Head Over Heels, merupakan definisi dari orang yang tergila-gila akan cinta, yang mau melakukan apapun demi orang yang dia cinta. Dan Gracio beserta Shani adalah definisi sempurna dari bucin itu sendiri.
Yang 1 polos, lambat, dan ceroboh. Satu lagi...
Shani membanting pintu mobilnya dengan keras, masih kesal dengan orang disebelahnya yang dengan santainya langsung membuka aplikasi game moba begitu pantatnya menyentuh kursi penumpang. Memang saat ini Shani yang menyetir karena mahasiswa baru tidak diizinkan membawa kendaraan selama masa ospek.
"Nanti singgah di toko alat tulis ya Ci, aku harus buat tugas ospek" Gracio belum menyadari medan pertempuran sudah berubah, masih asyik memainkan handphone tanpa memandang ke arah Shani.
"Ini nih yang bikin males kalo satu kampus sama kamu, pasti deh dibikin ribet." Shani melambatkan laju kendaraannya karena akan menyebrang ke toko alat tulis yang terletak di seberang jalan.
Gracio mengerutkan keningnya. Lah kocak, bukannya shani yang memaksanya untuk kuliah dikampusnya yang sekarang?
Masih jelas dalam ingatan Gracio bagaimana perdebatannya dengan Shani, yang tentu saja selalu berakhir dengan kekalahan.
Flashback
Memasuki bulan maret, anak anak SMA disibukkan dengan berbagai macam ujian. Selain ujian di sekolah, mereka juga mengikuti ujian masuk universitas. Gracio pun tentu tidak melewatkan moment itu, dirinya sejak pagi sibuk berdiskusi dengan temannya perihal kampus dan jurusan apa yang akan mereka ambil.
Saat sedang asik berdiskusi, tiba-tiba handphone Gracio berbunyi, memperlihatkan chat dari kekasihnya.
Ibu Negara Gegendut, udah makan siang belum? Gimana pendaftaran snmptnnya?
Belum nih Ci, bingung
Need youu :(
Apanya yang bikin bingung sih? Tinggal pilih yang disenengin doang.
Gitu ya Ci? Yaudah deh aku pilih gitu aja ya
Iyaaa, abis itu makan! Emang kamu pilih dimana?
Gracio sent photo
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Belum sampai 5 detik, tertera nama Shani yang melakukan panggilan telepon. Dengan segera Gracio menjawabnya.
"Halo Sa-"
"Kamu ngapain ambil kuliah di bandung?!" Gracio refleks menjauhkan handphonenya mendengar teriakan ga santai dari Shani.
"Kan tadi katanya ambil yang disenengin."
"Trus kamu seneng bisa jauh jauh sama aku, gitu? Seneng ga ada yang ngawasin?"
"Yaa ga gitu sayang, kan keren gitu kalo cowok kuliahnya disana."
"Ga ada kuliah luar kota, ubah!"
"Iya nanti ya, aku makan dulu laper banget ini"
"Ga ada nanti-nanti! Nanti kamu mager trus lupa. Ganti sekarang!"
"Iya iyaaa"
Dengan wajah cemberut Gracio membuka laptopnya kembali. Untung dia belum save data tersebut. Jika sudah, bisa mati ditangan Shani dia.
"Tadi aja bilang terserah, ikutin passion" Gracio ngedumel pelan.
"Kamu nyalahin aku?" Ternyata suara Gracio masih bisa didengar oleh Shani.
"Eh gak kok Ci, mana mungkin aku nyalahin kamu yang udah bantu nentuin masa depan aku, hehe" Gracio cengengesan.
Shani mendengus, dia sudah tau persis bagaimana pacar alaynya ini. "Mana kirim datamu yang baru"
"Nih nih udah sayangggg, udah ya aku mau makan dulu ntar mau futsal sama temen temen. Dadahhh" Tanpa menunggu balasan dari Shani, Gracio mematikan panggilan tersebut. Segera menghampiri teman-teman yang sudah menunggunya.
Gegendut
Universitas ---------
1. Manajemen
2. Ilmu Hukum
Shani menghembuskan nafas lega setelah sebelumnya dibuat jantungan oleh kekasihnya sendiri. Dirinya belum siap harus LDR dengan Gracio. Gimana dengan Gracio? Ah Gracio bahkan tidak memikirkan sejauh itu. Kalau dia mikir, mana mungkin dia mau pisah jauh sama shani. Ditinggal pulang kampung aja jatuh sakit, tipikal bucin kronis.
*** "Kamu turun sendiri aja, aku males desek-desekan disana. Ini list yang mesti dibeli. Kamu pasti lupa kan, emang kamu yah ga bi-"
Cup
Gracio mencium bibir Shani dengan cepat, membuat Shani seketika terdiam karena ciuman mendadak dari Gracio.
"Udah ih marah-marahnya. Dari bangun tidur sampai sekarang aku dimarahin terus. Aku keluar dulu ya, jangan kangen" Gracio tersenyum jahil kemudian segera keluar untuk membeli perlengkapan untuk Ospek besok. Tidak tega memaksa Shani untuk menemaninya.
Shani akhirnya tersadar dari keterkejutannya. Dengan perlahan dia menyentuh bibir yang tadi dicium Gracio, dan tanpa sadar dirinya jadi tersenyum sendiri. Akhirnya Shani memutuskan untuk turun menemani Gracio. Mana tega dia membiarkan bayi besarnya sibuk sendiri, Shani tidak setega itu.
***
Karena yang tadi pendek jadi double update buat hari ini. Yang minta PGMJ, tolong itu mikirin konsep cerita ga bisa kaya cerita ini yang sambil gegoleran di kasur 🤣 jadi lapak sebelah ga bisa update cepet mohon maaf yaaa.. Kalau ini, kayaknya mau dibuat ringan dan ga panjang-panjang jadi mudah mudahan konsisten terus update 😅