dosen cantik

5.2K 429 76
                                    

People say, that college is the best time of your life, and I could not agree more. Begitu menginjakan kaki di kampus ini pun Lala menyadari bahwa aura nya berbeda. Bagaimana Kakak tingkat Peminatan SDM yang asik-asik, atau kakak tingkat manajemen keuangan yang sedikit lebih serius. Namun untuk mahasiswa baru masih terlihat seperti anak SMA yang cenderung bergerombol dan canggung.

Gadis itu memasuki ruang kelas Mata kuliah Pengantar Ekonomi 1 yang akan menjadi matkul pertama yang mereka pelajari. Beberapa anak terlihat sudah menempati meja-meja di ruangan dengan formasi menyebar. Umumnya mahasiswa laki-laki menempati tempat duduk di belakang.

Lala mengurungkan niatnya untuk duduk di baris kedua ketika melihat sosok Gracio berbaring di meja pojok belakang kelas, dengan segera dia menempati meja disebelah Gracio, mengamati laki-laki itu yang sedang tertidur.

Dan tanpa bisa dicegah, memori pertemuan mereka kemarin berputar dalam benak Lala.

***

Girls want attention. Mungkin kata-kata itu dapat mewakili sikap Lala jika dijelaskan secara psikologi. Melihat Gracio memasuki tempat latihan anak UKM Dance, membuatnya sangat bahagia. Mereka saling melemparkan senyum ketika mata mereka bertemu, gadis itu memberi isyarat agar Gracio menunggunya sebentar saja hingga musik yang mengiringi latihan mereka berhenti.

Dan Gracio memberikan 3 hal yang mampu meluluhkan wanita manapun, attention, affection, and appreciation.

Begitu Lala selesai dan mendekat kearah Gracio dan adik-adiknya, Gracio langsung bertepuk tangan dan memuji Lala. Memang gadis itu terlihat sangat memukau dengan kehebatan dance dan ekspresinya yang menggelitik hati.

Belum lagi godaan dari senior-senior dan rekan-rekannya saat melihat Lala dihampiri oleh Gracio, mahasiswa baru yang menjadi favorit teman-teman angkatan dan kakak kelas karena keramahan dan kelucuannya. Fix Gracio gemesin banget!

Mungkin Fakultas Ekonomi dan Bisnis memiliki Vino dan Boby, dua laki-laki idola mahasiswi di universitas. Namun Vino, anak peminatan keuangan yang cenderung pendiam dan kalem atau Boby, anak Peminatan SDM yang cool namun sering tebar pesona itu terlalu tinggi untuk diraih. Mereka hanya bergaul dengan mahasiswi kalangan Shani dan Shania, mahasiswi yang tidak kalah populer. Atau paling tidak dengan teman sekelas mereka, mereka sulit untuk diraih.

Berbeda dengan Gracio yang walaupun penampilannya tidak sekeren Boby atau setampan Vino, namun sikapnya yang ramah, murah senyum, dan menggemaskan jadi idola baru sebagai adik idaman.

Ada satu kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan Lala, Gracio, pun kakak-kakak senior yang menggoda mereka, bahwa jangan membuat wanita berharap. Karena perlakuan Gracio, dan juga seniornya itu mampu membuat Lala susah tidur semalaman.

Aktivitas Lala memandang Gracio membuat dia tidak menyadari bahwa suasana kelas tiba-tiba hening. Bahkan angin yang kadang membuat pohon pohon besar disamping jendela kelas bergoyang seperti memilih diam menikmati kesunyian ruang kelas yang ada di lantai 2 ini.

"MasyaAllah, cantiknya."

Lala baru menyadari ada yang tidak beres dari kelasnya saat ada bisikan bisikan memuja terdengar di area belakang kelas, dengan cepat dia  mengalihkan pandangannya ke sumber semua keheningan ini berasal.

Adalah seorang Shani Indira tengah berdiri dihadapan kelas. Dengan kacamata yang membingkai mata indahnya, serta blazer hitam melapisi kemeja putih tipis yang dikenakan seniornya. Pandangan Shani jatuh pada sosok Gracio yang masih tertidur di mejanya. Tidak ingin Gracio mendapat masalah pada hari pertama, Lala dengan pelan mengusap pundak Cio agar lelaki itu terbangun dari tidurnya.

"Astaghfirullah" Gracio bergumam pelan, kehadiran Shani di kelasnya membuat kesadarannya seketika pulih dengan cepat.

Shani mengabaikan bisikan-bisikan lirih yang dapat dia dengar dengan jelas, dia sudah terbiasa. Dengan pelan gadis itu melangkah mendekati meja dosen.

Head Over Heels [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang