil berwarna putih.

"Kok sama lo? Kenapa bukan Iyan?"

"Tadi Iyan keburu pulang dulu, jadi dititipin sama gue."jelasnya. Geby hanya mengangguk.

"Lo mau pulang?"tanya Dimas.

"Iya nih."

Dimas sempat berpikir, namun saat dirinya ingin angkat bicara seseorang lebih dulu datang menghampirinya. Rakan berjalan kearah dirinya dan juga Geby, di belakang Rakan pun ternyata ada Erlando dan Gavin. Mereka bertiga juga sudah membawa tas di punggungnya.

GERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang